22

29.1K 2.6K 68
                                    

Sore ini Cherry berniat untuk bersepeda karena gabut. Dia hanya mengenakan celana selutut, kaos hitam diselimuti jaket hitam, dan tak lupa topi.

Dengan santai ia berjalan menuruni tangga menuju garasi. Tapi langkahnya langsung berhenti saat mengingat,

"Motor aja gak punya apalagi sepeda?"

Dengan cemburut Cherry berjalan menuju pos satpam. Dan ternyata ada sepeda disana, setelah perdebatan alot dengan para satpam akhirnya Cherry berhasil membawa sepeda tersebut.

Sore ini langit tampah indah, karena senja dengan sinar keemasan sedang menghangatkan bumi. Cherry sendiri mengayuh sepedanya santai hingga ada seorang anak lelaki kecil berada di sebelahnya. Kira-kira kelas tiga sd.

Anak kecil itu menatap remeh Cherry, "Mau balapan gak kak?"

Cherry melotot, "Nantangin, lo?"

"Iya, nanti yang kalah nurutin apapun yang sipemenang mau." Balasnya dengan senyum misterius.

Cherry merasa tertantang, berani sekali bocil satu ini. "Boleh, kalau kalah awas aja nangis terus ngadu ke mama lo."

Bocil tersebut pun mengangguk antusias, sebelah tangannya pun dengan pedenya menyugar rambutnya kebelakang. "Kita balapan sampai warung bakso mas Jojo. Oke?"

"Mas jojo... oke."

"Berhenti dulu kak, aku yang itung."

"Tck, terserah deh, cil. Buru."

"Satu..."

"Dua..."

"Ti..." anak itu sudah mengayunkan sepedanya cepat, "GA! Hahahahahahhahaha!"

"Sialan!" Cherry pun dengan cepat mengayuh sepedanya. Menyusul bocil yang ternyata cepat juga mengayuh sepedanya.

Cherry tak mau kalah, jelas. Mau ditaruh mana mukannya seorang antagonist sepertinya jika berhasil dikalahkan oleh bocil alay seperti itu?

"YAKKKK!" Teriak Cherry saat berhasil menyalip anak itu. Dengan senyum bangga ia semakin mengayuh sepedanya.

Cherry menengok kebelakang, dia tak melihat bocil tadi membuatnya tersenyum kemenangan. "Gue dilawan, gak bisa bos!" Ujarnya bangga.

Sedikit lagi dia akan sampai di tempat tujuan. Tapi, wait...!

Cherry melihat bocil tadi sudah berada disana dengan tersenyum pongah. Duduk di atas sepedanya dengan tangan yang terlipat di depan dada. Tatapanya seakan mengejek Cherry.

"Bocil sialannnn!" Teriak Cherry. Kesal karena dikelabui, pasti bocil satu itu melewati jalan pintas.

Cherry pun telah sampai, ia menatap anak itu dengan menggebu. "Lo....!"

"Gimana? Aku yang menang. Willo gitu loh." Ujarnya sambil tertawa renyah khas anak kecil.

Cherry mengulurkan tangannya, gemas ingin meremas kepala anak itu.

"Sesuai perjanjian."

"Hm? Gue mendadak amnesia."

Willy berdecak, "Hanya seorang pengecut yang mengingkari janjinya."

"Heh!" Tak terima, Cherry turun dari sepedanya. Mendekati anak itu.

"Apa? Bener kan?"

"Bener sih, tapi... akh! Sialan gue dikibuli bocil! Mama..."

Cherry menarik napas dalam, "Yaudah. Apa mau lo?"

"Traktir Willy bakso sepuasnya. Hahahha!" Ia kembali tertawa melihat wajah masam Cherry. Lalu menarik Cherry agar ikut masuk.

Keduanya pun makan bakso dengan hening, dan Cherry hanya bisa berkedip saat Willy menghabiskan tiga mangkok bakso.

"Lo kelaparan? Orang tua lo kemana?" Tanyanya keceplosan.

"Ada."

"Terus?"

"Katanya gak goleh kasih tau orang asing, bahaya nanti takut di culik." Jawabnya polos.

Cherry menatapnya datar. "Yang ada rugi nyulik lo, pasti ngehabisin beras."

Willy tersenyum lebar, tampan dan terlihat seperti anak orang kaya.

Willy mengusap bibirnya dengan tisu, "Makasih ya kak, udah traktir, Willy. Lain kali traktir lagi ya. Hehe."

"Hm. Boleh, nanti gue kasih racun sekalian."

Willy menarik rambut Cherry, "Nyebelin! Dah, Willy mau pulang. Bye bye penyihir."

Cherry membuka mulutnya tak percaya. Dia disamakan dengan penyihir? Apalagi anak itu tanpa dosa sudah meninggalkannya.

Cherry menutup mulutnya, "Wah... bener-bener minta di geprek tuh anak. Cantik gini disamain penyihir!"

***

Cherry kembali menggoes sepedanya menuju mini market terdekat guna membeli cemilan. Setelah selesai, ia kembali pulang.

Namun, saat di perjalanan ia melihat seseorang yang sedang berkelahi hebat. Suara pukulan mereka membuat Cherry ngilu sendiri. Apalagi keduanya sudah babak belur.

Cherry bersembunyi, ini adalah salah adegan dalam scene novel. Dimana kedua tokoh pria sedang berkelahi dan, oh itu dia Darla yang sedang datang melerai dengan berderai air mata.

Tampak dramatis dan membosankan.

Lelah menunggu adegan yang tak kunjung berhenti, akhirnya Cherry keluar dari persembunyiannya.

Dengan wajah datar ia mulai mengayun sepedanya melewati ketiga orang tersebut. Tapi,

Ada yang menahan sepedanya hingga ia berhenti. Cherry langsung menoleh, melotot saat gadis bodoh bernama Darla menahan sepedanya.

"Lepas!"

Darla berjalan mendekat, "To-- tolong. Cherry tolong bantu aku pisahin mereka, hiks."

Cherry menggaruk dagunya, lalu menunjuk wajahnya. "Apa gue terlihat perduli, hm?"

"Cherry... aku mohon. Hentikan mereka. Aku gak mau keduanya berterngkar karena merebutkan aku. Hiks."

Cherry menghela napas kasar mendengarnnya. Dia meminta tolong sekaligus pamer ternyata.

"GUE GAK PEDULI DAN LEPASIN TANGAN KOTOR LO DARI SEPEDA GUE!"

Darla tersentak dan langsung mundur ketakutan. "Dasar merepotkan! Dan, HEH KALIAN BERDUA!"

Kedua pemuda yang sedang berguling di jalanan dan entah sejak kapan sudah berada di depan sepedanya itu menatap Cherry.

"MAU KALIAN MATI ATAUPUN KAYANG GUE GAK PERDULI SAMA SEKALI! MENYINGKIR ATAU GUE LINDES KALIAN!"

Kedua pemuda itu malah terdiam, membuat Cherry semakin kesal. Sudah di porotin bocil kurang ajar sekarang ada saja yang menghalanginya.

Akhirnya dengan sekuat tenaga Cherry mengayunkan sepedanya hingga melintasi kedua pemuda.

Untung saja kedua pemuda itu langsung tengkurap hingga hanya punggung mereka yang dilindes seorang Cherry.

"CHERRY!" Bentak mereka membuat Cherry terbahak, ia menoleh kebelakang sambil menjulurkan lidahnya.

"Rasain! Wleee!"

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang