buli

772 111 15
                                    

"rim, mending kita pulang aja. Tangan sama kaki kamu berdarah banyak. Ayo pulang rim" kata Chae sambil meringis menahan sakit saat melihat luka yerim.

"Iya, ayo rim pulang aja" yerim menatap nana dan Chae sekilas lalu kembali meniup pelan luka di tangannya.

"Aku takut dimarahin bunda" kata yerim pelan.

"Terus gimana??" Tanya Chae bingung.

"Ke rumah Nana aja mau gak?? Nanti biar diobatin mama nana"

"Nanti mama kamu bilang ke bunda gak?? Kalo bilang ke bunda aku enggak mau" kata yerim pelan.

"Nanti aku bilang mama biar gak bilang ke bunda kamu, ayo pulang kita obatin luka kamu. Itu berdarah banyak" kata Nana saat melihat tisu yang di pegang yerim sudah kotor karna darah.

"Kamu bisa jalan enggak rim??" Tanya Chae saat melihat yerim meringis sakit.

"Bisa, tapi pelan-pelan ya Chae"

"Sini tasnya Nana bawain" kata Nana sambil mengambil ransel yerim.

"Na, tolong bawain punya aku ya?? Aku mau bantuin erim jalan" Nana mengangguk cepat lalu menyambar tas Chae.

**

Yerim berjalan mengendap sambil menatap sekeliling, takut ada bunda Rene. Saat tak melihat pergerakan bunda Rene, yerim berjalan cepate menuju kamarnya meskipun sedikit meringis karna kakinya terluka.

"Baaa..kak erim kenapa pulangnya diem-diem??? Hayo kenapa???" Yerim terlonjak kaget saat muka adiknya tiba-tiba berada di depannya.

"Minggir ji, aku mau bobok. Capek" kata yerim sambil menggeser tubuh yeji.

"Ohhh... Eji juga mau bobok ah" kata yeji sambil berjalan mengikuti yerim.

"Sana kamu main, aku mau bobok sendirian" kata yerim pelan.

"Kan ini kamar Eji juga. Eji mau bobok juga" kata yeji sambil naik ke atas ranjangnya.

"Kamu bobok sama bunda aja sana. Biasanya kan kamu bobok siang sama bunda" yeji menggeleng cepat.

"Enggak ah, Eji mau bobok disini" kata yeji cepat. Yerim menghembuskan nafasnya pelan. Lalu naik ke ranjangnya.

"Kak erim kenapa boboknya liat atap??" Kata yeji penasaran.

"Terserah aku. Diem ji, aku mau bobok" yeji menatap penuh selidik kakaknya. Matanya tertuju pada jaket yang dipakai yerim.

"Kak erim bobok pake jaket?? Emangnya enggak panas??" Yerim menatap sinis yeji di seberang ranjangnya.

"Diem ji. Kakak mau bobok, kamu kalo mau tanya-tanya sana sama bunda" kata yerim jengkel.

"Eh ini kenapa???" Kata yeji sambil memencet siku yerim.

"Aaa...sana pergi!!! Kamu tukang gangguin!!!" Kata yerim mendorong yeji.

"Berdarah!!!!! Kakak berdarah!!! Bundaaaa-" yeji meronta tak tentu arah saat mulutnya di bekap oleh yerim.

"Diem ji!!!" Kata yerim sambil memeluk yeji dari belakang. Yeji mencubit paha yerim kasar sambil bergerak tak tentu arah.

"Aaa....sa-kitt" rintij yerim sambil memegang kakinya yang tak sengaja yeji pukul. Yeji menatap kakaknya bingung.

"Berdarah, Eji panggiilin bunda" yerim menatap yeji yang sudah berlari keluar dari kamar mereka sambil berdoa agar bunda Rene tidak marah.

Yeji berlari mengelilingi rumah saat tak menemukan bunda Rene. Langkahnya terhenti saat mendengar suara tawa di depan rumah. Yeji berjalan mengendap, mengintip di balik pintu.

WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang