"Tak kenal maka tak sayang"
Jadi cuss baca biar kita kenalan nanti lama kelamaan jadi sayang💘
⚠️MURNI PEMIKIRAN AUTHOR ⚠️
FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
❌PLAGIAT HARAP JAUH JAUH DARI SINI❌
Cerita tentang, Adriel Galaksi Raden Maheswara, sang badboy di SM...
⚠️KALAU ADA KESAMAAN TOKOH, NAMA, MAUPUN TEMPAT, ITU SAMA SEKALI NGGAK DISENGAJA. CERITA INI MURNI PIKIRAN SAYA. KALA NGGAK SUKA SILAHKAN DI SKIP⚠️
⚠️PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH!⚠️
Jangan lupa Vote dan juga komen💘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆☆☆
Seminggu berlalu dan selama seminggu itu juga setiap pagi Valen terus saja mual mual dan itu juga membuat Adriel kewalahan dengan istrinya.
Dan siang ini setelah Adriel berangkat ke kantor, Valen segera bersiap siap untuk ke apotik membeli sesuatu. Kebetulan hari ini ia tidak ada mata kuliah jadi ia bisa bebas.
Setelah bersiap siap, Valen menaiki mobil nya lalu melajukan menuju apotik.
Sampai nya di apotik, Valen segera masuk lalu menuju ke kasir. "mau cari apa mbak?" tanya sang kasir membuat Valen gugup lalu melirik ke sekitar takut ada yang mengenalinya.
"beli testpack ka" jawab Valen membuat kasir tersebut membulatkan mata nya sebentar lalu mengangguk ragu. Kemudian kasir tersebut mengambil pesanan Valen.
"makasih kak!" ujar Valen setelah membayar.
Saat ingin menaiki mobilnya, seseorang menepuk pundak Valen membuat wanita itu langsung menoleh ke belakang. "ngapain lo?" tanya Nadhira.
"eh? Em... Gue, gue beli anu.. Em obat! Iya obat!" jawab Valen dengan sedikit gugup.
"ah yang bener? Kok kek gugup gitu?" Nadhira memicingkan mata nya menatap curiga Valen.
"beneran elah! By the Way lo ngapain di sini?"
"oh gue, gue beli salep buat adek gue" Nadhira mengangkat kantong plastik yang berisi salep.
Valen hanya menganggukkan kepalanya lalu ia berpamitan kepada Nadhira dan menaiki mobilnya untuk menuju rumahnya. Ia ingin mengecek sebelum Adriel pulang dari kantor.
Sesampainya di rumah, Valen segera memasuki kamar mandi yang berada di kamar nya. Ia menatap ragu benda yang ia beli tadi di apotik.
Dengan melawan rasa gugup nya Valen mamakai benda itu sesuai dengan yang di arahkan di petunjuk benda itu.
Valen memejamkan matanya belum berani menatap benda yang ada di tangannya, jujur saja perasaan wanita itu jadi takut, entahlah ia takut apa yang intinya wanita itu takut dengan tangan yang kini juga gemetaran.
Perlahan, Valen membuka mata nya dan melihat benda yang berada di tangan nya. Jantung wanita itu berdetak dua kali lebih cepat saat melihat hasil nya.
"dua garis..." lirih Valen, mata nya berkaca kaca dengan tangan yang terus gemetaran melihat hasil yang di keluarkan dari benda itu.
