Selamat Idul Fitri 1444
Mohon Maaf Lahir dan Batin semuanya
*walaupun udah telat berapa hari*!HATI-HATI TYPO BERTEBARAN!*
Drrrrrrtttt... Drrrrrrttt-
"Ya halo?"
Renjun melepas kuas lukis yang baru saja hendak ia goreskan pada kanvas saat mendengar ponselnya bergetar, tanda ada sebuah panggilan masuk.
"Maaf mengganggu waktu Anda, tapi ada sebuah acara mendadak yang harus Anda hadiri hari ini sesuai dari proposal yang telah Anda tandatangani dan setujui beberapa waktu lalu"
Renjun terlihat terdiam sejenak, tunggu dulu, apakah ia memiliki janji hari ini? Perasan tidak ad-
"Astaga maaf aku lupa, jam berapa acaranya dimulai?" Tanyanya sedikit panik sembari melirik jam dinding yang terus berdenting didekat jendela kamarnya.
"Sekitar jam sembilan dan jika Anda telat setengah jam itu sudah akan sangat telat dari perjanjian"
"Satu setengah jam lagi aku akan tiba dikantor"
"Baik, akan saya tunggu"
Suara panggilan yang berakhir terdengar setelah jemarinya mengakhiri panggilan secara sepihak.
Ditatapnya jam yang terus berdenting tersebut. Sekarang masih pukul tujuh lewat seperempat pagi. Setidaknya waktu itu ia harus manfaatkan sebisa mungkin, mempersiapkan apa yang akan ia sampaikan sebelum acara dimulai nanti.
"Ayo Renjun... Orang-orang akan menunggu jika kau terlambat"
"Pagi Tuan, Anda lebih cepat setengah jam dari yang Anda katakan" Ujar tangan kanan tersebut sembari menyambut Renjun yang baru saja datang dan tengah menaiki anak tangga lobby dengan tergesa.
"Lebih cepat lebih baik. Kemarikan proposal itu, aku harus mempersiapkan segalanya" Balasnya kemudian mengambil proposal yang ada ditangan tangan kanan terpercayanya itu dan berjalan memasuki bangunan besar tersebut.
Kedatangannya itu tentu menjadi pusat perhatian, membuat karyawan yang berada dekat dengan Renjun membungkuk memberi hormat yang Renjun balas dengan anggukan dan senyuman manisnya.
Seramah dan serendah hati itulah seorang yang kini menjadi pimpinan dari tempat mereka semua bekerja.
"Acara yang akan diselenggarakan sampai pukul berapa?" Tanyanya setelah ia memasuki lift diikuti oleh tangan kanannya yang dengan sigap langsung menekan tombol lantai delapan tempat dari ruangan atasannya itu berada.
"Panitia bilang akan dimulai dari jam sembilan sampai jeda istirahat makan siang, kemudian akan dilanjut sampai pukul dua siang"
Renjun menghela napasnya, sepertinya ia akan sangat kelelahan hari ini. Ia hanya berharap yang ada dalam tubuhnya akan sedikit kuat untuk hari ini, mengingat ia belum sarapan untuk hari ini.
"Apakah Anda sudah sarapan?"
Oh astaga, sungguh beruntung rasanya ia mempunyai sekretaris pribadi yang mengerti akan keadaan.
Ia menoleh, kemudian menggeleng, "belum, tidak sempat"
Dan kini disinilah Renjun berada, diatas sebuah panggung luar ruangan dengan angin yang sesekali membelai dan menerbangkan helaian surai cokelat gelapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...