"HARUUU!" Mashiho berseru sebal karena Haruto memakan banyak waktu hanya untuk bersiap-siap, padahal jam sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh.
Di saat dua Chiba yang lain sudah duduk manis di mobil, si bungsu malah berjalan santai seraya menyisir rambut. Dikira dia, ini fashion show, apa?
"Cepat masuk," perintah Yoshinori dari bangku kemudi.
"Sabar, bos," sahut Haruto acuh tak acuh.
Begitu sang adik melangkah keluar, Mashiho segera mengunci pintu rumah dan ikut masuk ke dalam mobil.
"Ayo, Bang," katanya setelah melihat Haruto duduk di kursi belakang.
Mobil Yoshinori pun bergerak menuju sekolah dengan kecepatan lumayan tinggi, agar keempatnya tak terlambat.
"Kamu yang bikin telat, kamu juga yang dianter duluan," keluh Nako saat mereka berhenti di depan SMP Haruto.
"Orang lagi kena musibah, bukannya didoain supaya baikan malah dimarahin," balas Haruto sembari melangkah keluar dan menutup pintu.
"Siapa suruh tadi malam makannya kayak orang kesetanan," kata Yoshinori, melirik ke spion dan mulai menjalankan mobil.
Haruto memutar mata, kemudian diam sejenak. "Kira-kira, ntar kalian dapat hukuman apa, ya?" celetuknya pelan, namun masih terdengar oleh para kakak karena mereka belum pergi begitu jauh.
"Nyebeliiin! Adek siapa, sih!" Nako menghentakkan kakinya kesal.
"Adek kita," jawab Yoshinori kalem sambil terus fokus menyetir.
Begitu tiba di parkiran SMA, dua orang anggota OSIS tampak berjalan mendekat sambil membawa sebuah buku besar.
Buku catatan keterlambatan siswa.
"Nama dan kelas," kata salah seorang dari mereka, Hitomi.
Yoshinori yang baru saja keluar dari mobil berdiri tepat di samping adik-adiknya sambil mengunci kendaraan.
"Chiba Yoshinori, 12 IPS 1."
"Chiba Mashiho, kelas 11 IPA 1."
"Chiba Nako, 11 IPA 1 juga."
Hitomi mengangguk, sedangkan rekannya yang bernama Minju mulai mencatat nama-nama barusan.
"Karena lagi upacara, kalian taruh tas di kelas dulu dan ikut upacara di barisan anak-anak yang terlambat. Setelah selesai, jangan langsung bubar."
Yoshinori menghela nafas. "Oke."
Kedua anggota OSIS itu kemudian berjalan menuju pos satpam yang terletak di dekat gerbang guna memantau apabila ada murid lain yang datang terlambat.
Yoshinori, Mashiho, dan Nako berjalan lesu menuju lapangan seraya memakai topi masing-masing.
"Gara-gara Haru," decak Nako kesal.
Mashiho menoleh ke arah kembarannya itu. "Emangnya siapa yang tadi malam pesen ayam goreng tiga ember?"
"Kamu belain Haru!?" Nako menatap Mashiho tidak percaya.
"Ya enggak gitu—"
Melihat adanya tanda-tanda perseteruan dari si kembar, Yoshinori langsung merangkulkan tangan melalui bahu keduanya, lalu menutup mulut mereka.
"Udah, ga usah berisik, jalan aja."
Mashiho dan Nako serempak bergerak menjauhkan tangan Yoshinori, kemudian menghela napas malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
Hayran KurguYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.