Awal Masalah

3.6K 257 11
                                    

Teriakan bunda Irene menggema ke seluruh rumah waktu yeji dan yerim berlarian mengelilingi meja makan. Mereka berdua terdiam saat melihat sang bunda mengangkat pisau dan menatap tajam mereka berdua.
Yang paling kecil tercicit mengatakan maaf, sementara yang lebih besar sudah berlindung dibalik badan ayahnya.

"B-bunda eji minta maap, ga diulangi lagi deh" kata yeji pelan. Bunda rene menghela nafas panjang, menurunkan pisaunya dan berjalan mendekat ke arah si bungsu.

"Eji sama kakak kok nakal banget sih sekarang?" Tanya bundarene menatap yeji dan yerim bergantian. "Kalo kalian nakal terus bunda jadi sedih loh, masa bunda bicara ga ada yang dengerin. Terus kalian malah lari-larian di dapur, nanti kalo nyenggol bunda terus bunda kena api gimana? Kalian mau badan bunda gosong?" Kata bundarene panjang lebar, sementara yang di nasehati menggeleng tak mau hal itu terjadi.

"Maapin erim bunda, erim janji ga gangguin adek lagi" kata erim mendekat memeluk sang bunda. Di bungsu juga ikut-ikutan minta maaf dan memeluk bundanya.

"Besok jangan diulangi lagi ya, sekarang duduk sama ayah, bunda siapin makanan nya" kata bunda rene mengusap kepala dua anak itu bergantian.

"Sini duduk" kata ayah Egi sambil meniup pelan kopinya. Seulgi menoleh ke bawah waktu si bungsu minta untuk dipangku.

"Eji mau di pangku ayah?" Tanya ayah yang dibalas anggukan si kecil.

"Ayah, eji boleh pinjem hp ayah ga?" Tanya yeji mengedipkan matanya.

"Emang hp ayah mau buat apa?" Kata ayah sambil menyerahkan handphone nya.

"Buat tanya ujin, eji mau janjian dulu sama ujin" kata yeji sibuk mengotak-atik handphone seulgi.

"Bunda Irene" suara kecil dari pintu belakang mengalihkan perhatian keluarga itu.

"Kakak bukain pintu belakang sana, itu Karin mau masuk" perintah bunda rene

"Selamat pagi kak erim" sapa Karina melengos melewati yerim.

"Karin ngapain pagi-pagi kesini?" Tanya Erim mensejajarkan langkahnya.

"Mau main sama eji" kata Karin berlari saat melihat yeji.

"Selamat pagi ayah" sapa Karin tersenyum lucu

"Selamat pagi Karin cantik, Karin udah sarapan?" Tanya ayah mengelus pelan Surai Karin.

"Udah, eji ayo main" ajak Karin.

"Eji sarapan dulu ya sayang, nanti baru main sama Karina" kata bunda rene sambil mendudukkan Karina di samping yerim.

"Eji ayo duduk sendiri" kata bunda rene

"Sebentar bunda, nanggung sedikit lagi" kata yeji sebelum menyerahkan handphone seulgi ke pemiliknya.

"Udah, bunda gendong" kata yeji merentangkan tangannya.

"Sini sini" kata bunda rene menggendong yeji dan mendudukkannya di samping kursinya.

Bunda rene menatap ayah yang tengah cekikikan. "Kamu kenapa yah?" Tanyanya pelan.

"Liat deh kelakuan anak kamu" kata ayah sambil memperlihatkan handphone nya yang berisi voice note yeji dan minjeong

"Astaga" kaget bunda rene mendengar suara anaknya. Ia menoleh menatap yeji yang sendang asyik makan ayam goreng.

"Eji mau main sama ujin ya?" Tanyanya mengusap pelan bibir anaknya

"Iya bunda" katanya dengan mulut penuh makanan

"Sama kakak sama Karin juga?" Tanyanya menatap dua bocah di depannya.

"Iya bunda, Karin ikut" kata Karin semangat.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang