Semilir angin malam berhembus, membelai lembut wajah sendu yang penuh akan jejak-jejak air mata.
Setelah perkataannya kemarin, ia harap itu adalah keputusan akhir yang bagus. Melanggar kontrak perjanjian dengan lebih cepat dari tanggal bahkan bulan yang telah ditetapkan dan disepakati diawal.
Ya...
Semoga.
"Bahkan rahasia tentang Renjun yang ia sembunyikan selama ini tanpa ada seorangpun disekitarnya yang tahu"
Guanlin sedari tadi hanya dapat terdiam dikursi kerja kamarnya. Tatapannya boleh terlihat kosong, tapi tidak dengan pikirannya.
Pikirannya melalang buana, memikirkan apa maksud dari semua perkataan yang ucapakan oleh Kyungri.
Apa maksudnya rahasia yang disembunyikan oleh Renjun selama ini tanpa ada seorangpun disekitarnya yang tahu?
Apa maksudnya? Apakah semua ini adalah sebuah teka-teki bersambung yang harus ia pecahkan?
Belum lagi kini pikirannya melayang pada kejadian setelah Kyungri membisikkan hal yang cukup ambigu menurutnya.
Kilas balik
"Bahkan rahasia tentang Renjun yang ia sembunyikan selama ini tanpa ada seorangpun disekitarnya yang tahu"
Kyungri menarik tubuhnya kembali kemudian diam berdiri tepat dihadapan Guanlin dengan meja sebagai penghalang.
"Maksudmu?" Tanya Guanlin dengan wajah yang menyiratkan kebingungan.
"Ah sudahlah sayang, nanti kau juga akan tahu. Oh dan satu hal yang perlu kau tahu dariku" Jawab Kyungri kemudian menumpukan kedua tangannya pada meja kerja Guanlin.
Matanya melirik kebelakang sebentar, kemudian kembali menatap Guanlin yang hanya diam.
"Aku hamil"
Deg
"A-apa?" Lirih Guanlin tidak percaya.
"Usianya sudah sebulan, dan ini anakmu... Aku ingin kau bertanggung jawab Lai, ceraikan sisialan itu dengan segera"
Ia semakin terkejut akan fakta yang baru saja ia dengar. Tunggu... Apa katanya? Sebulan?
Ia tidak bisa percaya ini. Ini terlalu tiba-tiba untuknya.
Mereka berdua setelahnya hanya diam, dengan Kyungri yang memasang senyum semanis mungkin dengan bibir merah meronanya.
Kriet
Guanlin membelalakkan matanya, saat melihat siapa sosok yang berada didepan sana.
"Renjun!?
Guanlin menegakkan tubuhnya, menatap Renjun yang sudah psti mendengar akan apa yang Kyungri ucapkan.
"Ren... A-aku..."
Dengan netranya, dapat ia lihat nerta dari pria rubah yang berstatus sebagai Istrinya itu kini memerah. Terlihat seperti berusaha untuk menahan cairan bening pada pelupuk matanya.
Dan tanpa ia ketahui. Senyum licik pada belah bibir merona itu tercipta, menyiratkan akan keberhasilan yang telah ia dulang.
Tak
Tak
Pada wajah putih bersih milik pria bermarga Huang, dapat ia lihat dengan jelas bulir demi bulir cairan bening keluar dan terjun begitu saja dari pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...