02. Why?

50.4K 1.9K 10
                                    

Halo halo

⚠️TYPO BERTEBARAN ⚠️

⚠️KALAU ADA KESAMAAN TOKOH, NAMA, MAUPUN TEMPAT, ITU SAMA SEKALI NGGAK DISENGAJA. CERITA INI MURNI PIKIRAN SAYA. KALA NGGAK SUKA SILAHKAN DI SKIP⚠️


⚠️PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH!⚠️

Jangan lupa Vote dan juga komen💘

Jangan lupa Vote dan juga komen💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Pagi ini anggota inti Reveelix sedang nangkring di Warung depan sekolah, sembari melihati siswa-siswi yang mulai masuk ke pekarangan sekolah.

Vero yang sedari tadi memperhatikan siswa-siswi itu tidak sengaja melihat gadis yang berjalan masuk ke pekarangan sekolah, dengan kalung yang berbentuk salib bertegar cantik di leher mulus nya. "KANARA!" teriak Vero yang mulai berlari menuju gadis yang di panggil KANARA itu.

Kanara yang merasa namanya di panggil pun berhenti dan menatap orang yang sedang berlari ke arah nya dengan senyuman.

Keempat temannya menatap Vero yang berlari ke arah Gadis itu. "Vero kek nya mau nembak Kanara deh" celutuk Gibran, yang langsung di balas sahutan Raka. "Tapi mereka beda."

Gibran menoleh menatap Raka lalu mengangguk kan kepalanya. "He'em. Tapi Vero pernah cerita kalau dia Cinta banget sama Kanara"

"Se cinta apa pun Vero sama dia, tetap aja mereka beda. Tiang nya tinggi banget." Sahut Baron.

Mereka ber empat sama sama terdiam menatap Vero yang sangat ceria berlari ke arah Kanara.

"Hehe.. hai Kanara" Sapa Vero sambil tersenyum manis ke Kanara.

"H-hai juga kak.. Vero. Kenapa ya?" balas Kanara tersenyum sedikit canggung.

Vero menggaruk tengkuknya tidak gatal. MasyaAllah Senyuman nya bikin gue salting aja. "ee anu.. g-gue mau ngomong sama Lo" ujar Vero.

Kanara menaikkan alis nya sebelah. "Ini kan udah ngomong" Jawab Kanara heran.

Vero berdecak sekali. "Maksud gue, gue mau ngomong serius sama lo. Kanara Aurelie."

Kanara mengangguk paham. "Yaudah, silahkan ngomong" ujar nya.

Vero berdeham pelan Menghilangkan kecanggungan nya. "Udah punya pacar?" Tanya nya basa-basi.

"Enggak."

"Gue, udah lama suka sama lo. Jadi pacar gue, mau?" Tanya Vero dengan serius.

Kanara menatap Vero dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kita beda kak.. gue gak mau kalau suatu saat nanti kita udah saling cinta, Salah satu di antara kita ada yang meninggalkan Tuhan nya demi cinta kita." Ucap Kanara. Setelah itu pamit untuk masuk ke sekolah.

Vero berbalik ke arah temannya. Berjalan dengan tidak semangat. "Yang se-iman masih banyak bro" ucap Baron menepuk dua kali pundak Vero.

Vero sudah lama suka dengan Kanara, bahkan ia juga sudah beberapa kali menyatakan cintanya dengan Kanara, mau itu menaruh surat di bawah meja Kanara, chat WhatsApp, atau di sampaikan melalui Gibran. Tapi jawaban Kanara tetap sama "kita beda kak"

Kali ini ia mencoba mengatakan langsung didepan Kanara, tapi tetap sama.

☆☆☆

Jam pelajaran Kimia sedang berlangsung di kelas Adriel, lebih tepatnya kelas XII IPA 1. Kelima lelaki yang duduk di bangku paling belakang, menatap malas pak Jono yang sedang menjelaskan di depan.

Walaupun Adriel dan juga Raka tergolong sebagai salah satu murid pintar, Mereka tetap saja tidak terlalu suka pelajaran ini. Membosankan.

"Puyeng gue dengar pak Jono jelasin nya. Nih kepala gue udah mau pecah aja" gerutu Gibran.

Vero mengangguk membenarkan. Kemudian menatap ketiga temannya yang tetap diam dari tadi. "Stt.. woi!" Panggil Vero sedikit berbisik.

Ketika temannya sontak menoleh ke arah Vero secara bersamaan. Adriel menaikkan sebelah alisnya. "Bolos yuk, Bosan banget gue di sini" ujar Vero masih berbisik.

"Baik anak-anak, ada yang bisa menjelaskan di papan tulis?" Tanya pak Jono.

Adriel beranjak dari bangkunya dan langsung mengundang tatapan seisi kelas. "Adriel apakah kamu mau menjelaskan?" Tanya pak Jono saat melihat Adriel berdiri dari bengku nya.

Adriel menaikkan sebelah alisnya lalu menggeleng. "Saya mau ke WC pak. Izin" ucap Adriel meminta izin ke pak Jono.

"El, rooftop ya." Ujar Gibran kepada Adriel. Adriel mengangguk, kemudian berjalan keluar kelas.

Vero mengambil handphone di saku celana nya, lalu menelfon pak Jono dengan Nomor yang tidak di kenal.

Pak Jono mengerutkan keningnya saat melihat nomor yang tidak di kenal. "Bapak angkat telepon dulu ya" ucap pak Jono dan berlalu keluar dari kelas.

Raka, Baron, Vero dan juga Gibran berlari keluar kelas melalu pintu belakang yang ada di kelas nya.

Pak Jono kembali masuk ke kelas. "Innalilahi. Itu yang di belakang pada kemana?!" Kaget pak Jono saat melihat bangku yang di belakang sudah kosong.

"Pada keluar pak" celutuk salah satu murid perempuan.

☆☆☆

Adriel sedang duduk di salah satu bangku yang ada di atas rooftop melihat lihat kendaraan yang berlalu di kota.

Adriel yang sedang melihat lihat kendaraan di kota, terkejut ketika handphone nya yang bergetar menandakan ada pesan masuk. Buru buru Adriel membuka pesan itu, ternyata dari sang Bunda.

Bunda
Online

Nanti pulang sekolah jangan
keluyuran dulu
langsung pulang ke rumah.
Ada yang mau bunda sama ayah
bicarain sama kamu.

Soal apa Bun?

Nanti juga kamu tau sendiri
Ingat, jangan keluyuran!

Iya-iya


Adriel kembali mamatikan headphone nya dan menoleh ke arah pintu rooftop yang terbuka memperlihatkan teman temannya yang menuju ke arah nya.

Gibran langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa yang ada di atas rooftop di ikuti Raka, Baron dan juga Vero Duduk di sofa.

"Gila! Akhirnya bisa lolos dari pelajaran pak Jono!" Ujar Gibran.

"Gue gak ikut dulu acara di markas" ujar Adriel membuat temannya beralih menatap Adriel.

"Kenapa? Ini kan pertemuan pertama kita dengan Delfros" sahut Raka mulai menatap serius Adriel.

Adriel menghembuskan nafasnya pelan "Bunda nyuruh gue pulang cepat. Katanya ada yang mau di bicarain." Ujar Adriel.

"Oh"

☆☆☆

Gak jelas banget gak sih😓
Bingung sendiri..
Hehe maklumin dulu ya kalau alur nya masih ke acak, Gak jelas gitu. Nanti di Revisi

TBC


18/04/2022

ADRIEL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang