17

36.1K 2.5K 62
                                    

"Gak ada setan setampan gue!" Balasnya dingin, menarik tangannya kembali dari dahi Cherry.

Cherry mendengus, mengiyakan dalam hati. Gala tampak seratus lebih tampan saat mengenakan kemeja berwarna hitam dengan rambut yang berantakan.

Menyebalkan, kenapa Tuhan menciptakan wajah setampan itu?!

"Narsis." Cibir Cherry, menatapnya sinis.

"Emang fakta."

Cherry mengusap wajahnya yang berkeringat, "Ngapain lo masih di sini? Pergi sana."

"Lo ngusir gue?" Tanya Gala kesal.

"Alhamdulillah sadar."

Gala membasahi bibir bawahnya, "Kenapa lo makin menyebalkan?"

"Bukan urusan lo." Cherry berdiri, hendak pergi namun lengannya di cekal oleh Gala.

"Tumben gak nyepam minta malam mingguan? Kenapa gak manja? Kenapa--"

"Kenapa? Bukannya ini yang lo mau? Bahkan lo minta buat gue mati aja, kan?" Datar Cherry, menghempaskan tangannya. "Lo itu emang jahat, Gal! Jahat banget sampai rasanya mau gue cekek." Setelah mengatakan itu Cherry berjalan melalui Gala dan matanya langsung bertemu dengan mata bulat Darla. Ternyata gadis itu menguping di belakang pintu.

***

Cherry makan dengan malas, dia tidak suka makan ikan. Tetapi hari ini sarapannya penuh dengan ikan. Hingga dia hanya makan telur mata sapi dengan nasi dan kecap saja. Mau protes tapi malas, ujung-ujungnya pasti dia yang salah.

Membuat ketiga 'keluarganya' menatap heran.

Emang keluarga prik! Ibu tiri kejam!

Cherry mendongak, matanya langsung membulat saat melihat kakaknya ikut sarapan. Tumben sekali.

Kakak Cherry duduk di depan Cherry. Makan dengan diam tanpa menghiraukan seluruh keluarga. Auranya sangat dingin dan kelam. Membuat Cherry jadi curiga dan penasaran dengan sosok kakak kandung Cherry itu.

Yuan berdehem, menatap Cherry dengan dalam. "Tiga hari lagi semuanya wajib mengosongkan kegiatan. Karena keluarga Atmaja ada makan malam penting dengan rekan bisnis saya." Tekannya dengan suara berat.

"Dengar kamu anak bandel?" Tanya Yuan pada gadis di depan Cherry yang hanya diam menunduk. Tanpa menjawab gadis itu bangkit dan berjalan pergi sambil memasang earphonenya.

Cherry pun juga ikut bangkit dan segera berlalu. Malas meladeni gerutuan Yuan.

****

Pagi ini langit tak secerah biasanya, langit terlihat mendung. Dengan awan hitam yang siap untuk menumpahkan isinya.

Cherry merapatkan jaketnya, dengan santai melewati lobby yang ramai. Namun langkahnya berhenti tepat di depan mading, kepalanya dengan cepat menoleh. Dengan mata melebar ia membaca tulisan tiap kata.

IKUTILAH OLMYPIADE MATEMATICH TINGKAT NASIONAL.

Hati Cherry bersorak gembira, matematika adalah separuh hatinya!

Dengan senyum mengembang ia pun kembali melangkah. "Gue harus daftar!" Gumamnya bahagia.

Saking bahagianya ia sampai menabarak orang di depannya.

"Sssh!" Ringisnya, menatap kesal punggung lebar di depannya. "Punggung apa tembok, sih? Keras amat."

Pemuda itu membalikkan badan, menatap malas Cherry. "Buta? Galiat ada orang?"

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang