2. Menyakiti diri sendiri

8.4K 671 31
                                    

"Kau akan lembur?" Tanya Renjun pada Guanlin yang tengah menuruni tangga.

"Hm" Gumam Guanlin sebagai balasan.

"Mau kumasakka-"

"Kau tak perlu melakukan hal itu, aku akan makan diluar" Potong Guanlin.

Renjun sedikit menunduk kala Guanlin berhenti tepat didepannya.

Guanlin menatap datar Renjun, kemudian sedikit membungkuk.

"Walaupun kau memasak sesuatu untukku... Aku tak akan pernah mau untuk memakannya" Bisik Guanlin tepat pada telinga kanan Renjun.

Renjun meneguk salivanya dengan susah payah kala mendengar bisikan yang membuat hatinya sedikit sakit itu.

Guanlin kemudian menarik kembali badannya untuk tegap berdiri.

"Dari pada kau melakukan hal itu, mending kau bersihkan rumah saja. Maid sedang kuliburkan untuk seminggu ini. Jadi, selama seminggu ini kau harus mengurus rumah"

Renjun sempat tertegun selama beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan.

"I-iya" Cicit Renjun.

"Ya sudah, aku pergi dulu"

Setelah mengucapkan itu, Guanlin langsung pergi meninggalkan Renjun yang masih berdiam diri disana.

"Tak apa... Jangan seperti itu Renjun, sebaiknya ayo segera lakukan sebelum terik matahari" Gumam Renjun menyemangati diri sendiri, kemudian ia pergi dari tempat itu untuk memulai acara bersih-bersihnya.
















Renjun menyeka bulir-bulir keringat yang bercucuran dari pelipisnya. Oh ayolah, saa tini matahari sangat terik dan saat ini juga Renjun tengah menyapu halaman.

"Selesai" Gumam Renjun setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Tujuannya saat ini, adalah kamarnya. Hanya untuk mengistirahatkan diri dari banyaknya pekerjaan hari ini.

Dan pastinya seminggu kedepan, atau bahkan lebih? Maybe.

Tetapi sebelum beristirahat, ia memutuskan untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu.

Dan setelah setengah jam berlalu, kini Renjun duduk bersila diatas ranjangnya dengan pandangan lurus kearah balkon dengan pintu yang terbuka. Membiarkan semilir angin masuk dan menerbangkan kain gorden tipis disana.

Renjun menghela napas jengah, entahlah apa yang kini ia pikirkan.

Merasa mengingat sesuatu, ia melirik sebuah benda yang berada diatas nakas tak jauh darinya. Mengambilnya, kemudian tersenyum kala melihat benda itu.

"Sedikit saja tak apa kan?" Tanyanya pada semilir angin.

Setelahnya, ia kemudian menggores pergelangan tangan kirinya dengan  cutter yang tadi ia ambil dari atas nakas.

Entah sejak kapan ia melakukan hal itu hanya untuk sekedar menyalurkan rasa lelah dan rasa tertekannya.



















"Kau tak pulang?" Tanya seorang pria berambut coklat pada Guanlin yang tengah duduk anteng pada sofa.

"Malas" Jawab Guanlin acuh kemudian menegak alkoholnya.

Pria yang tadi sempat bertanya pada Guanlin sontak memukul lengan kiri Guanlin.

"Ck! Apa?!" Tanya Guanlin tak santai.

"Kau punya istri bodoh!"

Guanlin terkekeh mendengar ucapan dari sahabatnya itu, "Dia bukan istriku!" Tungkas Guanlin.

"Lalu siapamu jika bukan istri?" Tanya pria itu lagi.

"Asal kau tahu Tuan Mingyu yang terhormat-"

"Cih... Pencitraan" Potong Mingyu.

"Kuturunkan jabatanmu" Ancam Guanlin yang sontak membuat Mingyu terkejut.

"Y-ya jangan, ya sudah silakan dilanjut Tuan Muda" Mingyu mempersilahkan.

