04. Perjodohan

41.4K 1.6K 29
                                        

Halo halo

⚠️TYPO BERTEBARAN ⚠️

⚠️KALAU ADA KESAMAAN TOKOH, NAMA, MAUPUN TEMPAT, ITU SAMA SEKALI NGGAK DISENGAJA. CERITA INI MURNI PIKIRAN SAYA. KALA NGGAK SUKA SILAHKAN DI SKIP⚠️

⚠️PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH!⚠️

Jangan lupa Vote dan juga komen💘

Jangan lupa Vote dan juga komen💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Setelah Makan, Mereka lanjut berbincang-bincang tentang Masa SMA mereka. Sedangkan Valen dan juga Riel sama sama terdiam mendengarkan orang tua mereka.

"ehem. Kita langsung masuk ke inti pertemuan kita malam ini." Rean berdeham pelan mengalihkan perhatian kedua remaja yang sedari tadi hanya diam.

"Jadi kami Mau menjodohkan kalian berdua." Ucap Rean santai.

Adriel dan juga Valen membelalakkan matanya kaget.

Valen menatap Rean dan juga Gia secara bergantian. "Ma-maksud om?" Tanya Valen hati hati.

"Kami mau menjodohkan kalian berdua. Kamu sama Riel." Sahut Gia.

Valen beralih menatap mama nya. "Ma?" Panggil nya lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu mau kan?" Tanya Tari.

Luruh sudah air mata Valen yang sedari tadi menampung di matanya. Sedih cuy. "K-kenapa harus di jodohin? Aku udah punya pacar ma. Ini juga udah bukan zamannya perjodohan perjodohan mah." Ucap nya.

Rean, Gia, dan juga Adriel hanya diam menatap mereka berdua.

"Valen.. Kamu mau ya sayang? Ini juga demi kebaikan kamu." Ucap Tari sambil mengelus rambut anak nya.

"KEBAIKAN APA MAKSUD MAMA?! KEBAIKAN DENGAN CARA DI JODOHIN?! IYA?! ITU BUKAN KEBAIKAN. TAPI EGOIS! MAMA EGOIS!!" Teriak Valen membuat seluruh perhatian yang ada di cafe memperhatikan mereka.

"jangan berteriak Valen. Yang sopan kamu." Tegur Tari.

Dengan nafas yang tidak beraturan, Valen menatap dua orang paruh baya di depan nya. "M-maaf Tante, om" ucap nya tidak enak.

Gia tersenyum menanggapi "gapapa sayang. Wajar kalau kamu marah gitu." Sahut nya.

"Maaf udah bentak mama" ucap Valen menundukkan kepalanya.

"Gapapa sayang." Jawab Tari sambil tersenyum.

"Kalau boleh tau, apa alasan kalian menjodohkan kami?" Tanya Valen.

Tari mengangguk pelan. "Papa kamu sama om Rean itu berteman dari SD. Sedangkan mama dan juga Tante Gia berteman dari SMA. Mama nikah sama papa kamu beberapa bulan setelah om Rean dan juga Tante Gia menikah. Singkat ceritanya, papa kamu pernah bilang kalau dia mau menjodohkan kalian berdua jika kalian sudah berumur delapan belas tahun. Kita berempat pun sudah sepakat. Dan di saat papa kamu mau menghembuskan nafas terakhirnya.. papa kamu Ingatin ke mama, om Rean, dan juga Tante Gia. Kalau perjodohan yang pernah mereka sepakati di saat kamu masih berumur empat tahun, tetap harus di jalankan." Ujar Tari menjelaskan.

Air mata Valen kembali menetes mendengar perkataan mama nya. "Jadi.. kamu mau kan memenuhi amanat Almarhum papa kamu?" Tanya Tari pelan. Sedangkan Adriel sedari tadi hanya diam saja.

"Valen pikirin dulu ya? Valen mau keluar sebentar." Ucap Valen.

Mereka bertiga mengangguk mengiyakan.
Setelah mendapat persetujuan mereka, Valen berjalan keluar dari cafe menuju taman yang berada di depan cafe itu.

☆☆☆

Valen duduk di salah satu bangku yang tersedia di taman. Valen menghela nafas panjang lalu Memandang lurus ke depan memikirkan tentang perjodohan yang di buat orang tuanya.

Tiba-tiba seorang laki-laki duduk di sebelahnya. "Jangan terlalu dipikirin. Kalau nggak mau Tolak aja. Biar gue yang bilang ke bokap nyokap gue." Ujar Adriel pelan dengan ekspresi wajah yang datar. Tapi gue harap Lo mau sih.

"Di sisi lain, gue emang nggak mau Nerima perjodohan ini, gue juga udah punya pacar. But di sisi lain gue juga nggak bisa Nolak." Ujar nya tanpa mengalihkan perhatian nya.

Adriel melirik Valen, lalu menaikkan alisnya sebelah. "Kenapa?" Tanya nya.

Valen menghela nafas pelan. "Ini permintaan Almarhum bokap gue. Gue sebagai anak yang baik harus menuruti amanat Almarhum bokap gue." Ucap nya.

"Jadi?"

"Jadi. mau nggak mau ya harus Mau." Sahut Valen.

"Belibet. Tinggal To the point aja" ujar Adriel.

"Huft.. IYA GUE MAU NIKAH SAMA LO!" teriak Valen.

"Gak usah teriak. Pendengaran gue masih jelas. Semut lagi gosip aja, gue bisa denger." Sahut Adriel kesal.

Valen berdecak mendengar perkataan Kakak kelas, sekaligus calon suaminya itu.

"Ayok masuk." Ujar Adriel lalu berjalan meninggalkan Valen.

Setelah sampai di dalam cafe. Valen dan juga Adriel duduk di tempat masing-masing.

Huftt Bismillah. "Valen.. Valen mau Nerima perjodohan ini." Ucap nya pelan membuat mereka bertiga langsung tersenyum senang.

"Alhamdulillah. Gimana sama kamu Riel?" Tanya Gia.
Adriel hanya mengangguk mengiyakan.

Melihat Adriel yang menganggukkan kepalanya membuat mereka semakin tersenyum.

"Yaudah. Kapan nih acaranya?" Tanya Tari.

"Ehmm. Gimana kalau Minggu depan? Lebih cepat lebih baik" sahut Rean. Membuat Valen langsung membelalakkan matanya. Sedangkan Adriel hanya diam. Dalam hatinya bersorak gembira. Entah lah kenapa ia sebahagia itu.

"Nggak ke cepatan om?" Tanya Valen.

"Lebih cepat lebih baik" jawab Rean. Membuat Valen menganggukkan kepalanya pasrah.

☆☆☆

Jangan lupa vote dan komen💘

.

.

.

.

Hari ini ulang tahun pacar gue( ◜‿◝ )♡

Hari ini ulang tahun pacar gue( ◜‿◝ )♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapin happy birthday buat Jeno 😻💖

.

.

.

.

-tertanda, Tiara pacar Jeno 😚💖

TBC

23/04/2022

ADRIEL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang