"Hae, kamu jangan suka pup sembarangan. Kasian mami tau, kamu kenapa suka pup sembarangan sih!?!?" Tanya Karin menatap haewon gemas. Sementara si adik hanya menatap bingung kakaknya.
"Kamu kok gak besar-besar sih?? Kamu enggak pernah olahraga sih, kamu kan kerjaannya bobok, terus mam, terus main, terus pup" kata Karin sambil mengambil mainan haewon. Haewon menggapai pelan tangan kakaknya saat melihat itu.
"Mamamama" oceh haewon sambil berusaha menggapai Karin meminta mainannya dikembalikan.
"Bukan mama Hae, tapi mami. Kalo mama itu mamanya ujin, minjeong sama jijel" kata Karin memberitahu.
"Amaamamaa" oceh Hae
"Huh, mami Hae bukan mama. Kamu mau ini??" Tanya Karin saat melihat adiknya ingin mengambil mainannya.
"Ini kotor, tadi kamu udah dudukin. Gausah ya, kamu nonton Pororo aja. Ayo sini" kata Karin sambil menaruh mainan haewon jauh dari jangkauan haewon. Karin mengangkat pelan tubuh haewon, haewon meronta tidak mau di Gendong.
"Ayo Hae, Pororo nya udah mau mulai" kata Karin mengangkat tubuh haewon. Haewon menangis dan berontak ingin di lepaskan.
"Astaga kakak!! Adeknya jangan diangkat-angkat sayang, cupcupcup sini sayang" kata mami seo menggendong haewon.
"Enggak-enggak, tadi kak Karin cuma mau ajak adek nonton Pororo cupcupcup" kata mami seo menimang-nimang haewon.
"Maaf mami, Karin cuma mau ajak Hae nonton Pororo" kata Karin sambil cemberut.
"Iya gak papa, tapi lain kali jangan diangkat-angkat ya kak. Adeknya kan suka banyak gerak-gerak nanti jatuh, ya??" Kata mami seo menasehati.
"Iya mamii"
**
"Haeee" kata yeji ceria saat melihat haewon sedang memakan biskuit di high chairnya.
"Hae lagi mam apa??" Tanya yeji, haewon menjulurkan tangannya ke depan muka yeji.
"Ohh kamu mam biskuit?? Enggak aku gak mau, kamu mam aja biar cepat besar" kata yeji saat haewon menyodorkan biskuitnya di depan mulut yeji.
"Ejiii" teriak Karin saat melihat yeji sedang berdiri menatap haewon yang sudah kotor dengan biskuitnya.
"Ayo ke kamar Karin aja, baca buku cerita" ajak Karin membaca buku meskipun mereka hanya membolak-balik halaman karna belum bisa membaca.
"Terus Hae gimana??" Tanya yeji.
"Biarin aja, Hae kan sama mami" kata Karin menarik pelan tangan yeji
"Dadah Hae, aku baca Aladin dulu ya" kata yeji melambaikan tangannya. Seperti mengerti bahwa dirinya di tinggal sendiri. Haewon membuang biskuitnya dan mulai menangis.
"Karin, Hae nangis" kata yeji pelan.
"Huh, Hae tukang nangis" kata Karin sambil berjalan mendekat ke arah haewon.
"Adeknya kenapa kak??" Tanya mami seo dari arah belakang.
"Enggak tau mami, tadi Karin sama Eji mau naik ke atas terus Hae nangis" jelas Karin.
"Adek kenapa nangis hmm?? Yaudah kakak sama Eji naik aja. Biar Hae sama mami" kata mami seo.
"Oke mami" kedua anak itu berjalan meninggalkan haewon yang sudah berkaca-kaca. Setelah Karin dan yeji menghilangkan dari pandangan haewon menangis kencang dan berontak ingin menyusul.
"Adek mau kemana?? Ikut kak Karin sama kak Eji??" Tanya mami seo, haewon menjulurkan tangannya menggapai ke arah kamar Karin.
"Mau sama kakak?? Yaudah sebentar aja ya tapi??" Kata mami seo sambil mengusap air mata haewon.
Tok tok tok..
"Kak, adeknya mau ikut gapapa ya? Bentar aja" kata mami seo, Karin dan yeji yang sedang memilih buku cerita menatap haewon yang juga menatap mereka.
"Boleh mami seo, ayo Hae kita baca Aladin" kata yeji sambil mengangkat buku cerita.
"Boleh ya kak? Sebentar aja kok" kata mami seo menurunkan haewon dan duduk di samping Karina.
"Huft.. iya" kata Karin.
Mereka bertiga duduk melingkar mendengarkan mami seo bercerita, yang paling kecil juga duduk menikmati cerita meski sesekali mencoba meraih buku yang di pegang mami seo.
"Bentar ya, mami ke bawah bentar, angkat telepon dulu. Adeknya di jagain bentar ya kak" kata mami seo berlari pelan.
"Hae jangan nakal, kalo nakal kakak gak mau main sama kamu" kata Karin saat melihat Hae menarik halaman tengah buku cerita Karin. Haewon melepas genggamannya dan menarik kaos yeji pelan.
"Hae mau apa??" Tanya yeji
"Dia gak mau apa-apa Eji, Hae emang suka enggak tau maunya apa" kata Karin. Mereka berdua sibuk berbincang dengan haewon berada di tengah-tengah mereka.
"Huekk bau apa ini?? Enggak enak" kata yeji sambil menutup hidungnya dengan saat bau tidak sedap masuk ke rongga hidungnya.
"Iuhh bauu" kata Karin sambil menjauh dari yeji dan haewon. Sementara haewon hanya menatap polos dua orang di depannya.
"Iuhh, kamu pup ya Hae?!?! Huek gak enak baunya" kata Karin mengibas-ngibaskan tangannya setelah mencium pantat haewon.
"Hae pup?? Iuhh kamu pup sembarangan" kata yeji sedikit menghindari haewon.
"Mamiiii Hae pup" teriak Karin dari pintu depan.
"Ejii, Karin udah enggak kuat. Pup nya Hae bau kaya bom" kata Karin saat mami seo tidak kunjung naik ke atas. Yeji sudah menutup hidungnya dengan kaos.
"Karin aku mau mati, Hae bau banget" kata yeji sambil menjatuhkan tubuhnya ke ranjang Karin. Haewon menatap bingung dua orang di depannya sambil berusaha mengeluarkan isi perutnya.
"Kakak kenapa teriak-teriak??" Kata mami seo sambil berjalan naik ke atas.
"Mami cepetan, Karin sama Eji mau mati. Pupnya Hae bau banget" kata Karin masih menutup hidungnya.
"Hush gak boleh ngomong kayak gitu" kata mami seo.
"Ayo adek cebok dulu sama mami, kasian kak Karin sama kak Eji mau pingsan" kata mami seo sambil menggendong haewon keluar dari kamar Karin.
"Kakak sama Eji turun aja, biar baunya ilang dulu. Sana turun liat pokemon" kata mami seo. Karin Mengangguk pelan, dan berjalan mendekat ke arah yeji yang masih terkapar di ranjangnya.
"Eji jangan mati, ayo nonton pokemon" ajak Karin menggoyangkan lengan yeji.
"Huekk bauu, ayo keluar Karin" ajak yeji berlari meninggalkan kamar Karin
KAMU SEDANG MEMBACA
White
Fanfictionisinya keseharian bocil absurd dan berbagai tingkah anehnya. Oh iya, jangan lupakan para bunda yang hobi ngomel dan para bapak yang takut istri