05.

47K 4.2K 36
                                    

Cherry tak menyangka dan baru sadar jika dirinya kini telah berada di atas pohon mangga belakang sekolah. Duduk nangkring sendirian sambil menyenderkan kepalanya ke batang pohon.

Agak horor tapi gapapa.

"Kenapa gue bisa disini ya? Perasaan gue ga ada bakat manjat. Apa Cherry yang asli punya bakat manjat pohon?" Gumannya lesuh, dadanya masih sesak. Apalagi dari atas sini tadi dia bisa melihat Darla dan Gala yang sedang berlari kejar-kejaran.

"Sialan, emang pasangan alay! Norak!" Cibirnya dengan hidung kembang-kempis. Disaat dirinya sedang broken heart, kedua manusia itu malah cosplay pasangan India.

Bel pertanda masuk terdengar nyaring, Cherry menegakkan punggungnya malas. Dengan ogah-ogahan dia bersiap terjun, tetapi sebelum itu tangannya terulur untuk memetik tiga buah mangga didekatnya terlebih dahulu. Lumayan mangganya montok-montok.

Brughtttt!

"ANYING SIA MONYET!!"

Teriakan itu membuat Cherry menoleh, ternyata ada si babi celeng, eh, Naren maksudnya. "Ngapain muka lo gitu?"

Naren mendelik kesal saat Cherry bertanya tanpa dosa dengan ekspresi jijik. "Lo! Lo-- lo tuh yang ngapain terjun dari atas sana, hah? Mau bunuh diri? Biar apa? Caper? Ewhh..."

"Gausah sksd. Lo sp y?"

Tangan Naren terkepal erat, "Buah.. buah.. kalau bukan karena lo cewek, udah gue geprek jadi ayam smackdown, lo! Modar. Bikin gue emosi aja bisanya."

Cherry berdecih sebagai jawaban,

"Bisu lo? Kalah omong sama gue?"

"Sorry, gak level ngomong sama babi celeng macam lo! Prik!" Cherry mengangkat dagunya tinggi dengan tatapan merendahkan.

"Lo--" Naren maju menjambak rambut Cherry. Cherry yang tak terima pun melepas mangga di pelukannya lalu balik menarik rambut Naren tak kalah kencang.

"Sakit bego! Lo nariknya kekencengan!" Ringis Naren dengan kedua tangan yang masih berada di rambut Cherry.

"Lo sendiri yang mulai gila! Aw-- aw jangan di cakar dong!"

"Biarain biar gak ada yang suka sama lo! Dasar gembrot!! Gara-gara lo loncat gue jadi jantungan. Gak sadar diri apa ya lo itu GEMBROTHH!"

Napas Cherry memburu, oh jelas tak terima!

Kaum hawa mana yang terima di kata gembrot? Emang ya bibir cowok itu sangat-sangat berbisa.

"GEMBROT MATA LO! Body Angelina Jolie gini dibilang gembrot?! WHAT THE FUCK MAN?! Rasain nih nih!!" Cherry semakin menarik rambut Naren sambil mengocok kepala pemuda itu beringas.

"Jancok! Pala gue mau lepas rasanya. Buah lepasin, anjing! MAMAAAAAAA!" Naren menjerit saat Cherry menggigit bahunya sangat keras.

"CHERRY ATMAJA! NARENDRA BRIMANGGORO! APA YANG KALIAN LAKUKAN, HAH?"

"Mampus!"

...

"Huft...."

Entah sudah keberapa kali keduanya menghembuskan napas panjang. Matahari sedang terik-teriknya dengan background langit cerah tanpa awan.

"Ngapain lo liat-liat?" Sewot Cherry saat sudah ke dua puluh kalinya memergoki Naren yang meliriknya.

"Najis!" Naren tak kalah sewot. Membuang muka dengan keras. Bahu kanannya terasa mau putus, sudah satu jam lamanya dirinya hormat dengan bermandikan keringat.

Pemuda itu meringis, menggerak-gerakkan bahu nya.

Cherry menoleh sekilas dan tak sengaja melihat ada noda merah di seragam Naren. "OMG! Pig celeng bahu lo berdarah!" Pekiknya.

Naren melotot, tak jadi membalas perkataan Cherry saat melihat noda merah yang ternyata darah itu.

Naren buru-buru melepas seragamnya hingga menyisahkan kaos polo hitam. Lalu menyingkap lengan kaos hingga sumber munculnya darah terlihat.

"Shittt!" Desisnya, matanya menatap tajam Cherry. "Lihat! Gara-gara gigitan buas lo bahu gue jadi luka. Darah gue keluar sia-sia. Gak cukup apa lo lukain hati gue?"

Cherry cemberut mendengar omelan Naren. Gadis itu mendekat, "Lo sih nyebelin banget. Kan gue ja--"

"Heh! Mundur! Jaga jarak lima puluh meter! Gue gak mau deket-deket lo lagi. Trauma!!"

Cherry menghentakkan kakinya kesal, "LO PIKIR GUE VIRUS YANG HARUS DI JAUHI JAGA JARAK?!"

"Awshh! Sakit begooooooo!" Jerit Naren saat Cherry tak sengaja menabok lengannya yang ada bekas cakaran gadis itu.

"Sorry-sorry gue sengaja, eh, gak sengaja. Serius!" Duh mulutnya memang susah di kontrol.

"Jauh-jauh gue bilang!"

"Gak mau!"

"Jauh-jauh!!"

"Gak mauuu!!!"

"JAU--" Cherry berjinjit untuk bisa membekap mulut rombeng Naren.

"Mulut lo bau dosa! Ikut gue jangan banyak omong kosong daripada tangan lo gue gigit sampai putus. Mau lo?" Ancamnya membuat Naren menggeleng gugup.

Jarak wajahnya dengan Cherry hanya sejengkal saja, membuatnya bisa menatap jelas wajah cantik gadis itu.

"Bagus! Anjing harus nurut sama majikan!" Cherry manggut-manggut dan langsung menyeret Naren pergi dari tengah lapangan.

"CHERRY GILA BANGSAT GUE BUKAN ANJING!"  Teriak Naren dalam hati karena mulutnya masih di bekap erat oleh gadis itu.

Tanpa mereka sadari keduanya menjadi tontonan warga sekolah. Dan parahnya ada sesosok siswa yang menatap mereka dengan tak suka dan hati yang memanas.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang