☁️ Udah Baikan ☁️

830 167 15
                                    

Setelah perkara hari sabtu, entah bagaimana, Yoshinori seakan-akan berbuat sesuatu yang salah. Sampai sekarang, Nako tak mau berbicara padanya. Jangankan untuk bicara, menatap kakaknya itu pun ogah.

Pulang dari acara ulang tahun Hyunjin dan Yeji, mereka masih berdiam-diaman, mencari kesibukan masing-masing. Nako fokus ke televisi, sedangkan Yoshinori sibuk dengan ponsel di tangan. Mashiho yang duduk di antara keduanya tentu saja merasa sangat tak nyaman.

Haruto masih berada di pos satpam, bermain catur untuk ronde ke-tujuh bersama Pak Daesung. Sedangkan Yoshinori, Mashiho, dan Nako menonton Shinchan di ruang tengah.

Tadinya Nako mau masuk ke kamar, namun kemudian ia berpikir untuk berbaikan dengan sang abang.

Huft, tapi bagaimana? Nako bahkan tak tahu harus memulai darimana. Dan lagi, hati Yoshinori pasti sedang tidak baik-baik saja. Mashiho telah menceritakan kisah paling sedih yang terjadi di rumah Hyunjin dan Yeji padanya tadi malam, sebelum tidur, bagaikan dongeng.

"Bang, Na, jangan gini, dong. Sana saling maafan," keluh Mashiho.

Nah, kesempatan!

"Bang Oci." / "Nana."

"Ya?" / "Apa?"

Mashiho menengok ke kanan, lalu kiri. Ke arah Yoshinori, kemudian Nako.

"Duluan, Na."

"Eung ... Aku minta maaf udah ngambek. Aku juga minta maaf karena bohong. Moodku kemaren kayaknya lagi enggak bagus. Abang mau, kan, maafin aku?"

Yoshinori tersenyum, kemudian mengelus rambut adik perempuannya dengan lembut. "Iya, Abang maafin. Abang juga minta maaf udah terlalu ngatur kamu."

"Enggak, enggak. Aku ngerti, Abang mau yang terbaik untuk aku. Maaf udah seenaknya. Abang pasti capek ngurus kami."

"Iyaaa, udah jangan minta maaf terus."

Nako ikut tersenyum. "Makasih, Bang." Ia berusaha memeluk Yoshinori, tetapi terhalang oleh Mashiho yang duduk di antaranya dan sang abang.

Akhirnya anak itu bangkit dan pindah ke sofa lain. Nako bisa memeluk Yoshinori lebih leluasa.

"Oh iya, Abang yang semangat, ya. Masih banyak cewek di dunia ini."

Yoshinori melirik tajam ke arah Mashiho yang berpura-pura tak mendengar. Ia sibuk memainkan jari di atas layar ponsel sambil mengunyah kripik kentang.

"Jadi, apa aku masih harus jauhin Eunsang?" tanya Nako pelan, mengeratkan pelukannya pada Yoshinori, berharap abangnya itu berubah pikiran.

"Menurut kamu?"

"Tapi kan, dia enggak salah apa-apa."

"Seenggaknya sampai kamu lulus SMA. Sekarang, fokus belajar aja dulu."

Nako melepaskan pelukannya. "Emang Abang sendiri gimana? Fokus belajar juga, gak? Kerjaannya tiap hari ngabisin uang atau chatan sama cewek."












Nah, belum apa-apa Yoshinori lagi yang kena.

Whimsical SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang