duo 😈

827 121 10
                                    

Bunda Rene mengernyit heran saat mendengar suara tangisan dari arah kamar anaknya. Yerim yang berjalan dari lantai atas menatap bundanya bingung.

"Bunda kenapa??" Tanya yerim.

"Enggak. Adek nangis kak??" Yerim mengangguk pelan.

"Bukan kakak yang buat nangis. Tadi pulang dari main terus masuk kamar nangis" jelas yerim ditatap tajam bunda Rene.

"Udah daritadi??" Bunda Rene beranjak dari duduknya setelah mendapat anggukan dari yerim. Di kamar, yeji sedang meringkuk menghadap tembok sambil memeluk berry.

"Adek kenapa??" Tanya bunda Rene mencoba mengangkat tubuh yeji.

"Huhuhu...e-enggak mau"

"Sini sama bunda, adek kenapa nangis hmm??" Tanya bunda Rene sambil menangkup pipi yeji.

"Yaudah nangis dulu. Nanti habis nangis baru ceritain ke bunda" bunda Rene memeluk yeji sambil mengelus pelan bahu bergetar anaknya. Setelah tangis yeji mulai mereda, bunda Rene mengangkat pelan kepala yeji.

"Udah???" Yeji mengangguk pelan masih sesenggukan.

"Adek mau cerita sama bunda, kenapa adek nangis???" Tanya bunda Rene, yeji menggeleng.

"Yaudah, nanti kalo adek udah mau. Bilang ke bunda ya??" Bunda Rene menoleh pelan saat yerim memanggil namanya.

"Bundd, erim mau mam" yerim yang sedari tadi duduk menunggu adiknya berhenti menangis, mendekat kearah bunda Rene dan yeji.

"Mau mam apa??"

"Jjajangmyeon boleh Bun??"

"Boleh. Yuk beli, adek mau jjajangmyeon??"

"Sama uyu" kata yeji pelan.

"Oke, yuk beli" ajak bunda Rene.

"Mam disana Bun??" Tanya yerim sambil mengandeng yeji.

"Kakak mau mam disana??"

"Boleh??"

"Boleh, adek mau mam disana juga??" Tanya bunda Rene, yeji mengangguk pelan.

**

"Penjahatttt" teriak minjeong sambil memukul kepala perempuan didepannya berkali-kali. Ryujin sudah berlari dan membuka pintu rumah lebar-lebar.

"Ayo jeongg lariiii...kita lapor ke komandan mama"

"Huaaaa...lari kak ujinnn" kedua anak itu sudah berlari dan menutup rapat-rapat pintu rumah. Sementara perempuan yang kepalanya dipukul minjeong, meringis pelan sambil sesekali mengumpat.

"Kenapa kamu yang??"

"Anaknya Joy nakal banget!! Masa aku dipukul pake pedang-pedangan. Mana teriak-teriak kenceng Deket kuping lagi"

 Mana teriak-teriak kenceng Deket kuping lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang