Tok
Tok
Tok
"Pagi sayang"
Guanlin sontak menghentikan aktifitasnya berupa mengetikkan sesuatu pada komputernya, helaan napas berat keluar begitu saja setelah melihat siapa sosok yang baru saja datang itu.
"Pagi sayang, apa kau sudah sarapan?"
Chup
Sosok itu dengan seenaknya langsung saja duduk diatas pangkuan Guanlin ditambah lagi dengan mencuri satu kecupan pada bibir yang mungkin telah ia tetapkan bahwa itu miliknya.
"Hentikan" Ujar Guanlin dengan nada lelahnya.
"Heuumm? Kenapa? Apakah ada yang berbeda dariku hari ini jadi kau bersifat tidak seperti biasanya padaku?" Tanya Kyungri dengan nada sok imutnya.
/Izinkanku untuk muntah
"Bukan begitu, aku hanya lelah dengan pekerjaanku saja kali ini" Jawab Guanlin sembari membawa wanita dengan baju andalan kirang bahannya itu pada sofa yang ada pada ruangan itu.
Mendudukkan wanita itu dan kembali kekursinya guna menyelesaikan pekerjaannya yang sudah sangat amat banyak menumpuk dikarenakan ia tak datang selama sehari kemarin.
Sehari tak datang sama dengan bertumpuk-tumpuk berkas akan berada pada meja kerjanya.
"Lalu... Kenapa kau kemarin tak disini?Padahal kemarin aku telah menguras banyak tenagaku untuk hanya sekedar datang kemari"
Guanlin yang baru saja duduk pada kursinya terlihat menghela napas yang panjang, "aku sibuk kemarin dirumah" jawabnya.
"Cih! Pasti karena sitidak berguna itu" Batin Kyungri.
Mata itu melirik komputer yang menyala didepan Guanlin, setelahnya senyum miring tipis itu tercipta saat sesuatu hal yangcukup gila terlintas dalam pikirannya.
"Ide bagus jika dipikir-pikir"
"Hem... Tapi sayang, bolehkah untuk malam ini? Sudah lama kita tak melakukannya, jadi bolehkan?"
"Hmm"
Sehari berlalu, kini kondisi Renjun bisa dikatakan telah stabil. Sakitnya tak lama lagian hanya demam biasa akibat terkena hujan saja. Bukan karena penyakit yang parah.
"Ah Bibi"
"Ya Nyonya, ada apa? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang Maid parubaya sembari menghampiri Renjun yang entah mengapa sangat rapih pada pagi hari ini.
"Tidak ada yang perlu Bibi bantu, aku hanya ingin meminta izin kepada Bibi kalau aku ingin pergi sebentar, ada urusan" Jawab Renjun dengan senyum manisnya.
"Oooh, ya sudah hati-hati"
"Ya sudah aku pergi dulu ya Bi" Pamit Renjun kemudian mengambil langkah untuk pergi.
"Eh tapi Nyonya"
Renjun sontak langsung kembali menghadap kepada Maid itu, "iya? Kenapa?" Tanyanya halus.
"Apakah Anda telah meminta izin kepada Tuan? T-takutnya nanti Tuan akan mencari Anda"
"Oh itu... Aku sudah meminta izin tadi lewat ponselku" Ujar Renjun sembari menunjukkan ponselnya kemudian pergi dengan senyuman manisnya yang masih terparti.
"Betapa beruntungnya Tuan mendapatkan manusia bak malaikat seperti Nyonya"
"Kuharap dia tak sibuk pagi ini" Gumam Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...