~Happy reading, i hope you like it~
Tuk
Tuk
Tuk
Suara antara sepatu dan keramik kini berdentum, mengisi kekosongan yang terjadi disepanjang lorong sunyi dan gelap malam ini.
Manik tajam itu menatap tajam angka dari jam digital yang terletak di dinding sunyi rumah sakit.
Senyum miring terpampang jelas diwajahnya, menatap sekilas benda pipih yang masih tersambung dengan sebuah telepon.
"Right now"
Tek
Seisi rumah sakit tentu saja langsung heboh saat tiba-tiba listrik padam seluruhnya.
"Mati lampu? Tak biasanya"
"Bagaimana ini?"
"Nyalakan generator cepaaat!"
Keadaan rumah sakit yang awalnya tenang mendadak menjadi berisik dengan kepanikan yang ada diseluruh rumah sakit itu.
Rasa kekhawatiran tentunya mendera kemana-mana, termasuk Guanlin yang baru saja keluar dari mobilnya.
Tak
Guanlin menatap panik sekitar, menatap seisi basement yang tiba-tiba saja berubah menjadi begitu gelap.
Keadaan begitu hening, hingga selang beberapa detik berikutnya suara riuh terdengar dari lantai atas.
Guanlin sempat terdiam menatap sekitar yang hanya ada cahaya hijau dari lampu darurat bertuliskan exit diujung sana.
Keheranan menghampirinya dan sempat menatap tulisan berwarna hijau itu sebelum akhirnya dengan terburu ia merogoh saku jaketnya dan berlari menuju tulisan itu dengan lampu ponsel yang menyala.
"Renjun!"
Manik itu menatap sekitar yang tiba-tiba saja menjadi gelap gulita, hanya ada penyinaran dari cahaya rembulan.
Suasana langsung berubah seketika. Sunyi, senyap, mencekam, dan sedikit menyeramkan.
Suara ketukan langkah terdengar, ia yakin bahwa suara langkah itu kini tertuju padanya.
Kepalanya mencoba untuk menoleh ke samping, mencoba mencari orang yang kini ada dalam pikirannya.
"Alin?" Panggilnya lirih.
Nyatanya, gelap. Tiada orang sama sekali, ah mungkin saja itu hanya halusinasinya belaka.
Ya hanya halusinasi belak-
"Kukira kau sudah mati"
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...