"adek nanti kalo di sekolah gak boleh nakal loh ya, nanti bunda anterin sampe sana. Tapi di tinggal oke??" Kata bunda Rene sambil membenarkan dasi yeji. Yeji menggeleng cepat.
"Enggak mau, bunda ikut Eji terus" kata yeji memeluk bunda Rene erat.
"Gak boleh dong sayang, nanti bunda temenin sampai adek masuk kelas. Disana kan ada ujin, Karin, Lia, Giselle sama Chaery. Nanti adek ketemu temen-temen yang lain juga, ya?" Bujuk bunda Rene.
"Enggak, bunda ikut" kata yeji tak mau melepaskan pelukannya.
"Eji kan penakut Bun, palingan nanti sampe sana nangis" kata yerim sambil menikmati roti coklat nya.
"Enggak!!! Eji gak penakut!!!" Teriak yeji.
"Penakut..wleee..tukang nangis hahaha" ejek yerim. Ayah Egi yang sedang memainkan ponselnya menegur yerim pelan.
"Kakak gak boleh kayak gitu, adeknya kan baru pertama kali" kata ayah Egi menatap yeji yang sudah berkaca-kaca.
"Enggak,, adek gak penakut. Adek kan berani beliin bunda minyak di Bu jihyo sendiri, berarti berani di sekolah sendiri" kata bunda Rene mengelus rambut yeji pelan.
"Udah jangan nangis, kan mau berangkat sekolah. Yuk sarapan dulu" kata bunda Rene sambil mendudukkan yeji di samping yerim.
"Kamu nanti kalo disana nangis, sama Bu guru di kurung di kamar mandi yang ada buayanya" bisik yerim menakut-nakuti yeji. Yeji menggeleng cepat.
"Enggak mau" kata yeji lirih.
"Kakak!!" Kata ayah Egi. Yerim tertawa cekikikan saat melihat yeji mengusap air matanya. Bunda menghela nafas lelah melihat dua anakya.
Sementara itu dikediaman keluarga son. Mama Joy sedang meluapkan emosinya karena tingkah papa wan dan dua anaknya.
"Udah ya, mama mau pulang ke Jeju aja. Kalian tinggal disini sendiri, udah gak butuh mama kan??" Kata mama Joy sambil membersihkan kekacauan yang terjadi. Minjeong menggeleng cepat dan buru-buru turun dari kursi makan.
"Enggak mama, maafin minjeong. Mama jangan pergi ke Jeju" kata minjeong memeluk kaki mama Joy.
"Udah adek duduk sana dulu" kata mama Joy melepaskan pelukan minjeong. Minjeong melengkungkan bibirnya sedih, papa wan yang melihat itu buru-buru menggendong minjeong dan menenangkan si bungsu.
"Ujin sama minjeong lupa apa kata mama?? Jangan bercanda waktu makan!! Bahaya!! Tadi kalo mama gak Dateng terus minjeong jatuh dari kursi gimana?!?! Ujin juga, jangan mainan garpu!! Tadi kalo garpunya kena muka adeknya gimana?? Papa juga, udah sering dibilangin jangan bercanda malah ngajak anaknya bercanda!!" Omel maka Joy sambil mengepel lantai bekas susu minjeong.
"Maaf ma" kata mereka bertiga.
"Udah lanjutin sarapannya" kata mama Joy menuangkan susu ke gelas baru minjeong.
"Kakak nanti disana mama tinggal ya, nanti mama jemput. Jangan nakal" kata mama Joy sambil menyiapkan bekal untuk papa wan dan ryujin.
"Mama ikut aja" kata ryujin
"Enggak boleh dong kak, disana kan ada Eji sama yang lain. Kakak udah besar loh, udah sekolah harus berani sendiri" kata mama Joy.
"Iya" jawab ryujin lesu
"Mama, minjeong juga mau sekolah" kata minjeong penuh harap.
"Iya besok ya, adek kan masih kecil" kata mama Joy.
"Tapi kak ujin juga masih kecil" kata minjeong pelan.
"Adek mau sekolah??" Tanya papa wan. Minjeong mengangguk senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
White
Fanfictionisinya keseharian bocil absurd dan berbagai tingkah anehnya. Oh iya, jangan lupakan para bunda yang hobi ngomel dan para bapak yang takut istri