49. Karma

4.4K 249 33
                                    






































Kejang, kesulitan bernapas, bahkan sampai mengalami banyak pendarahan adalah hal yang sudah hampir terjadi disetiap harinya setelah pemuda bermanik rubah yang menyimpan sirat segalanya dengan tatapan sendunya itu terbuka.

Segala sesuatu telah anggota medis lakukan, dan dari semua itu hanya mengurangi sepersekian persen. Yah... Hanya sepersekian persen saja yang dapat ditangani.

Kesadaran yang terkadang hilang secara tiba-tiba, kondisi kandungannya yang makin kritis bak diujung tanduk, dan yang terlebih adalah presentase kehidupan yang semakin tipis.

Kini tujuan mereka hanya satu, mempertahankan kesadaran dari pria yang semakin mungil itu.

Bolak balik ruang intensif adalah hal yang begitu sering terjadi, pun dengan sanak keluarga yang selalu ada.

Terlebih Guanlin.

Pria dengan tinggi semampai itu seolah tidak peduli dengan tubuhnya sendiri, hampir dua puluh empat jam berada dirumah sakit jika tidak disuruh pulang entah itu oleh pihak medis atau keluarga.

Tubuhnya yang dulu cukup berisi kini kian kurus sejak ia mendapati orang yang telah ia ikat dengan janji suci tergeletak dilantai dapur dengan darah yang menyelimuti.


































Sakit...






















Karma...




















Ia tahu...




























Ia tahu akan hal itu.






















Ia tahu bahwa semua hal yang menimpa ini adalah bentukan karma dari Sang Pencipta.

Dan kini, ujung sebelum terjun begitu bergantung pada alat-alat yang melekat pada tubuh rapuh yang kian kurus termakan waktu terpuruk yang entah kapan akan berakhir.

Ngomong-ngomong soal berakhir.

Entah itu akan berakhir koma,

Atau berakhir dengan titik diatas putih.

Segala sesuatu dikerahkan, tak peduli pada nominal yang memiliki banyak dikit angka nol dibelakangnya.

Ia hanya ingin semua itu bertahan. Semua orang menginginkannya!




























Tanpa tahu ada utusan untuk koma atau titik yang akan berada diakhir. Dan pasti akan hadir.




























































- • -




















Pintu ruang rawat inap itu terbuka saat pria dengan tubuh semampai yang terlihat lebih kurus sejak beberapa bulan yang telah lalu mendorongnya.

Sunyi senyap, hanya ada suara monitor yang mengisi seluruh bagian ruangan dingin tersebut. Begitu dingin, walaupun tak sedingin beberapa hari yang lalu.

Cukup || GuanRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang