Happy Reading~
Ceklek
Oh akhirnya Renjun keluar juga dari kamarnya setelah sedari tadi diketuk-ketuk oleh para Maid.
Renjun melirik kesekitarnya. Sunyi, bahkan ketika ia melirik kamar Guanlin ia beranggapan bahwa sosok itu telah tidak ada dirumah. Terlihat dari dua koper yang semalam tidak ada disana.
Ia yakin bahwa Guanlin yang melakukannya sendiri, karena sejauh ini yang ia tahu bahwa Guanlin tak akan membiarkan seorangpun masuk terkecuali... Mungkin yang semalam.
Ah hatinya seakan kembali sakit mengingatnya.
Kini ia telah mengenakan pakaian yang rapih. Ia akan pergi ketempat yang sudah lama ia tak datangi sesudah ia menikah(?)
"Nyonya"
Panggilan itu berhasil membuat langkah Renjun yang baru saja menuruni anak tangga terakhir barhenti.
"Ya?"
"Untuk sarapan sudahada dimeja-"
"Ah tidak, kalian saja yang makan. Guanlin telah pergi bukan?" Maid itu menggangguk sebagai jawabannya.
"Kalian makan saja tak apa, aku hanya sedang tak nafsu. Nanti aku akan makan diluar saja, oh dan katakan saja pada Guanlin bahwa aku pergi kepanti dulu"
"A-aaa... B-baik Nyonya"
Setelahnya, Renjun segera pergi dari hadapannya. Bukannya apa Renjun pergi sepagi ini, ia hanya tak ingin sampai pulang larut dan berakhir seperti biasa.
Berakhir pada tangan ringan dari pria itu.
Astagaaa! Ia tak ingin hal itu untuk beberapa saat ini.
"Nyonya ingin kemana?" Tanya seorang pak sopir pada Renjun yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Oh, saya ingin kepanti Pak"
"Nah kalau begitu mari saya antarkan"
Renjun terdiam, sedikit berpikir sebelum akhirnya mengangguk meng-iyakan.
"Kau sudah selesai?" Tanya seorang wanita berbaju hitam yang tengah duduk pada kursi kebesarannya kepada seseorang yang begitu enaknya langsung masuk tanpa izin sekalipun.
Sedangkan yang ditanya terlihat mencebik, entahlah apa lagi yang akan ia dengar dari sang sahabatnya itu.
"Ck! Entahlah, aku jadi sedikit atau malah lebih kerepotan... Andai saja bukan demi hal itu aku juga tak akan melakukan segala yang ia mau"
Wanita yang baru saja datang itu langsung saja berbaring pada sofa dengan entengnya, tak mengingat ini bukan lah ruangannya.
"Lalu?" Tanya wanita berbaju hitam itu.
"Apa?" Tanyanya balik tak mengerti.
"Apa selanjutnya?"
Wanita itu terlihat sedikit berpikir sebelum akhirnya senyum miring yang tipis tercetak pada wajahnya.
"Sepertinya meruntuhkannya sedikit demi sedikit juga bisa" Jawabnya.
Sang sahabat hanya dapat menghela napasnya lelah, ia kemudian berdiri dan berjalan menuju depan mejanya dan bersandar.
"Memangnya kenapa? Bukannya dirimu mengganggap bahwa kau sudah milik Guanlin sepenuhnya?"
Wanita itu langsung menoleh menatap sang sahabat, "iya memang aku mungkin bisa dibilang milik Guanlin sepenuhnya, tapi asal kau tahu Somi... Ada orang ketiga diantara kita-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...