~Spesial buat 1k yang udah menuju 2k berkat kalian semua para pembaca setiaku~
Guanlin duduk begitu saja dengan teman debatnya, yah siapa lagi kalau bukan Mingyu.
Mingyu berdecak, "untuk apa kau disini?" Tanyanya.
"Kau sendiri sedang apa disini?" Bukannya menjawab, Guanlin malah balik bertanya.
"Ck! Selalu saja begitu, aku sedang menemani sahabat yang satumu itu yang tengah bertemu dengan seseorang." Jawab Mingyu sembari menunjuk arah orang yang ia maksud dengan isyarat dagunya.
"Cih! Kencan macam apa itu? Tak bermutu," Ujar Guanlin meremehkan.
Pasalnya orang yang tadi Mingyu katakan kini tengah berkencan dengan seorang pria manis dimeja sana, berkencan ditengah ramainya keadaan bar malam ini. Padahal malam ini belum larut tetapi sudah ramai saja, pikirnya.
"Oh ya, ada yang ingin kutanyakan dan katakan padamu." Ujar Guanlin.
"Apa?" Tanya Mingyu sembari memakan coklat batagnya itu, entah dapat dari mana juga.
Setahu Guanlin tak ada yang menjual coklat ditempat penuh dosa ini, tapi kenapa bisa makhluk dihadapannya ini menyantap coklatnya dengan tenang... Oh mungkin bawa sendiri, pikirnya.
"Kapan kita ada proyek lagi?" Tanya Guanlin balik.
"Ih mana kutahu, yang punya wewenang siapa tanyanya kesiapa... Eneh." Jawab Mingyu sedikit menyindir.
"Kau kan direktur, mana mungkin kau tak tahu."
Mendengar ucapan itu, Mingyu langsung menatap Guanlin dengan sengit seolah ingin bertarung.
Namun tak lama Mingyu mengangkat bahunya acuh sembari memakan kembali coklatnya dengan pandangan yang tertuju pada segerombolan orang yang sedang asik berjoget ria disana.
"Entah aku tak tahu, jangan tanyakan hal itu padaku... Tanyakan saja dengan direktur yang lain asal jangan dengan diriku, urusanku hanya mengelola tata kelola perusahaan untuk kepentingan saham serta beberapa tugas lainnya." Ujar Mingyu yang kedua pipinya penuh dengan coklat.
"Ya sudah kalau begitu." Sahut Guanlin kemudian ikut menatap apa yang Mingyu tatap, siapa lagi kalau bukan salah satu sahabat mereka yang sedang berkencan pada bar counter sana.
"Sunggu tak elit." Ujar Guanli.
"Sungguh tak bermodalkan," Timpal Mingyu.
"Percuma dapat jabatan tinggi, tapi kencan ditempat penuh dosa ini" Sambung Mingyu.
"Memangnya kau sudah punya?" Tanya Guanlin sembari menatap Mingyu.
"Tidak" Jawab Mingyu tanpa mengalihkan pandangannya.
"Cih! Mencibir tapi ternyata tak punya" Celetuk Guanlin.
"Biar, dari pada kau yang jelas-jelas sudah memiliki istri tapi masih memilih orang lain" Sahut Mingyu membalas.
"Ck! Jangan membahas itu, aku tak punya perasaan padanya" Balas Guanlin acuh.
Sontak Mingyu langsung memukul sahabatnya itu dengan sayang hingga menghasilkan bunyi yang cukup nyaring.
"HEH! DIA ITU ISTRIMU!" Teriak Mingyu dengan ekspresi menusuknya.
"Aku yang punya keputusan" Ujar Guanlin tenang.
"Terserah!"
Lama saling diam, entahlah mungkin Mingyu marah seperti kebanyakan kaum hawa saat masa PMS.
"Ya sudahlah, kau sensitif" Gumam Guanlin yang masih dapat didengar oleh Mingyu karena tiba-tiba suara musik yang menggema tadi tiba-tiba saja berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup || GuanRen
Fanfiction"Akh!.. Maaf" Lirihnya setelah kepalanya teratuk cukup keras pada sudut meja yang ada diruangan dengan penerangan yang minim itu. Darah segar segera mengalir dari belakang kepalanya hingga leher, hingga sampai mengotori switer putih yang tengah ia k...