"Pernikahan kami hanya kontrak"

Sontak, Mingyu langsung menyemburkan wine yang baru saja hendak ia teguk.

Mingyu menatap Guanlin dengan tatapan yang sulit diartikan, "Kau gila?!" Tanya Mingyu dengan sedikit berteriak.

Tenang saja, keadaan bar sedikit ramai dan berisik dengan musik yang disetel. Jadi teriakan Mingyu hanya dapat didengar oleh Guanlin seorang mengingat mereka duduk pada sofa pada sudut ruangan, jauh dari orang-orang yang tengah berkumpul menikmati lagu disana.

"Pernikahan itu bukan murni karena keiginanku untuk meminangnya" Ujar Guanlin santai tak mempedulikan raut wajah terkejut sang sahabat.

"Wah gila! Kau benar-benar gila Guanlin"

Guanlin hanya melirik dan mengedikkan bahunya acuh sebagai respon.

"Lalu?" Tanya Mingyu.

Guanlin yang tahu arti dari pertanyaan itupun menaruh gelasnya pada meja sebelum akhirnya menjawab dengan santai.

"Perjodohan"

"Oooh... Jadi itu alasanmu kau selalu bersama dia bukan bersama istrimu?" Tanya Mingyu menebak.

"Yah, seperti yang telah kau tahu" Jawab Guanlin.

"Sini kuberitahu padamu Guan, aku mempunyai firasat buruk mengenai dia asal kau tahu" Bisik Mingyu.

Mingyu kemudian menarik kembali badannya, "Tapi terserah kau mau mendengar apa yang baru saja kukatakan atau tidak, itu hakmu... Kalau begitu aku pergi dulu, kalau mabuk jangan menyetir ingat. Aku pergi dulu" Pamit Mingyu, Guanlin mengangguk.

Setelah Mingyu pergi, Guanlin tampak sedikit berpikir atas perkataan sahabatnya tadi. Apa katanya tadi? Firasat buruk? Guanlin menggelengkan kepalanya guna mengusir apa yang ada dipikirannya.

Tidak mungkin? Dia terlihat biasa saja, pikirnya.

"Malas rasanya untuk mabuk malam ini"

Kemudian beranjak menuju kasir, membayar minuman yang tadi dipesannya, kemudian pergi dari sana.











Sementara dibalkon sebuah kamar, lelaki bertubuh mungil dengan balutan kaos putih tipis tengah duduk pada kursi dan memperhatikan beberapa luka yang tertera jelas pada pergelangan tangan kirinya.

"Melakukan itu ternyata tak terlalu buruk itu juga, malah menyenangkan" Monolognya.

Kegiatan itu yang selalu seorang Huang Renjun ah ralat, maksudnya Lai Renjun lakukan kala ada waktu senjang.

Menatap langit malam dengan sinar rembulan yang menyinari, juga taburan cahaya bintang yang melengkapi diangkasa sana selalu membuat suasana hatinya yang awalnya buruk menjadi baik.

"Bolehkan aku jadi bulan atau bintang?"
























Tbc~

Hai, maaf pendek hanya 767 kata hehe.

Maaf juga untuk typonya yang bertebaran dan buar kalian ngak nyaman buat bacanya.

Namanya juga manusia, tak luput dari yang namanya ketypoan hehe.

Makasih juga yang udah mau mampir dan nungguin bok ini, maaf lama baru up karena tiba-tiba otak saya mempet.

Makin kesini book ini kayak ngak jelaskan? Belum lagi ada si 'dia', hayo siapa itu hayoooo.

Ayo tebak.

Makasih juga untuk vomentnya, dan juga typo di chap lalu yang bikin ngak nyaman... Tapi menurut saya bikin ngakak sih hahha.

Oke udah sampai situ aja, dadah babai.

And thankyou, jangan lupa vomentnya see you in the next chap.

*Sorry for typos*

Tertanda :
Sabtu, 7 Mei 2022
23:52

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang