16. Jangan Beritahu Ayah

5.7K 379 15
                                    































Pemuda bersurai coklat itu sedikit menyipitkan matanya kala ia melihat sesosok yang... Sepertinya tidak asing dalam penglihatannya.

"Bermain dibelakang yah? Okey..." Batinnya kemudian mengambil tasnya yang berada pada kursi taman kemudian pergi.






"Apa?" Tanya Renjun setelah ia membuka pintu kamarnya yang sedari tadi diketuk tiada henti.

"M-maaf Nyonya, namun Adik Anda berkunjung" Jawab Maid itu dengan kepala tertunduk.

Merasa bersalah karena menurutnya ia sangat amat mengganggu Renjun sehingga membuat raut wajah milik Renjun tak seperti biasanya.

"Jangan menunduk begitu, aku tak marah... Hanyakan saja sedikit pusing"

Dan sebegitu pekanyalah Renjun akan apa yang wanita dihadapannya itu takutkan saat ini.

"Apa ingin saya ambilkan obat? Kalau begitu saya ambilkan dul-"

Renjun langsung saja menarik kembali Maid itu hingga kembali ketempatnya semula.

"Tak perlu melakukan itu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah, katakan kepadanya suruh tunggu aku ditaman ujung jalan" Ujar Renjun.

"Kenapa tak dirumah saja?" Tanya Maid itu.

Renjun tersenyum tipis, "tak apa, hanya ingin"

Kemudian Renjun kembali menutup pintunya kala Maid itu telah pergi. Ia menghela napasnya, ia harus bersiap dan sebelum bersiap. Ia harus mengirimkan pesan terlebih dahulu pada Guanlin.

Aku akan pergi bersama adikku

Centang dua berwarna biru setelahnya muncul, tanda Guanlin telah melihatnya. Ia segera bersiap, tak peduli jika Guanlin ingin marah padanya, toh hanya sebentar tak sampai petang apalagi larut malam.



Renjun segera menghampiri pemuda bersurai coklat yang kini tengah duduk pada kursi taman.

"Kenapa?" Tanyanya sebegitu ia duduk.

"Tidak, hanya ingin bertanya soal lelakimu"

Renjun mengernyitkan dahinya, tak biasanya adiknya akan seperti ini. Bernada datar dan tak melihat kearah lawan bicaranya saat tengah saling bercakap-cakap. Ini seperti bukan adiknya.

Namun ia sadar bahwa ia hanya memiliki satu adik dan dia hanya seorang pria manis yang kini ada bersamanya, ya walaupun bicaranya tak seperti biasanya.

"Aku hanya ingin bertanya soal ini" Ujar pemuda manis itu sembari memperlihatkan sebuah gambar pada sang kakak.

Deg

Tidak...

Renjun tak mengharapkan bahwa adiknya akan mengetahuinya.

Pemuda itu mematikan ponselnya kemudian memasukkannya kedalam tas, "aku yakin jika mereka telah lama bersama dibelakangmu kak, dan aku tahu kau terluka saat melihat apa yang baru saja kutunjukkan padamu"

Renjun hanya dapat diam, dalam hatinya, ia terus berkata bahwa itu tak membuat hatinya terluka. Ada banyak hal yang membuat dirinya terluka dibandingkan dengan foto itu.

Ya tadi, sebelum ia benar-benar pergi dari sana ia menyempatkan diri untuk memotret kakak iparnya dengan seseorang yang tak ia kenal dan ia duga itu adalah selingkuhannya.

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang