"ibuu,, Chaery mau mam sama telur" kata Chaery sambil membawa telur ayam. Chae yang sedang menonton tv ikut berteriak.
"Kakak juga Buu, telur mata sapi..mwokkkk" kata Chae sambil menirukan suara sapi, Chaery tertawa terbahak mendengar suara kakaknya.
"Mwookkkk" kata Chaery sambil tertawa.
"Iya, jangan teriak-teriak. Ayo duduk sana dulu, ibu masakin bentar" kata ibu sambil menuntun Chaery ke ruang tengah.
Keduanya duduk tenang sambil menonton Pororo. Ayah Byul tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat ke Busan, jadi di rumah hanya ada ibu dan dua anaknya.
"Kak Chae nanti mau pergi mancing??" Tanya Chaery setelah melihat ember dan alat pancing mini.
"Iya, kamu mau ikut??" Chaery menggeleng pelan.
"Enggak, aku mau main masak-masakan sama temen-temen"
"Kayak anak kecil, mending ikut aku mancing. Nanti kalo dapet ikan di bakar terus mam sama-sama"
"Emangnya mau mancing ikan dimana??"
"Di danau" kata Chae enteng.
"Eh kata ayah enggak boleh deket-deket danau kalo gak sama orang gede. Nanti kak Chae jatuh loh" Chae menatap adiknya sekilas.
"Aku kan udah gede. Jadi gak papa, lagian sama banyak orang kok"
"Nanti kalo ibu tau, dimarahin loh"
"Ya ibu jangan sampe tau, kamu diem aja ya chaer???"
"Nanti kakak kasih ikan deh kalo kamu diem" kata Chae membujuk adiknya yang masih diam.
"Oke"
**
"Kamu lama banget sih Chae, ayo cepet nanti ikannya keburu pergi" kata yerim sambil membelokkan sepedanya.
"Aku bonceng kamu ya rim, aku bawa banyak barang" kata Chae sambil mengangkat ember dan pancingnya.
"Iya, ayo naik. Echan udah disana" Chae memukul kepala yerim sedikit kasar saat anak itu mengebut tanpa memberi tahu Chae.
"Jangan ngebut rim, nanti jatuh"
"Alah..kamu penakut, kita harus cepet-cepet" Chae memegang kaos belakang yerim erat, saat yerim menambah laju sepeda.
Di taman haechan sedang bersedekap dada mengintrogasi jaemin yang menunduk takut.
"Kamu kalo mau ikut harus bawa sesuatu. Mana?!?!" Jeno mendorong tangan haechan pelan saat anak itu menagih barang ke jaemin.
"Nana enggak bawa, punya Nana barengan sama aku" renjun mencubit pipi jaemin gemas saat anak itu meringkuk di belakang punggung jeno.
"Ihhhh..kamu cewek apa cowok??!? Jangan kayak gitu, nanti kamu dinakalin sama anak itu" kata renjun sambil menunjuk segerombolan anak SMP yang sedang duduk selonjoran sambil tertawa.
"Nono..Nana mau pulang aja" kata jaemin pelan, jeno menggeleng cepat.
"Enggak papa Nana, nanti kita mancing terus bakar ikan. Enggak usah takut sama echan sama injun, mereka emang suka nakal" kata jeno.
"Jangan nakalin Nana, nanti nangis" haechan menghela nafas panjang, renjun di samping Nana juga melengos cepat.
"Kamu bisa mancing gak??" Tanya haechan, Nana menggeleng pelan.
"Huh!! Yaudah nanti kamu yang bawa ember, aku, injun, Nono, erim, sama Chae yang mancing. Awas jangan sampe jatuh!!!" Nana mengangguk cepat.
"Ayoo!!! Kita mancing, cepett!!!" Kata yerim mengerem sepedanya mendadak Chae di belakangnya mencubit paha yerim saat dia terdorong ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
White
Fanfictionisinya keseharian bocil absurd dan berbagai tingkah anehnya. Oh iya, jangan lupakan para bunda yang hobi ngomel dan para bapak yang takut istri