~Happy Reading~
Terima kasih untuk
38,5k pembaca
"Tiga belas... Empat belas"
Langkah itu terhenti tepat didepan pagar halaman sebuah rumah kayu sederhana.
"Mungkin ini rumahnya" Gumamnya lagi kemudian membuka pintu pagar itu Tigadengan pelan.
Kriet
Suara derit dari pintu pagar itu seolah menyapanya sebagai tanda selamat datang. Dan dengan sebuah kardus berukuran sedang pada kedua genggamannya itu Renjun berjalan menyusuri halaman hingga kini tibalah dirinya dihadapan pintu bercatkan putih yang telah usang.
Tok... Tok...
Renjun memandang sekitar, ia berfikir ternyata masih ada tempat yang sunyi dan sehijau ini ditengah hiruk-pikuk sibuk dan panasnya perkotaan.
Hingga akhirnya suara derit pintu yang terbuka berhasil menarik seluruh atensinya, "permisi" Ujar Renjun sembari menunduk sopan.
"Iya, siapa?" Tanya wanita paruh baya tersebut dengan dahi yang berkerut kebingungan.
Renjun tersenyum saat melihat dengan jelas wajah dari wanita itu, ia kira ia akan kembali salah alamat seperti beberapa saat yang lalu.
Salahkan saja dirinya sendiri yang menyuruh sopirnnya untuk pulang setelah mengantarnya sampai dipertigaan didepan sana, dna sekarang akibat yang ia dapatkan adalah rasa lelah.
"Akhirnya, saya orang yang Anda tolong tempo hari" Jawab Renjun.
"Tempo hari?" Renjun menggangguk dengan semangat, tak lupa juga dengan senyumannya.
"Tempo hari yah? Tunggu... Aaa masuk-masuk nak, ayo masuk"
Setelah mengingat siapa sosok pemuda dihadapannya, wanita paruh baya tersebut langsung saja menyuruh Renjun untuk masuk kedalam rumahnya.
"Maaf rumahnya kotor dan kumuh" Ujar wanita paruh baya tersebut yang sesuai dengan kenyataannya.
"Tidak masalah"
Diliriknya sudut demi sudut, masih cukup terawat dan wanita tadi mengatakannya kotor dan kumuh? Bahkan bangunan itu masih bisa terbilang cukup bersih dan terawat walaupun bisa ia tebak bahwa usia dari bangunan itu sudah cukup lama dan tua.
"Ayo duduk ayo, saya buatkan minuman dulu dibelakang" Wanita itu mempersilakan.
"Tak usah, jangan repot-repot saya hanya sekedar berkunjung bukan membuat Anda menjadi kerepotan dengan kedatangan saya kemari"
"Tak apa ini bukanlah hal yang merepotkan, sekarang duduklah dan beristirahat" Ujar wanita paruh baya tersebut sembari menuntun Renjun hingga duduk pada pada sofa yang ada pada ruangan itu.
"Tunggu disini, saya akan segera kembali" Renjun mengangguk mengiyakan.
Sepeninggalan wanita itu, Renjun meletakkan barang yang sedari tadi ia bawa pada meja dan kembali memperhatikan bangunan itu.
Bangunan kayu dengan suasana dan sentuhan gaya klasik, hingga akhirnya tatapannya jatuh kepada banyaknya tanaman bunga mawar yang dapat ia lihat dengan jelas lewat pintu samping yang terbuka lebar itu.
Pikiran menjadi mengingat seseorang sesaat setelah melihatnya.
Beberapa jam berlalu. Langit biru cerah dengan semilir angin berhasil menerbangkan helai demi helaian surai dari pemuda manis yang tengah termenung sembari memegang sebuah tangkai dari banyaknya tangkai bungan mawar yang kini ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...