1. Kebohongan

11.4K 727 34
                                    

Pria bertubuh bongsor dengan balutan sweeter hitam dengan celana training yang senada membuka pintu kamar mandi itu, dan mendapati Renjun yang tak sadarkan diri dengan kulit pucat pasi.

"Merepotkan saja" Gumam pria bertubuh bongsor tersebut.

Pria itu kemudian berjalan mendekati Renjun, kemudian dengan cepat membopong tubuh yang dibalut dengan pakaian lembab itu keranjang dan membaringkannya dengan perlahan.

Ia memandangi wajah putih pucat tersebut, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya guna menghilangkan suatu hal yang ia pikirkan sedari tadi.

Ia kemudian menarik selimut hingga bagian dada Renjun, sebelum akhirnya pergi kekamarnya.

Iya, telah terhitung empat bulan lebih mereka menjalani status sebegai pasangan. Namun mereka tak tidur seranjang.

Jangankan seranjang, seruangan saja kadang kala juga tak ingin.

Tak lama, pria itu datang dengan sepasang pakaian pada tangannya. Ia menaruh benda tersebut pada nakas, memberikan kertas kecil diatasnya, lalu pergi begitu saja setelah menyalakan alat penghangat ruangan.

Beberapa jam berlalu. Kini, mata rubah itu perlahan terbuka disertai lenguhan-lenguhan menahan sakit dari sang empu.

Renjun melirik sekitar dengan pandangan yang masih memburam, ada hal berbeda yang ia rasakan.

Hangat... Hanya itu.

Setelah pandangannya mulai membalik, ia merubah posisinya menjadi duduk.

"Amhh... Sshh" Ringisan itu mencelos keluar begitu saja saat ia merasakan kepalanya berdenyut sakit.

"Kamar? Siapa yang memidahkanku?" Batin Renjun bertanya-tanya.

Pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan, hingga pandangannya terhenti pada keetas yang berada diatas hoodie yang pria bongsor taruh pada nakas beberapa saat lalu.

Renjun dengan cepat mengambil secarik kertas itu dan membaca apa isi surat tersebut.

"Bersiap-siaplah...

          Pakai itu, Ibuku ingin bertemu denganmu...

Kutunggu digarasi pukul lima sore nanti"

Renjun melirik jam setelah membaca secara keseluruhan isi surat tersebut.

Matanya terbelalak kaget saat melihat jam sudah memnunjukkan 16:30, yang mana lagi. Hanya ada waktu setengah jam untuk bersiap.

Dengan segera, Renjun menyibak selimut tebal yang sedari tadi ia kenakan lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi dengan membawa pakaian yang ada dinakas.

Ia ingin segera bersiap, karena bagaimana pun. Suaminya itu tak suka jika ia telat barang semenit pun, jadi ia harus bersiap sesegera mungkin.

Dua puluh menit berlalu, Renjun tengah memakai sepatu putihnya kemudian keluar dengan langkah yang ia usahakan tak tertatih sekuat mungkin.

"Sshhh... Akh!"

Sesekali desisan dan lenguhan keluar dari celah bibir mungil tersebut ketika berusaha menuruni tangga.

"Mau saya bantu Nyonya?" Tawar salah satu maid yang tak sengaja melintas.

Renjun menggeleng. Bohong, bohong jika ia tak butuh bantuan saat ini. Buktinya, lututnya terasa sedikit sakit dan nyeri saat ini.

"Tak, tak perlu... Kau bisa melanjutkan kegiatanmu saja" Tolak Renjun lembut.

Maid itu mengangguk, sebelum akhirnya membungkuk sopan pada Renjun dan pergi.

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang