"hari ini jijel jadi jalan-jalan kan ma?" Tanya Giselle.
"Maaf ya sayang, hari ini mama harus pergi. Gimana kalau nanti malem aja hmm?" Tawar mama ital
"Yah, yaudah deh" lesu Giselle berjalan ke arah ruang keluarga. Mama tal menatap sedih putrinya. Sebenarnya hari ini mereka berdua berencana menghabiskan waktu bersama. Namun mama baru saja mendapat telfon dari manajer nya, katanya ada pemotretan dan harus sekarang.
"Hei princess nya papa kenapa cemberut gini??" Tanya papa amb, Giselle yang ditanya hanya menggeleng pelan.
"Kenapa hmm??" Tanya papa amb, Giselle beranjak dari duduknya memeluk papa amb.
"Jijel gak jadi jalan-jalan papa. Mama mau kerja" kata Giselle lirih. Papa amb yang mendengar itu mengelus pelan bahu anaknya.
"Stt.. mama ada kerjaan mendadak sayang, gimana kalau jalan-jalan sama papa dulu?? Nanti mama nyusul kalo udah selesai, gimana jijel mau gak??" Tawar papa amb.
"Jijel mau ke rumah Eji aja boleh?" Tanya Giselle sambil menatap papa amb penuh harap.
Papa amb menatap mama tal, meminta ijin. Mama tal yang berdiri di belakang jijel hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan anaknya.
"Okey,, kita main ke rumah Eji. Tapi jangan sedih lagi oke??" Kata papa amb. Giselle mengangguk.
"Makasih papa" kata Giselle memeluk papa amb erat.
"Aku ke rumah seulgi dulu ya, kamu masih nunggu manager kan?" Kata papa amb
"Iya"
"Jangan nangis, nanti maskara kamu luntur"
"Ck apasih, nanti aku nyusul ke sana" kata mama tal jengkel
"Iya, gak usah buru-buru, Giselle biar aku yang kasih pengertian nanti"
"Makasih" lirih mama tal
"Jangan sedih"
"Iya, yaudah kamu berangkat aja, aku masih lama"
"Janji gak nangis tapi??"
"Iya, gak nangis"
Mama tal bohong, karna sehabis papa dan Giselle pergi mama tal buru-buru masuk ke kamar dan menangis. Mama tal sebenarnya sangat ingin menghabiskan waktu dengan putri kecilnya, namun pekerjaaannya menghambat semua. Mengingat bagaimana senangnya Giselle saat akan pergi bersamanya membuat tangisan mama tal semakin kencang.
**
"Ejiii.. kak erim.." sapa Giselle ceria. Yeji dan yerim yang sedang membantu bunda berkebun, berlari meninggalkan pekerjaan mereka.
"Jijel mau nginep disini ya??" Tanya yeji antusias. Giselle menatap papa amb meminta ijin, papa amb mengangguk pelan.
"Makasih papa" kata Giselle memeluk papa amb.
"Iya, aku nginep disini boleh??"
"Boleh, nanti aku ajak maen sama ujin" kata yeji
"Jangan mau,, nanti maen sama aku aja. Temen-temen Eji suka nakal sama tukang nangis" kata yerim. Yeji menarik rambut yerim jengkel.
"Eji gak tukang nangis!!!"
"Aaa bundaaaa Eji Jambak rambut kakak nih,, bunda tolongin" teriak yerim kesakitan.
"Eji gak boleh sayang, ayo lepasin rambut kak erim" kata papa amb mencoba melepaskan jambakan yeji.
"Gak mau,, kakak nyebelin" kata yeji semakin menarik jambakannya. Yerim meronta kesakitan sambil menendang-nendang yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
White
Fanfictionisinya keseharian bocil absurd dan berbagai tingkah anehnya. Oh iya, jangan lupakan para bunda yang hobi ngomel dan para bapak yang takut istri