Jangan lupa
Vomentnya~Happy Reading~
Pergerakan kecil itu membuat Guanlin yang awalnya mulai lelap langsung terbangun, dapat ia lihat kini Renjun yang tengah terduduk dengan wajah seperti menahan rasa sakit.
"Kenapa? Ada apa? Mimpi buruk lagi hmm?" Renjun menggeleng mendengar pertanyaan dari Guanlin yang kini juga ikut terduduk disisinya.
"Tidak... bukan apa-apa hemmpp"
Dengan panik, ia langsung pergi kekamar mandi meninggalkan seorang Lai Guanlin yang tengah melihat jam pada layar ponselnya.
"Jam dua?" Gumam Guanlin. Gila! Ia baru saja tertidur sejam yang lalu dan harus terbangun kembali.
"Aku baru saja tidur sejam-"
"Hoeeek"
Mendengar itu, dengan segera ia menyibak selimutnya dan segera menghampiri sang istri.
Ekhem, istri.
"Ren... Kau takapa?" Tanyanya sembari mengurut tengkuk Renjun.
Renjun menggeleng, "aku tidak apa-apa emmhhh"
"Muntahkan saja, jangan ditahan" Ujar Guanlin sembari terus mengurut tengkuk Renjun.
Sedangkan Renjun hanya dapat menerima itu semua, sempat terdiam sejenak kemudian kembali memuntahkan cairan bening.
Tubuhnya sudah lemas, rasanya ia sudah tidak kuat lagi hanya untuk berjalan selangkah saja.
"Sudah?"
Renjun menggeleng, kali ini dadanya juga terasa sakit dan sesak. "Masih... hoeeek aahhh"
Guanlin terus mengurut tengkuk itu dengan perlahan, membiarkan Renjun untuk memuntahkan cairan bening itu tanpa ada sedikitpun rasa jijik dalam dirinya.
"Hoeek uhuk... Hoeek emmhhh"
Renjun terus mengeluarkan cairan bening itu, kalau boleh jujur rasanya perutnya saat ini seperti dicampur aduk.
"Lain kali jangan pulang terlalu larut"
Bruk
"Renjun!"
"Dok, bagaimana dengan permintaannya?" Tanya suster itu setelah beres memperbaiki infus.
Dokter muda itu terdiam, agaknya memikirkan jawaban apa yang harus ia keluarkan. Kedua hasil pemikirannya itu sama-sama membuatnya bimbang.
"Untuk permintaannya... Kita-"
Ceklek
Guanlin langsung menatap Dokter yang datang menghampirinya dengan seorang suster yang mengikutinya tepat beberapa langkah dibelakangnya.
"Bagaimana keadaannya?" Bangkit dari duduknya, "tidak apa-apakan? Dia baik-baik sajakan?" Tanyanya tenang walaupun rasa khawatir kini kian membelenggu dalam benaknya.
Sebelum menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Guanlin, terlihat Dokter tersebut menoleh kebelakang seperti menanyakan sesuatu pada seorang suster yang sedari tadi bersamanya, yang mana langsung dibalas dengan anggukan kikuk yang membuat Guanlin jadi sedikit kebingungan.
Dokter itu menghela napas, sebelum ia menatap Guanlin dan mulai berbicara. "Kondisi pasien tidak terlalu parah, pingsannya kemungkinan hanya disebabkan oleh demam tingginya karena kelelahan. Pasien juga tadi sempat mengalami sesak napas sehingga kami memasangkan selang oksigen untuk sementara waktu bahkan mungkin sampai kondisinya benar-benar stabil, jadi sebaiknya jangan biarkan pasien melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dahulu setelah baru pulih seperti biasa nanti, takutnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan" Jawab Dokter itu sekaligus menjabarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...