59. Takut

4 1 0
                                    

Prita mengerjapkan matanya beberapa kali, bingung dengan situasi di depannya.

Kenan? Anaknya kepala desa? Anak pertama? Berarti cowok berkaca mata itu Kakaknya Kayla? Apakah sifatnya sama seperti bocah nyebelin itu?

"ta, kok malah melamun" ucapan budhe menyadarkan Prita, cewek itu hanya cengengesan.

"Prita kaget aja budhe"

Cowok tinggi dengan kulit berwarna sawo matang itu mengulurkan tangannya ke arah Prita.

"salam kenal, nama saya Kenan"

"Prita"

"saya sudah banyak mendengar cerita tentangmu dari nenek"

Prita lalu melirik neneknya yang hanya duduk santai sambil memasang wajah tenang.

Prita tidak melepaskan tatapan matanya ke arah neneknya.

"kenapa masih pada berdiri? Ayo duduk dulu" ucap budhe.

Prita duduk berdampingan dengan budhe. Di sebrang Kenan duduk bersama wanita yang Prita yakini sebagai ibunya dan Aisyah, utinya Prita itu duduk di tengah.

Gadis itu masih tidak mengerti dengan situasi yang dialaminya saat ini. Mereka sedang apa di sini?

"jadi, kamu yang namanya Prita ya?"

Prita menoleh ke arah wanita paruh baya dengan dress floral sederhana yang melekat di tubuhnya, terlihat sangat anggun.

"i—iya... Tan—"

"panggil ibu saja"

"iya bu"

Wanita itu tersenyum kecil, melihat gadis di sebrangnya begitu cantik.

"nenek kamu sudah cerita banyak tentang kamu. Katanya kamu tinggal sendiri di jakarta?"

Prita mengangguk sopan sebagai jawaban.

"dia tidak mau menurut, padahal sudah beberapa kali aku memaksanya untuk tinggal saja di sini" kata Aisyah ikut menambahkan.

"itu karena Prita masih mau lanjutin kuliah" jawab Prita dengan tenang.

Prita mendekatkan dirinya ke arah budhe dan berbisik,

"budhe, kenapa mereka ke sini? Nenek mau jodohin Prita kah?"

Budhe tersenyum dan menjawab prita dengan nada yang berbisik juga.

"mereka itu menghantarkan hadiah pernikahan untuk Tari, tapi sekalian juga ketemu kamu"

Prita melototkan matanya kaget, berbeda dengan budhe yang menatap prita jahil.

"padahal di sini juga banyak Universitas yang bagus, nanti setelah lulus kamu tinggal nikah saja" kata ibu Kenan.

"hah?" refleks Prita, sontak cewek itu menatap satu persatu orang yang melihatnya itu dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Ibu Kenan tertawa kecil, lain dengan putranya yang hanya tertunduk malu.

"maksud ibu, nanti setelah lulus kuliah, kamu bisa kerja dan berkeluarga, disini banyak yang nungguin kamu, salah satunya anak saya"

Prita makin mengerjapkan matanya bingung, pembicaraan mereka makin ke sana dan ke sini. Cewek itu langsung bangkit dari duduknya

"ah... Prita lupa, tadi mbak Tari minta tolong Prita untuk membantu di kamarnya. Maaf ya Prita harus ke sana"

Setelah menunduk sopan dengan langkah yang cepat Prita membuka pintu kamar mbak Tari dan menutupnya.

"loh ta, kamu kenapa?" tanya Tari dari arah kasur, gadis itu sedang memakai masker wajah.

Prita yang masih terlihat syok mengerjapkan matanya tidak percaya.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang