Happy New Year
Mata itu terbuka perlahan, mengerjab beberapa kali guna menjelaskan pandangannya yang tengah ia fokuskan pada sebuah jarum jam yang terletak jauh diatas sana.
Pukul 05:25, sudah terlewatkan sejam lebih saat ia tiba-tiba saja kehilangan kesadarannya akibat perbuatan Guanlin.
Renjun berusaha untuk duduk dengan ringisan yang sesekali lolos dari celah bibirnya yang terasa sangat perih.
"Ssshh aaa"
Ditolehnya kearah samping, ada Guanlin yang tengah tertidur.
Dirasa ia tak mau berlama-lama disana, ia kemudian segera turun. Mengenakan semua pakaiannya yang terbengkalai pada lantai kemudian segera keluar dengan langkah yang tertatih-tatih akibat menahan nyeri bekas permainan semalam yang terus membuat dirinya menangis tanpa henti hingga kehilangan kesadarannya.
Langkahnya begitu pelan dan perlahan, sungguh permainan yang Guanlin berikan begitu menyiksanya sedari awal hingga saat ini.
Bahkan Renjun harus berpegangan erat pada pagar pembatas, setidaknya bisa sedikit membantu hingga sampai pada kamarnya yang ada didepan sana.
Astaga! Padahal kamarnya terletak tak begitu jauh, namun mengapa rasanya sekarang begitu amat lama?
Langkahnya terhenti, dan Renjun meremas dengan erat pagar pembatas berbahan dasar kayu itu saat merasa seperti tak bisa untuk menahan semuanya.
Sakit, perih, dan ngilu semuanya bercampur padu menjadi satu bagian. Satu bagian yang membuatnya sangat amat sengsara saat ini.
Alhasil air mata itu kembali luruh, luruh membasahi wajah mulus yang terdapat banyak noda disana.
Menangis dalam diam. Yah, itulah jalan satu-satunya untuk menumpahkan segalanya yang ada.
"Ayolah Ren, jangan terlalu dipikirkan" Monolognya kemudian melanjutkan langkah demi langkahnya hingga sampai pada kamarnya.
Ceklek
"Ssshh ahmm"
Ditutupnya daun pintu tersebut kemudian bersandar sejenak disana sebelum akhirnya memutuskan untuk kekamar mandi.
Dan disinilah dirinya kini berada, dihadapan sebuah cermin dan mematut bayangnya yang cukup mengerikan dan menyedihkan.
Rambut yang berantakan, mata yang sembam, wajah yang terdapat beberapa lebam dan bibirnya yang sobek, serta jangan lupakan baju kaosnya yang sedikit robek hingga berhasil menampilkan bercak merah keunguan yang ada mulai dari leher hingga area dadanya.
Diambilnya satu langkah untuk semakin dekat dengan bayangnya, diperhatikannya baik-baik semua hal menyakitkan itu. Mulai dari wajah, leher, bahkan hingga pergelangan tangannya yang terdapat bekas ikatan disana. Bekas Guanlin semalam yang mengikatkan dasinya disana agar ia tak dapat lagi memberontak.
Kejadian panas itu seketika hadir dalan otaknya, kejadian dimana mereka berdua malakukannya untuk pertama kalinya dengan keadaan Guanlin yang sepenuhnya berada dibawah kendali alkohol berlebih.
Mungkin sekitar empat jam tanpa henti hingga ia kehilangan kesadarannya sepenuhnya, iya dirinya pingsan, pingsan begitu saja disaat mereka tengah melakukan hal panas tersebut.
Kepalanya kembali pening hanya karena memikirkan tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Apakah ia harus pergi sekarang? Tapi keadaannya tak mumpuni hanya untuk melakukan hal tersebut.
Jangankan pergi dari bangunan besar itu dan pergi ketempat yang ia inginkan, melangkahkan kakinya selangkah saja sudah membuatnya setengah mati menahan segala rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...