"Hahaha..kamu lambatt, ayo tangkapp" yeji menatap kakaknya jengkel saat yerim mengejeknya sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
"Awas ya kalo ketangkep, kak erim aku pukul!!" Yeji berlari ke arah yerim yang masih mengejeknya.
"Ayo tangkapp, kalo jatuh jangan nangiss"
Keduanya berlari mengelilingi rumah, saling berkejaran dan mengejek satu sama lain. Bunda Rene sedang pergi ke warung Bu jihyo, ayah sedang mandi jadi keadaan rumah sedang sepi. Dua bocah kang itu sibuk mengejek dan saling melempar mainan, yerim mengambil boneka beruang yeji dan melempar-lemparkannya ke atas. Yeji yang tak terima mengejar kakaknya dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya.
"Eh…stopp ada telfon" kata yerim sambil berjalan ke arah sumber suara.
"Ituu, hp ayah bunyi" kata yeji menunjuk rak buku.
"Ayahhhhh ada telfonnn" teriak yerim sambil berlari menjauh dari yeji.
"Hahahaha gak ketangkep" yeji menatap kakaknya sebal.
"Balikin berry!!!"
"Berry berry strawberry hahahaha" ejek yerim sambil marik dua telinga Boneka beruang yeji.
"Aku buang pistol air kak erim!!" Kata yeji berlari ke arah kamar. Yerim membuang berry kasar dan ikut berlari menyusul yeji.
"Balikin pistol ku, itu mainan orang gede" kata yerim, yeji menggeleng sambil mengarahkan moncong pistol ke arah yerim.
"Eji tembak kalo kak erim deket-deket Eji"
"Aku buang berry ke rumah om Chanyeol, biar dipipisin sama guguk" ancam yerim, yeji melengkungkan bibirnya pelan dan melempar pistol mainan yerim.
"Huhu b-berry" kata yeji berlari ke lantai bawah. Yerim tertawa terbahak melihat wajah yeji yang sudah merah menahan tangis.
"B-berry huhuhu..maafin Eji, kak erim emang kayak setan" kata yeji sambil memeluk berry. Yerim di belakang tertawa sambil membawa pistol airnya.
"Huhuhu berry maafin Eji nyenyenyenye" ejek yerim menirukan suara yeji. Yeji menatap tajam yerim yang sedang menenteng pistol airnya.
"Eji bilangin bunda kalo kak erim nakal, biar kak erim di jewer"
"Ya sana, kamu aku bilangin ayah kalo bilang aku kayak setan" keduanya saling menatap tajam dan sesekali mengancam sampai dering telepon mengalihkan perhatian mereka.
"Huh siapa sih telfon-telfon terus, ganggu aja" kata yerim berjalan ke arah rak buku diikuti yeji.
"Ayahhhh ada telfon…" teriak yerim, yeji menatap kakaknya dan rak buku bergantian.
"Huhh enggak nyampe"
"Kak erim ngapain??" Tanya yeji saat melihat yerim meloncat-loncat didepan rak buku.
"Ambil itu, cepek kamu naik aku gendong. Terus ambil hpnya ayah" kata yerim berjongkok dihadapan yeji.
"Enggak ah, kalo jatuh gimana??" Tolak yeji.
"Huh!! Enggak, ayo cepet. Ayah paling enggak denger" kata yerim, yeji meletakkan berry di lantai dan berdiri di depan yerim.
"Cepet ambil, kamu berat bangat sih kayak sapi" kata yerim terbata, yeji berusaha menggapai hp ayah Egi yang masih berdering.
"Uhh, maju dikit kak erim, Eji gak nyampe" yerim berjalan maju sambil sesekali menahan nafas.
"Cepet!!! Berattt!!"
"Dapettt, turunin Eji kak" yerim menurunkan yeji sambil mengatur nafasnya.
"Ini hpnya" kata yeji menyerahkan hp ayah Egi.
KAMU SEDANG MEMBACA
White
Fanfictionisinya keseharian bocil absurd dan berbagai tingkah anehnya. Oh iya, jangan lupakan para bunda yang hobi ngomel dan para bapak yang takut istri