"Dengan walinya?"
Guanlin mengangguk, "ya, saya walinya" Jawabnya dengan pelan hampir melirih.
"Yang utama adalah kata maaf dari kami semua"
Deg
Tatapan sendu dari manik Guanlin langsung berubah seketika, tergantikan oleh tatapan yang menyiratkan kebingungan dan harap-harap cemas.
"Tidak kumohon tidak"
"Maaf, kami gagal menyelamatkannya... Istri Anda telah berpulang"
DEG!!!
"A-apa?"
"Hahha jangan bercanda Dok" Ujarnya mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Maaf Tuan, tapi saya tidak berbohong, kami tidak berbohong pada Anda-"
Zreet
Greb
Guanlin langsung berdiri dan menggenggam baju dari Dokter dihadapannya itu dengan begitu erat.
"Anda bohongkan? Kalaupun Anda tidak berbohong padaku katakan ini adalah mimpi, ini mimpikan? Iyakan?!"
Ia berharap dengan sangat bahwa ini adalah hanya mimpi belaka, ia berharap ini adalah mimpi dalam mimpi lagi dan lagi.
Namun sepertinya harapan itu harus runtuh ketika Dokter itu menggeleng dan mengatakannya bahwa ini bukanlah dunia mimpi lagi.
"Tidak, ini adalah kenyataan dan bukan Dunia mimpi. Istri Anda memang telah tiada, mereka telah pergi... Maafkan kami"
Tunggu, mereka? Ma-maksudnya?
"Apa yang kalian maksud? Renjun masih hidupkan?! IYAKAN?!"
Krieet
Guanlin melirik kearah pintu, ada beberapa Dokter lainnya disana. Ia berharap jika Dokter yang ada dihadapannya ini berbohong dan Dokter lainnya akan menyangkal apa yang Dokter dihadapannya ini katakan.
"Renjun masih hidupkan? Istriku Lai Renjun masih hidupkan? IYAKAN?! Katakan padaku jika ini hanyalah mimpi belaka! INI HANYA BUNGA TIDUR SEMATAKAN?! Iyakan? KATAKAN PADAKU JIKA SEMUA INI HANYALAH MIMPI BELAKA! KATAKAN!!!"
Hening. Tiada yang menjawab.
Namun sayangnya para Dokter-Dokter itu juga melakukan hal yang sama, menggeleng seolah mengatakan padanya bahwa ini bukanlah mimpi dalam mimpi lagi.
Genggamannya pada baju Dokter itu perlahan mengendur dan terlepas, digantikan oleh kedua manik kembarnya yang kembali menitihkan cairannya.
"Tidak... Tidak mungkin, Re-Renjun... Dia pergi?"
Dokter itu mengangguk, "02:23, tepat beberapa menit yang lalu. Maaf... Maafkan kami... Kami telah gagal, maaf"
"Cih! Anda berbohongkan? Berbohongkan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...