Sedangkan disisi lain, sosok dengan tubuh menjulang tinggi bak tiang listrik itu keluar dari bangunan megah tersebut diikuti oleh seorang wanita dibelakangnya. Wanita tersebut adalah sekretarisnya.
Tungkainya berhenti, diikuti oleh wanita tersebut.
"Apakah besok ada jadwal?" Tanya Guanlin dengan nada datarnya, yah wajahnya juga.
Wanita itu langsung membuka lembaran kertas yang ada pada papan keraninya.
"Besok jam sembilan akan ada rapat dengan investor jam sebelas akan ada rapat perusahaan yang membahas tentang kemitra usahaan dan juga sore pukul tiga lewat lima belas menit akan ada pertemuan dengan CEO dari perusahaan SJI dan juga beberapa deretan CEO lainnya dalam rangka membuat sebuah proyek pembangunan yang ak-"
*Bacanya bisa esji atau esjiai
"Stop-stop sudah" Ujar Guanlin menghentikan.
"Baik" Wanita itu membungkuk sesaat pada Guanlin.
Guanlin berbalik menetap wanita berkaca mata itu, "engapa kau bicara tanpa mengerem?" Tanyanya.
"Karena jika saya berkata dengan banyak jeda pasti Anda akan marah dan pastinya akan menyuruh saya berbicara tanpa hambatan seperti tadi contohnya" Jawab wanita itu dengan cepat tanpa jeda.
"Ya tapi tidak begitu juga, lain kali jangan diulang atau tidak akan saya pecat" Ancam Guanlin.
"Baik Pak"
"Oh ya, dan juga besok igat bawakan saya berkas perjanjian kerja sama dengan perusahaan C Group" Ujar Guanlin lagi.
"Iya Pak"
Tak lama, datanglah sebuah mobil berwarna hitam dan berhenti tepat dihadapan dua makhluk itu.
Sang sopir keluar dan membukakan pintu untuk Tuannya, dan Guanlin kemudian masuk diikuti oleh wanita itu.
"Antar dia pulang dulu" Ujar Guanlin dingin.
"Baik Tuan"
Pedal gas perlahan diijak dan berjalan hingga sampai disebuah tempat perumahan sederhana.
Wanita itu keluar kemudian membungkuk disertai dengan ucapan terima kasih.
"Keapartemen" Titah Guanlin.
Mobil itu kembali berjalan, menyusuri jalan raya kota yang tampak lenggang hanya ada beberapa mobil saja.
"Mengapa Anda tak pulang kerumah Tuan?" Tanya sopir.
"Hanya malas saja" Jawab Guanlin seadanya.
Hening setelahnya, ingin kembali bertanya... Tetapi takut jika bosnya marah.
"Besok jemput saya jam delapan" Ujar Guanlin kemudian membuka pintu sendiri dan memasuki gedung apartemen tersebut.
Menekan angka delapan pada tombol lift, kemudian kembali menekan tombol lainnya hingga akhirnya pintu lift kembali terbuka.
Memasukkan sandi pada pintu kemudian masuk.
"Oh kau disini rupanya, tak pulang kerumahmu?"
Tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian kemeja sepaha datang kemudian duduk pada pangkuan Guanlin yang duduk pada sofa.
"Apartemen ini juga rumahku" Jawab Guanlin.
"Tidak! Punyaku!" Sargah wanita itu dengan nada merayu.
"Milik kita"
"Ya sudah ia milik kita" Ujar wanita itu menyerah.
Wanita itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Guanlin.
"Kau akan kembali bermalam disini seperti tempo hari?" Tanya wanita itu.
"Tidak, hanya semalam" Jawab Guanlin sembari mengangkat tubuh wanita itu agar duduk disampingnya.
"Kenapa?" Tanya wanita itu lagi.
"Besok malam aku ada perremuan diluar negeri" Jawab Guanlin lagi sembari melepas jasnya.
"Oooh" Wanita itu hanya ber'oh' ria saja.
Sedangkan disisi lain, Renjun terus menatap pekarangan luas dihadapannya itu. Ia sedari tadi hanya duduk pada bangku yang ada diteras, ia ada disitu bukan karena niat ingin menunggu Guanlin.
Melainkan hanya untuk sekedar bersantai saja, bersantai tetapi otak terus berpikir bahkan terlihat seperti kaset rusak yang diputar.
"Sudah lama tak bertemu Ayah... Jadi rindu rasanya" Gumamnya kemudian menelusupkan wajahnya pada lipatan lutut.
"Sudah lama juga tak bertemu Adik" Lanjutnya lirih.
Jujur saja, ia sangat merindukan kekuarganya terutama sang Adik yang bahkan saat itu tak datang sangat sebentar hanya untuk sekedar berfoto saja pada acara pernikahannya dulu.
Renjun kembali mengangkat wajahnya menatap lurus pada pekarangan yang minim akan penerangan itu.
Ada sepenggal kalimat yang Adiknya itu ucapkan padanya dulu pada saat acara pernikahannya.
"Kalau Kakak tak ingin bersamanya lagi maka kembali padaku dan aku akan selalu ada untukmu kapanpun dan dimanapun tak seperti dirinya"
Kata demi kata itu masih melekat jelas pada pikirannya yang melalang buana.
"Aku... Ingin kembali padanya"
Tbc~
613 kata untuk chap ini, oh iya dichap sebelunya Jaemin sama Jeno aku mau ganti pemerannya.
Tapi yang terpenting tetap kapal favoritku ahhaaay.
Oke dadah babay, jangan lupa vote biar cepet up_-
Kalau vote lebih dari 10 eh 15 bakalan double up deh, kalau sempat tapi ehek.
*Sorry for typos*
Tertanda :
Jum'at 3 Juni 2022
20:42
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...