Marah

1.3K 161 7
                                    

Karna kejadian yerim yang jatuh hingga harus mendapat 11 jahitan, kini bunda rene benar-benar overprotektif kepada kedua anaknya itu. Yeji tidak boleh ini, yeji tidak boleh itu, kak erim istirahat, istirahat, istirahat. Pokoknya yeji gak boleh kemana-mana, kalaupun boleh harus melewati berbagai sesi tanya jawab yang super ketat. Kak erim juga gak boleh kemana-mana, cuma boleh di dalem rumah dan wajib istirahat. Kalau bunda overprotektif beda lagi sama ayah yang tetap santuy, contohnya kayak sekarang ini, ayah sedang asyik menggambar. Yeji di sebelahnya juga asyik corat coret, kalau kak erim cuma liatin aja soalnya tadi kepalanya pusing. Mereka bertiga duduk anteng dengan berbagai peralatan menggambar di lantai.

“ayah” kata yeji sambil asyik mewarnai gambarnya

“Kenapa dek?” tanya ayah sibuk dengan pensilnya.

“eji bosen yah, ayo ke rumah lia. Om jichu katanya punya ikan baru” bisik yeji. Yeri yang mendengar bisikan adiknya itu buru-buru mendekat.

“kakak ikut ya yah, kakak bosen di rumah” bisik yeri membujuk ayahnya.

“hmm?? Ok. Kita jalan-jalan” kata seulgi pelan. Kedua kakak beradik itu teriak kegirangan namun keduanya berangsur cemberut saat sang ayah melanjutkan kalimatnya. “tapi ijin bunda dulu” kata ayah cengengesan.

“ijin apa?” tanya bunda rene dari arah belakang. Yeri dan yeji berlari ke belakang tubuh ayah.

“anak-anak bosen bun, kita jalan-jalan aja yuk? Sekalian makan malem diluar, gimana?” saran ayah.

“emang mau jalan-jalan kemana?” tanya bunda sambil memangku yeji.

“ke taman, boleh ya bun” kata yeri mendekat ke arah bunda rene.

“adek mau ke taman bun, boleh ya?” kata yeji menatap bunda rene.

“hmm boleh, ganti baju dulu ya” kata bunda sambil mencium pipi gembil yeji.
Bunda berdiri mengandeng tangan kakak beradik itu, sementara ayah ditugaskan membereskan alat-alat menggambar.


“ibuuu” teriak chae sambil sesenggukan. Solar yang sedang menemani chaery buru-buru menemui anak sulungnya itu.

“kenapa kak? Kok teriak-teriak?” tanya solar mendekat ke arah chae.

“kaki chae sakit hiks” kata chae di sela tangisnya.

“stt cup cup cup,, ibu elus ya” kata solar mengelus pelan kaki chae “kakak mau makan sekarang? Ibu ambilin sama adek. juga, mau?” tanya solar menawarkan chae makan karna sedari tadi anak sulungnya itu enggan makan. Chae mengangguk pelan mengiyakan tawaran ibunya.

“oke, ibu ambilin bentar ya. Adek temenin kakaknya bentar” kata solar berjalan keluar kamar.

**
Sementara itu di rumah keluarga kim sedang terjadi keributan, ningning hilang. Mami jenn sesenggukan sambil menelpon tetangga dan saudara, siapa tau ningning bersama salah satu dari mereka. Papi chu juga sibuk bolak-balik mengecek setiap ruangan, sedangkan julia duduk disamping mami jenn ikut khawatir kalau adiknya di culik dan di jual. Lia takut ningning tidak pulang lagi kerumah, pikiran-pikiran buruk tentang orang-orang jahat yang sering ia lihat di tv sedari tadi mengeroyok pikirannya. Lia menangis karna takut pikiran buruknya menjadi kenyataan.

“huaaa, m-mami, ning-n-ning mana” tangis lia pecah. Mami jenn memeluk pelan lia menenangkan anaknya bahwa si adik baik-baik saja walaupun ia juga kalut dengan pikirannya sendiri.

“sttt, ningning lagi di cari sayang, cup cup jangan nangis ya” kata mami jenn sambil menghapus pelan air mata lia.
“pi, kita lapor polisi aja ya, mami takut ningning kenapa-napa”kata mami jenn.

“ga bisa mi, harus 1x24 jam baru bisa di proses” kata papi chu frustasi mencari ningning kemana, karna semua tetangga dan saudara tidak ada yang tau dimana anaknya itu.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang