"Masa kemaren Nana nuduh aku nyuri es krimnya, padahal dia sendiri yang makan pas malem-malem." Mashiho melipat tangan di depan dada, menggelengkan kepala sambil menghela nafas supaya lebih dramatis.
"Gatau, deh, ngeselin banget si Mbak kalau udah urusan makanan. Aku juga sering digituin." Haruto ikut dalam sesi ghibah sambil meraih sepotong pizza.
"Emang dia tuh kalau baru bangun tidur suka pikun," kata Yoshinori, berjalan dari arah dapur sambil membawa dua kaleng cola dan satu kotak Milo kecil.
"Udah galak, salah, gak ada malu-malunya, ga minta maaf pula," tambah Haruto lagi, berakhir mengejek, "dasar cebol."
"Ini kalau misalkan didenger Nana, habis deh kita." Mashiho melirik ke Haruto. "Apalagi kamu, udah kayak gali lobang kubur sendiri."
Haruto membalas lirikan itu tak kalah sinis, lalu mendapati suatu aplikasi sedang berjalan di ponsel Mashiho yang terletak di permukaan meja.
"Abang parah ya, gila!" Haruto langsung merampas benda persegi panjang itu, segera menghapus sebuah rekaman suara percakapan mereka barusan. "Cepu banget jadi orang."
"Biarin, biar diceburin lagi hp kamu ke kolam."
"Idih dih dih, padahal siapa duluan yang mulai bahas tentang Mbak Nana tadi."
"Kan Bang Oci yang ngajak." Mashiho menarik kembali ponselnya dari tangan Haruto.
Yoshinori menghembuskan nafas. Hadeh, ribut lagi ini berdua. Mari kita ubah saja topik pembicaraannya. "Di sekolah, Nana lagi deket sama cowok, gak?"
Mendengar itu, Mashiho terdiam sebentar. Mengingat-ingat.
"Ga ada sih, tiap hari palingan nempel mulu sama Ryujin kayak cicak"
"Ga ada? Terus Abang apaan kalo bukan cowok? Tidak berjenis kelamin?" tanya Haruto ke Mashiho.
"Bukan gitu konsepnya, ya!" Mashiho menoleh dongkol, kemudian diam dan berpikir sebentar. "Nana tuh, di kelas cuma akrab sama Ryujin. Jeongin juga, sih, soalnya kita duduk depan belakang."
"Jeongin, ya " Yoshinori meletakkan bawaannya di permukaan meja. "Selain itu?" tanya Yoshinori, duduk dan menyodorkan minuman-minuman tersebut pada Mashiho dan Haruto.
"Kalau anak komplek, palingan Hyunjin."
"Yaelah, yang satu itu mah gausah disebut. Mbak tukang sate ujung jalan pun digombalin. " Yoshinori meneguk cola-nya.
"Guru les aku aja waktu itu diajak malmingan sama dia," tambah Haruto.
"Heran tuh anak, emang dia ngumpulin cewek buat apa? Mau bikin kosan putri?"
"Gak ngaca nih abang," gumam Haruto pelan, yang untung saja tak didengar oleh Yoshinori.
"Eh iya!" Mashiho menjentikkan jari, teringat sesuatu. "Kemaren aku liat dia jalan sama Lia, mesra banget sampai gandengan. Bukannya Lia sama Chenle udah jadian, ya?"
"Hah, beneran? Kamu liat di mana emangnya?" Yoshinori mulai terlihat tertarik.
"Iya, serius. Aku liat di Indomaret deket sekolah. Mau aku foto, tapi baterai sekarat."
"Ya Allah, bang Hyunjin, ck ck." Haruto menusukkan sedotan pada bagian atas kotak Milo. "Dasar lelaki buaya."
Loh loh loh, kenapa malah jadi gibahin Hyunjin, sih?
Salah apa anak itu, padahal besok ulang tahun.
"Pokoknya Nana jangan sampai dibaperin juga, kasian," kata Mashiho.
"Mbak Nana pinter, kali. Dia pasti tau mana cowok yang tulus, mana playboy kakap." Haruto mulai menghisap Milo-nya.
"Cuih, Hyunjin itu banyak akal, Ru. Ada aja siasatnya buat ngedapetin hati cewek," kata Yoshinori.
"Tapi bang, menurut aku sih, dia nganggap Nana kayak sodara sendiri. Soalnya kita sama Bang Hyunjin dan Mbak Yeji kan udah deket dari bocah. Mending Abang khawatirin Mbak Erje, hampir masuk perangkap Bang Hyunjin, tuh."
Yoshinori seketika berhenti meneguk minuman.
"HAH"
"Hah," tiru Mashiho.
"Hah." Haruto ikut-ikutan. "Cieee abang ternyata selama ini ... sama Erje hiyyy."
"Apaan? Sotoy ah." Yoshinori berusaha mengatur ekspresinya.
Tenang, tenang, masih bisa diatasi. Jangan panik, tarik nafas dalam-dalam.
"Nana yang bilang. Abang naksir Erje udah lama." Mashiho menyahut santai. "Kalau ada Erje, kadang Abang jadi suka gugup gitu katanya."
"Terus kamu percaya?"
"Percaya," celetuk Haruto. "Soalnya sekarang pun hidung Abang kembang-kempis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanfictionYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.