25. Data yang Hilang dan Hasil Pengecekan

4.4K 375 23
                                    

~Happy Reading~




























"Sayang"

"A-a iya kenapa?" Tanya Jaemin masih dengan keterkejutannya.

"Kenapa dari tadi hanya diam? Apa ada masalah? Coba saja ceritakan, siapa tahu saja aku bisa memberikan solusi" Ujar Jeno menawarkan diri untuk menjadi pendengar.

Jaemin menghela napasnya dengan berat, "aku hanya bingung"

"Bingung kenapa? Silakan tunggu, Anda bisa duduk disana" Tanya Jeno sekaligus melayani pembeli yang baru saja datang.

Iya, sedari tadi hanya Jeno yang melayani setiap pembeli yang datang lantaran entah mengapa hari ini Jaemin terlihat lesu tidak seperti biasanya.

Padahal yang punya caffe siapa, yang layani siapa.

"Tangan kanan kakakku semalam datang kerumah, katanya ingin mengatakan sesuatu hal yang penting" Jawab Jaemin.

"Lalu? Apa yang kalian bicarakan?"

"Dia bilang jika ternyata kakakku ingin memberi salah satu yayasan dan juga perusahaan terbesarnya padaku nanti" Jawab Jaemin lagi.

"Loh?"

"Aneh bukan? Padahal itu perusahaan yang telah ia bangun dengan usahanya sendiri sejak duduk pada bangku kuliah, dan dengan mudahnya ia akan memberikannya padaku? Mengurus perusahaanku saja masih butuh bantuan dari Ayah, ini mau ditambah lagi, yang ada semuanya akan hancur" Ujar Jaemin dengan nada kesalnya.

Jeno memberikan beberapa gelas kopi itu kepada seorang pelayan dan menyuruhnya untuk mengantarkannya pada pelanggan yang beberapa waktu memesan padanya.

"Setahuku kakakmu itu tak akan dengan mudahnya memberikan hasil jerih payahnya begitu saja walaupun itu dengan adiknya sendiri" Ujar Jeno.

Bukan tanpa alasan Jeno berkata demikian, karena beberapa tahun yang lalu ia pernah berusaha untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan kakak dari kekasihnya itu.

Dan menurutnya untuk membuat sebuah kerja sama saja sangat amat sulit, apalagi membuat Renjun memindah tangankan perusahaannya itu pada orang lain walaupun itu adalah adik dan saudaranya sendiri.

"Ya maka dari itu, aneh bukan?"

Hening beberapa saat, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga beberapa saat kemudian keduanya langsung menatap satu sama lain.

"Pasti ada yang tak beres" Ujar keduanya bersamaan.

















Klik

"Selesai, tinggal tunggu kedepannya Lai hahha"














Drrrrrrrt...

Drrrrrrrt...

Drrrr-

"Ya halo?"

"Hasil tesnya sudah keluar, bisakah kita bertemu ditaman saat itu untuk memberikan hasilnya pada Anda?"

Renjun sedikit merasa kebingungan, kenapa nada bicara dari Yujin seperi murung tak seperti biasanya yang selalu ceria?

Tak ingin memikirkan itu lama-lama, ia segera mengajawab, "bisa"

"Terima kasih"

Tut

Sambungan dimatikan dari pihak seberang, Renjun melihat layar ponselnya. Entah mengapa rasa tak enak mulai muncul dalam benaknya.

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang