ompong

770 113 10
                                    

"hahahaha ompong.." kata yeji sambil tertawa terbahak-bahak. Ryujin di sebelahnya ikut tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke depan.

"Ompong...enggak punya gigi.." kata ryujin sambil menghela nafas lelah karna terlalu banyak tertawa.

"Ningie ompong kaya nenek-nenek...hahahaha"

"Jangan gangguin adek aku!!! Pergi sana!" Kata Lia galak. Ningning sudah melengkungkan bibirnya sambil menutupinya erat dengan tangan kecilnya. Karina memeluk ningning sambil menatap tajam yeji dan Ryujin.

"Dasar galak" dengus ryujin sambil beranjak menjauh.

"Jijel kenapa ?? Kok daritadi enggak ngomong??" Tanya yeji penasaran. Giselle menggeleng pelan sambil menjauh dari yeji. Yeji menatap curiga pada adik sepupunya itu. Yeji berjalan mendekat sambil menatap gerak-gerik Giselle dengan seksama.

"Jijel juga ompong!! Hahahaha" teriak yeji setelah Giselle berbicara dengan Chaery. Giselle buru-buru menutup mulutnya rapat.

"Kak jijel ompong??? Hahahaha ompong,, liat Yun, kak jijel ompong" kata minjeong sambil memegang perutnya geli. Yuna ingin ikut tertawa tapi di urungkan saat melihat tatapan tajam Lia dan Karin. Chaery berjalan ke depan tiga anak yang masih tertawa terbahak itu.

"Jangan ketawa!!! Kalian juga nanti ompong!!"

"Enggak!?! Enggak ompong!!" Kata ryujin cekikikan.

"Kata ibu, semua orang pasti ompong. Kalo enggak ompong berarti bukan orang"

"Emang iya kak Eji??" Tanya minjeong penasaran.

"Jangan bohong chaer, nanti kalo bohong kamu punya buntut kaya kucingnya Yuna loh!!" Kata yeji memperingatkan.

"Chaery jadi kucing...hahaha...meong..meong..meong" ejek ryujin sambil mengeong dan menggoyangkan pantatnya. Yeji ikut maju dan mengeong bersama.

"Meong...meong..meong" ejek yeji dan ryujin, minjeong di belakangnya cekikikan sambil ikut menggoyangkan pantatnya. Mereka berakhir berlari menjauh saat Karin maju sambil mengangkat sandal bebeknya.

"Sana pergi!! Gak usah Main sama kita!! Dasar nakal!!" Teriak Karin. Yeji, ryujin, dan minjeong saling bertatapan lalu berteriak kencang.

"Karin galak kayak nenek lampir!!!!"  Mereka mengulang beberapa kali lalu berlari saat melihat Lia berlari ke arah mereka.

"Dasar nakal!! Awas aja, nanti Karin bilangin mama Joy sama bunda Rene. Jijel sama ningie jangan nangis, nanti giginya tumbuh lagi kok. Chaer jangan sedih, kamu enggak punya buntut kucing kok" kata Karin menyemangati temannya.

"Aku enggak sedih kok, Eji, ujin, sama Jeong kan emang anak aneh" kata Chaery.

"Kak Lia.." kata ningning sambil mengusap matanya pelan.

"Bentar ya Ningie, kak Lia lagi ngejar mereka bertiga" kata Yuna.

"Kalo kak Lia di nakalin kak Eji, kak ujin sama Jeong gimana?? Kasian kak Lia" kata ningning sambil menangis.

"Enggak papa ningning, Lia kan preman. Pasti menang" kata Karin menenangkan ningning.

"Itu kak Lia!!!" Teriak Yuna sambil menunjuk-nunjuk Lia.

"Huh..capek" kata Lia sambil duduk di sebelah Chaery.

"Kak Lia enggak papa?? Enggak di nakalin???" Tanya ningning.

"Enggak, aku udah kejar mereka. Tapi enggak ketangkep, mereka ngumpet. Enggak usah di cari, kita gak usah main sama mereka kalo mereka masih nakal" kata Lia berapi-api. Mereka mengangguk setuju.

"Iya, nanti aku bilangin mama Joy sama bunda Rene kalo mereka nakal sama ejek-ejek temennya" tambah Karin.

Sementara itu di balik tembok sebuah rumah. Tiga anak sedang mengatur nafas sambil celingukan menatap sekitar.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang