nilai

628 96 5
                                    

"bunda sayang Eji enggak??" Bunda Rene yang sedang memainkan ponselnya, menunduk saat bajunya ditarik. Yeji di depannya sedang bersedekap dada sambil cemberut.

"Sayang dong, kenapa??"

"Kalo sayang, handphone nya di taruh dulu" kata yeji sambil duduk di sebelah bunda Rene.

"Udah, adek mau bicara apa?" Tanya bunda Rene.

"Eji enggak mau bicara, mau peluk" kata yeji sambil merentangkan kedua tangannya.

"Peluk? Sini..aduh berat banget"

"Eji berat?" Tanya yeji memastikan.

"Sedikit"

"Enggak berat kayak gajah kan?" Tanya yeji dengan raut serius.

"Enggak dong. Adek tadi di sekolah nakal enggak"

"Enggak. Eji enggak nakal. Eji nurut kata Bu guru"

"Adek Pinter, tadi di sekolah belajar apa?" Tanya bunda Rene. Yeji turun dari pangkuan bunda Rene dan mulai bercerita.

"Menari Bun, dua-dua menarinya. Terus tadi temen Eji ada yang jatuh terus nangis" kata yeji sambil memperagakan gerakan tarian.

"Adek tolongin enggak?"

"Enggak, Eji kan menari sama ujin. Terus ada suara jatuh.. bugh. Keras banget Bun, terus boomin teriak-teriak panggil Bu guru, katanya sanha nangis, jatuh. Terus Eji sama ujin kan mau liat, kata Bu guru enggak boleh deket-deket dulu, biar Bu guru aja yang tolongin"

"Kok sanha bisa jatuh?" Tanya bunda Rene penasaran.

"Kata boomin, sanha naik ke kursi Bun mau jadi Superman"

"Adek gak boleh naik-naik ke kursi sama ke meja ya, bahaya kalo jatuh, ya?" Yeji mengangguk cepat lalu berjalan mendekat ke arah bunda Rene.

"Iya, Eji enggak naik-naik. Kak erim pulangnya lama banget" kata yeji sambil memeluk bunda Rene.

"Bentar lagi pulang"

"Ayah?" Tanya yeji memastikan

"Iya, pulang sama ayah. Kenapa?"

"Eji mau ajak ayah ke supermarket boleh?"

"Ke supermarket?? Adek mau beli apa?"tanya bunda Rene.

"Beli es krim sama jajan terus main di taman, boleh Bun?"

"Nanti tanya ayah ya? Adek ada PR enggak?"

"Enggak ada. Kata Bu guru hari ini sama besok enggak ada PR biar enggak capek"

"Bundaaaa" suara teriakan yerim memutus percakapan yeji dan bunda Rene.

"Jangan lari-lari kak, nanti jatuh. Kenapa?" Tegur bunda Rene.

"Erim dapet nilai seratus" kata yerim sambil memperlihatkan selembar kertas dengan nilai 100 di kanan atasnya.

"Wahh..kakak hebat, tapi harus tetep belajar ya walaupun dapet nilai seratus"

"Iya Bun"

"Nilai seratus itu bagus ya kak?" Tanya yeji penasaran.

"Iya, bagus. Ini nilai tertinggi loh"

"Eji enggak pernah dapet nilai seratus. Eji dapetnya bintang warna kuning. Berarti Eji enggak bagus ya Bun?"

"Bagus dong. Semua nilai itu bagus. Nilai seratus atau dapet bintang juga bagus"

"Kalo nilainya 60, bagus enggak bun?" Tanya yerim.

"Bagus. Asal kakak sama adek dapet nilainya dari usaha kakak sendiri"

"Tapi kata temen erim enggak bagus Bun kalo dapet nilai 60"

"Kenapa enggak bagus kak?" Tanya yeji.

"Katanya nilai yang bagus itu nilai seratus, kalo enggak dapet nilai seratus berarti bodoh"

"Bodoh itu apa?"

"Enggak pinter" jawab yerim

"Emang iya Bun??" Tanya yeji tidak yakin dengan jawaban kakaknya.

"Enggak sayang, dengerin bunda ya. Semua nilai itu bagus, mau dapet nilai 60 atau 90 atau 100. Semuanya bagus. Tergantung dari mana dapet nilai itu. Dari usaha sendiri atau dari berbuat curang. Kakak dapet nilai seratus dari belajar kan?

"Iya, kakak belajar"

"Enggak nyontek?"

"Enggak Bun"

"Pinter. Berarti buat dapet nilai seratus ini, kakak berusaha. Kakak belajar, enggak berbuat curang. Nilai kakak bagus bukan cuma karna nilai seratus tapi karna kakak juga berusaha sama enggak berbuat curang. Bunda bangga sama kakak, kakak pinter dapet nilai seratus. Adek juga pinter dapet bintang warna kuning. Tapi nanti kalau suatu saat kakak enggak dapet nilai seratus atau adek enggak dapet bintang lagi, bunda tetep bangga sama kakak sama adek, karna kakak sama adek udah berusaha, udah belajar, jujur dan enggak berbuat curang. Kakak sama adek tetap hebat"

"Berarti enggak ada orang bodoh ya Bun?" Tanya yerim.

"Iya, enggak ada. Semua orang itu pinter"

"Tapi kenapa ada temen erim yang dapet nilai 60?"

"Temen kakak mungkin kesusahan, kakak bisa bantuin temennya belajar loh. Nanti bisa belajar sama-sama"

"Paling temen kak erim pinter boong" kata yeji polos.

"Ehh..adek, gak boleh gitu"

"Maaf Bun"

"Tapi temen erim walaupun dapet nilai matematika 60 tapi nilai menggambarnya 100 Bun. Gambarnya bagus banget"

"Kayak punya ayah?" Tanya yeji.

"Iya, bagus. Gambarnya di tempel di Mading sekolah"

"Berarti temen kakak enggak jadi bodoh? Kan dapet nilai 100 gambarnya" kata yeji sambil menatap yerim dan bunda Rene bergantian.

"Huh..kan kata bunda enggak ada orang bodoh, gimana sih!!" Jawab yerim jengkel.

"Eji kan lupa. Kak erim suka marah-marah" kata yeji sambil memeluk bunda Rene

"Udah jangan berantem"

"Berarti temen erim pinter kan Bun?"

"Iya pinter, setiap orang kan punya kelebihan di berbagai hal kak. Kayak temen kakak, temen kakak mungkin kesusahan belajar matematika tapi temen kakak punya kelebihan di seni, gambarnya bagus selalu dapat nilai seratus"

"Ohh gitu ya Bun, berarti semua orang pinter, enggak ada yang bodoh"

"Iya. Enggak ada orang bodoh, adanya orang yang gak mau berusaha, malas dan tidak jujur"










Bonus bunda cantik🫶🏻😠

Bonus bunda cantik🫶🏻😠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang