Jatuh

1.5K 174 19
                                    

"ayo ayo cepet, kalian kenapa lama banget sih!! Ujin sama chaer udah nunggu lama loh!" kata ryujin sambil bersedekap dada. Tadi sebenarnya ada minjeong juga, tapi ia pulang lagi karna lupa membawa pedang-pedanganya. Karin, yeji, lia, dan ningning berjalan mendekat dengan barang bawaan mereka.

"nah karena udah dateng semua, sekarang kita milih ya mau jadi apa. Ujin kan dateng dulu, jadi ujin yang jadi raja ya?? Gimana?" tanya ryujin sambil mengangkat mahkota mainan.

"ok, eji jadi ksatria yang pergi perang ya? eji udah bawa pedang loh" kata eji sambil memamerkan pedang mainan berwarna putih biru.

"boleh boleh. Chaer jadi ratu aja, kan kamu dateng bareng ujin, gimana mau kan?" tawar ryujin yang diangguki oleh chaery.

"aku jadi pacarnya eji ya? Aku udah pake gaun princess" kata karina mengangkat sedikit rok kuningnya.

"enggak boleh!! Eji gak punya pacar, eji punyanya istri!!" kata lia sewot

"siapa istrinya eji??" tanya karin bingung

"akulah!!" jawab lia sewot. Ryujin menggeleng pelan, ia turun dari singgahsananya dan berdiri di antara karin dan lia.

"ayo suit aja, yang menang jadi istrinya eji, yang kalah jadi princess terus menikah sama minjeong" saran ryujin pada keduanya

"kok menikah sama minjeong?" tanya karin bingung

"soalnya minjeong jadi pengeran. Ayo cepet suit!!" kata ryujin memerintah

"1..2..3" lia menjerit senang saat ia menang suit dari karin, sementara karin cemberut tak terima.

"nah udah ya, sekarang ayo kumpul yang mulia raja mau ngomong" kata ryujin sambil mengangkat dagunya angkuh.

"ka ujin,, ningning jadi apa?" tanya ningning mendekat ke ryujin.

"oh iya ningning belum ya? Hmmm?? Ningning mau jadi apa?" tanya ryujin

"enggak tau" kata ningning menggelengkan kepalanya

"ningning jadi kuda aja mau gak?? Soalnya eji butuh kuda buat perang" kata ryujin menautkan alisnya

"mauuu, ningning mau jadi kuda yeayy" kata ningning senang

"oke, ningning jadi kuda, ayo sini kumpul semua"kata ryujin

**

"bun" panggil ayah celingak-celinguk mencari bunda rene.

"di dapur yah" teriak bunda Rene dari dapur, ayah yang mendengar itu melangkah mendekat ke arah dapur. Bunda sedang asyik memasak makan siang, dari baunya ayah sudah tau bahwa itu makanan favoritnya.

"bun, anak-anak mana?" tanya ayah sambil memeluk irene pelan

"ihh lepasin yah" kata bunda rene berbalik menatap seulgi. Bunda rene terlihat celingak-celinguk takut-takut ada yerim atau yeji yang melihat.

"kenapa sih bun?" tanya ayah mencoba memeluk irene lagi.

"kamu tuh ya!! jangan peluk-peluk sembarangan, kemarin yeji peluk-peluk lia di warung bu jihyo!! Gara-gara sering liat kamu peluk-peluk aku kalo lagi marah, tau gak!!" jelas bunda Rene sedikit kesal.

"ya kan ayah gak tau bun, tapi lia luluh gak?" tanya ayah cengengesan

"heh!! Kamu tuh ya!" delik bunda rene sambil mencubit pelan perut seulgi. "aku jadi males kalo ke luar rumah. Ibu-ibu sering ngeceng-cengi aku tau!"  Seulgi terkekeh pelan melihat bunda rene cemberut, ia berjalan mendekat dan merengkuh tubuh kecil bunda rene, mengusap pelan rambut lurusnya.

"iyaiya besok-besok aku hati-hati, maaf ya bun kalo bunda jadi malu" kata ayah lembut

"aku gak malu!!, ya malu sih tapi cuma dikit" kata bunda rene pelan, seulgi yang mendengar terkekeh pelan. Adegan berpelukan antara ayah egi dan bunda rene berlangsung agak lama, untung bunda udah matiin kompor -_-. Keduanya buru-buru melepas pelukan saat teriakan yeji memenuhi rumah mereka.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang