~Happy Reading~
Berlanjut kehari berikutnya, kini Ayah datang lagi bersama Jaemin setelah diberi kabar oleh Guanlin beberapa waktu lalu. Diruangan itu hanya ada mereka bertiga saja karena tadi Guanlin pamit pulang sebentar.
"Kenapa bisa sampai seperti ini Nak? Kau kenapa?"
Renjun mengulas senyum sendu saat mendengar petanyaan dengan nada halus itu dari Ayahnya.
"Hanya kelelahan Ayah, selebihnya tidak apa-apa dan Ayah tidak perlu khawatir" Jawabnya.
"Namanya Ayah pasti akan khawatir pada anaknya" Renjun terkekeh mendengarnya, sungguh sangat beruntung ia mempunyai sosok Ayah yang begitu penuh akan kasih sayang dan kelembutan.
"Aku sudah dewasa Ayah, Ayah tak perlu khawatir"
Hanya merekalah yang berbicara, sedangkan Jaemin hanya diam sedari tadi dengan pandangan terus tertuju pada kaca yang ada dipintu. Ada sesuatu yang aneh disana.
"Jaem" Jaemin menoleh menatap Kakaknya yang juga menatapnya dengan tatapan sendu.
"Boleh Kakak minta sesuatu?" Jaemin mengangguk tanpa berbicara.
Digenggamnya dengan lembut tangan sang adik, "sore nanti tolong kepanti, gantikan diriku untuk kali ini"
"Dikeadaan seperti ini Kakak jangan dulu memikirkan orang lain-"
"Mereka tidak mempunyai apa yang kita punya, datang yah?" Jaemin mengangguk, benar juga apa yang Kakaknya itu ucapkan.
"Terima kasih, kau memang Adik terbaik dalam hidupku"
Jaemin tersenyum sendu, "kau juga kakak terbaik dalam hidupku".
Ting!
Pintu lift terbuka memperlihatkan Guanlin yang kemudian keluar dan menyusuri lorong, berbelok kekiri dan langsung menghentikan langkahnya. Tunggu, siapa sosok asing yang berada didepan pintu kamar rawat Renjun? Berpakaian serba hitam dan cukup mencurigakan.
"Hey" panggilnya sembari mendekati, namun sayangnya sosok itu langsung berlari menjauh meninggalkan Guanlin yang kini hanya bisa diam didepan pintu kamar rawat Renjun.
"Aneh" Gumamnya lalu masuk.
Ceklek
"Guanlin sudah datang, Ayah bisa pulang" Ujar Renjun.
"Tak bisakah Ayah berada lebih lama disini?"
"Jaemin akan ada jam kuliah, dan tidak mungkin aku yang akan mengantar Ayah sampai kedepan pintu rumah-"
"Aku yang akan mengantar Ayah pulang" Sela Guanlin memotong pembicaraan Renjun yang belum terselesaikan.
"Tidak usah, kalau kau pergi mengantar Ayah siapa yang akan menjaga Renjun? Ya sudah kalau begitu, Ayah pulang dulu ya Nak. Guanlin, jaga dia baik-baik, Ayah pulang dulu" Guanlin mengangguk mengerti.
"Jaem" Jaemin menoleh, "jangan lupa datang dan jangan datang dengan tangan kosong, gantikan sosokku untuk kali ini saja" Ujar Renjun mengingatkan.
"Okey, akan terlaksana. Bye" Balas Jaemin dengan melambaikan tangan diakhir.
Renjun balas melambai sampai pintu itu tertutup, dan setelah memastikan pintu itu benar-benar tertutup tubuhnya langsung lemas.
Sedari tadi ia tersenyum dan tertawa seolah baik-baik saja hanya untuk menjadi sampul yang epik dari segala rasa sakit dan nyeri disekujur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...