38. Diracun?

3.9K 322 33
                                    





















~Happy Reading's~






























PRANG!!!

"APA?! Tidak... Tidak, aku tidak terima ini Guanlin! Kau bilang pernikahan 'terpaksa'mu itu hanya berlangsung sampai setahun saja atau sampai setahun enam bulan! DAN KAU INGIN MEMPERPANJANG WAKTU ITU DENGAN DALIH YANG BAHKAN TIDAK MASUK AKAL DAN SULIT UNTUK DIJELASKAN?!"

Oknum yang dicerca hanya diam memperhatikan meja kerjanya yang telah basah dengan serpihan-serpihan beling diatasnya.

"... Keluar"

"Tunggu, ini belum selesai Guanlin! BELUM SELESAI!"

"Memang belum selesai... Keluar"

"Aku tidak mau seperti ini Guanlin, AKU TIDAK MAU! GUAN-"

"Keluar"

"Ini sama saja kau mempermainkanku, cepat ceraikan sibenalu itu Guanlin! Putuskan status kalian berdua! Ak-"

BRAK!!!

"KUBILANG KELUAR!!!"

Kyungri mendengus, mengambil tasnya yang ada pada sofa dengan kesal dan segera pergi melangkahkan kedua tungkainya menjauh dari ruangan itu.

Blam!

"Tunggu saja Hwang... Aku akan membuatmu hancur sehancur-hancurnya dengan tanganku sendiri" Gumam Kyungri dengan senyum miring yang terlukis diwajahnya.

"Ck... Sial" Gerutunya.

Guanlin mengangkat tangan kanannya dengan perlahan. Sial, ia jadi tertusuk oleh beling-beling yang berserakan diatas meja kerjanya.

Dicabutnya satu persatu beling yang menancap pada telapak tangan kanannya dengan darah yang langsung mengalir setelahnya.













"Uhuk... ssshh"

Sejak siang tadi Renjun tidak bisa kemana-mana. Jangankan kemana-mana, ia sedari tadi hanya dapat meringkuk diatas ranjangnya dengan tangan yang terus memegang perutnya.

Rasanya begitu sakit, rasanya seperti dipelintir atau lebih tepatnya seperti ditusuk-tusuk oleh benda kecil yang cukup tajam. Belum lagi dadanya yang terasa sesak dan sakit, seolah dihimpit oleh sesuatu sampai membuatnya berkali-kali terbatuk.

Dan jangan tanyakan apa yang kini tengah ada dalam pikiran seorang Huang Renjun. Huang? Atau Lai? Pokoknya itulah.

Pikirannya terus berkata bahwa ini akibat dari penyakitnya yang ia biarkan begitu saja dan hanya meminum beberapa obat saja, itupun karena paksaan dari Dokter Yujin.

Disetiap kali ia bertemu dengan Dokter Yujin, Dokter iti pasti akan terus berkata bahwa ia harus melanjutkan kehidupannya bagaimanapun itu masalahnya.

Ia hanya mengiyakan saja, walaupun usianya diprediksi tidak sampai sepuluh bulan lagi. Lama kelamaan penyakitnya itu pasti akan menggerogoti tubuhnya dan menjalar keorgan-organ yang lain, dengan kata lain 'komplikasi'.







Ceklek

"Ren?" Tidak ada yang menyahut, sampai pandangannya kini jatuh pada Renjun yang sepertinya tengah terlelap.

Pantas saja tidak ada sahutan sama sekali, pikirnya.

Guanlin menghampirinya, duduk pada ranjang dengan posisi yang berada tepat dibelakang punggung Renjun yang kini tertidur.

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang