sabar

667 116 5
                                    

Mami Jenn mengerutkan dahinya pelan saat mendengar teriakan melengking ningning yang disusul dengan benda jatuh. Dengan langkah seribu mami Jenn buru-buru turun mengecek kondisi kedua anaknya.

"Mamiii awasss, itu juranggg" teriak ningning dari atas sofa, mami Jenn maju beberapa langkah. Di depan ningning ada papi Chu dan Lia yang sedang merangkak sambil mengeram.

"Aungggg..."

"Mamii ayo naik, ada singaa" kata ningning heboh saat melihat papi Chu merangkak pelan ke arah mami Jenn.

"Aungghg.." mami Jenn meloncat ke atas sofa ikut bergabung dengan ningning.

"Papiii..lagi ngapain sih!!?!" Kata mami Jenn galak. Papi Chu mengibas-ngibaskan rambutnya dan merangkak mondar-mandir di hadapan mami Jenn dan ningning, Lia di belakangnya juga ikut mengaum.

"Aungghg"

"Aunggg.."

"Mamii,, papi sama kak Lia lagi jadi singa. Jangan teriak-teriak nanti di hap" mami Jenn menghela nafas pelan, dan bersiap turun dari sofa. Belum sempat menginjakkan kaki ke lantai, Lia sudah mengaum sambil mencoba memakan kaki mami Jenn.

"Aungg.." papi Chu menatap mami Jenn sekilas, dan merangkak mendekat ke kaki mami Jenn.

"Mamii naikk, nanti kaki mami dimakan singa" mami Jenn menatap tajam papi Chu yang menampilkan wajah garang.

"Udah!! Mami mau mandi, papi udah!!" Kata mami Jenn galak, papi Chu memundurkan langkahnya dan duduk bersila diikuti Lia.

"Yahh masa udahan sih Pi jadi singanya" kata Lia cemberut.

"Udah kak, ayo mandi. Habis itu kita belanja" kata mami Jenn turun sambil menggendong ningning.

"Nanti beli uyu ya mii" mami Jenn mengangguk pelan dan berjalan meninggalkan papi Chu.

"Papi cepet mandi!!!" Teriak mami Jenn dari lantai atas. Papi Chu mendengus malas sambil menyeret kakinya ke lantai atas.

Setelah keributan warna baju yang dipakai dan adegan menangis ningning. Seperti yang sudah direncanakan, kini keluarga papi Chu sedang berbelanja di supermarket. Mami Jenn sedang sibuk memilih beberapa sayur dan buah, sementara di belakang papi Chu, Lia, dan ningning sedang berbisik sambil tertawa cekikikan.

"Mami cari tepung bentar, tunggu sini" kata mami Jenn berjalan meninggalkan papi Chu dan dua anaknya.

"Papiii, ayo liat mainan" bisik Lia sambil mengamati langkah maminya pergi. Ningning mengangguk sambil menarik-narik tangan papi Chu.

"Bentar aja ya tapi, sebelum mami kesini kita udah disini lagi, oke???"

"Oke papii" teriak ningning dan Lia kegirangan.

Ketiga manusia berbeda usia itu kini tengah sibuk mengamati berbagai mainan, dan sesekali berdebat memilih mainan paling lucu dan yang paling jelek. Langkah mereka terhenti di bagian rak boneka. Ketiganya sibuk berbincang dan melupakan keberadaan mami Jenn.

Sementara itu, mami Jenn yang sudah kembali dengan tepung yang dicari, terlihat gelagapan saat tidak menemukan anak-anaknya.

"Loh??" Mami Jenn celingak-celinguk mencari keberadaan papi Chu, setelah hampir mengelilingi setengah supermarket. Mami Jenn berbelok ke arah tempat mainan, mami Jenn menghela nafas panjang saat melihat papi Chu, Lia, dan ningning sedang diam berjongkok di hadapan boneka singa. Ketiganya menoleh pelan saat mendengar langkah kaki mendekat.

"Mamii beli boneka singa boleh??"  Tanya ningning penuh harap, Lia juga ikut-ikutan sambil memegang tangan kanan mami Jenn.

"Boleh ya mi???" Tanya Lia, mami Jenn menatap boneka singa yang ditunjuk ningning sekilas.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang