Perlahan mata itu mengerjab, mengatur cahaya yang bergerak masuk dicelah matanya. Tanganya refleks memegang kepala saat rasa sakit seperti ditusuk beribu jarum menyerang.
Cherry terdiam, perhalan ingatan itu berputar. Cherry mengepalkan tangannya erat, kepalanya menoleh mendengar suara pintur terbuka.
Lai, gadis itu menahan napas melihat Cherry yang sudah sadar. Buru-buru mendekati Cherry dan membantunya untuk duduk.
"Air." Pintanya serak, Lai membantu Cherry minum. Wajah Lai terlihat murung dan sedih, tak seperti biasanya.
"Lo kenapa?" Tanya Cherry serak
Bibir gadis itu bergetar dengan mata berkaca-kaca. "Lo jahat! Bikin kita semua khawatir!"
"Hah? Kenapa? Gue cuma pingan doang kali. Oh, ya pala gue juga udah di perban jadi gak bakal bocor lagi."
Lai menggeram gemas mendengar jawaban santai Cherry, "Pingsan mata lo kayang! Mana ada orang pingsan tiga hari,hah!" Jawabnya sewot.
Cherry melotot, "Hah? Gue pingsan tiga hari? Serius lo jangan bercanda! Orang gue cuma jatuh gitu doang masa sampe tiga hari!" Protesnya tak terima.
Tangan Lai terangkat seakan ingin meremas kepala Cherry yang dililit perban. "TAPI NYATANYA LO KOMA TIGA HARI CHERRY!"
"Shit! Teriakan lo bikin gue pingin koma lagi aja."
"Jangan dong!"
Cherry menghela, "Terus gue kapan bisa pulang?"
"Gatau, tanya dokter aja."
Suasana menjadi hening, banyak tanda tanya di benak Cherry. Tapi gadis itu terlalu malas untuk mengeluarkan suara emasnya.
Tak lama pintu kembali terbuka, Jena masuk dengan aura gelap dah oh my god!
"Wajah lo kenapa jadi jelek?" Pekik Cherry melihat wajah Gea yang penuh lebam. Meengerikan, membuat Cherry shock.
Jena tak menjawab, malah duduk di sofa dengan bibir yang terkatup rapat. Mode senggol bacok!
"Psstt! Dia kenapa gitu?" Kepo Cherry berbisik pada Lai.
Lai menatap Cherry dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Jawab, ih!"
Cherry menutup mulutnya berbisik, "Dia habis berantem sama Gala. Adu tonjok, jotos gitu. Dia marah besar sama Gala, apalagi lo malah keenakan koma tiga hari."
"Gigi lo keenakan, gue ngerasanya lagi tidur nyenyak bukan koma!" Balas Cherry ngegas. "Tapi, kenapa Jena seberani itu sampai berantem sama Gala? Ya emang Jena jago bepadiri tapi, You know lah, ini Gala loh, orang gila gak ada otak minus akhlak!"
Lai menoyor kepala Cherry membuat gadis itu meringis, "Anjeng!"
"Maap-maap kagak sengaja! Lo sih makin nyebelin!" Lai mengusap wajahnya frustasi, "Lo lupa hah kalau Jena itu sepupu Gala! Mereka juga sering berantem kalau lo terluka gegara Gala!"
Bibir Cherry terbuka lebar, menatap Jena tak percaya. Di dalam novel tak di jelaskan jika gadis itu sepupu Gala.
Plot semakin rumit membuat Cherry ingin koma lagi!
...
Entah mengapa Cherry sangat ngotot ingin segara pulang. Padahal dia sendiri sadar jika di mansion tak ada seorang pun yang mengharapkan kehadirannya. Entahlah, Cherry hanya merasa akan ada hal menakjubkan yang akan terjadi, apalagi dirinya sudah tidak pulang tiga hari.
Membuatnya semakin tak sabar untuk pulang!
"Nginep di rumah gue aja loh, Cherr! Perasaan gue gak enak tau." Rengek Lai memggerak-gerakkan lengan Cherry.
"Apa, sih? Bilang aja lo kangen gak mau jauh-jauh dari gue!" Balas Cherry songong, tak lupa mengkibaskan rambut sepunggungnya.
Lai berdesis mendengarnya. Kini mereka berempat sedang berada di dalam mobil Gea, mengantar Cherry go home.
"Cherry lo semakin hari semakin menyebalkan! Gue rasa... lo bukan Cherry!" Tajam Lai mendekat dengan tatapan menyelidik. Cherry menjadi gugup, bagaimana kalau dia ketahuan? Duh! Ini terlalu cepat.
"Lo pasti bukan, Cherry, kan? Ngaku lo! Kembaliin Cherry! Kembaliin!" Desak Lai serius, Gea yang semula menutup mata langsung membuka matanya dan ikut menatap Cherry curiga.
"Liat kan, Ge, dia bahkan udah gak pernah bully dan ngerokok lagi. Otaknya juga semakin miring. Lo pasti siluman kodok kan? Ngaku lo! Ngakuuuuuu!"
Cherry tercengang, otaknya loading lama. Sialan dia dikatai siluman kodok!
"Mulut setan! Sembarangan kalau ngomong!" Kesal Cherry, mendorong Lai agar menjauh.
Gea berdehem, "Kalian nyadar gak sih kalau Cherry yang sekarang lebih kalem gak seagresif dulu? Meskipun lebih cerewer dan yah, lebi--"
"Cantik! Gue tau, dahlah gue mau turun. Terimakasih para sahabat nusantara sampai bertemu besok!" Cherry memotong ucapan Gea, bergegas turun saat mobil berhenti dan berlari pergi memasuki halaman mansion.
"Tuh anak baru sembuh udah lari-lari aja!"
"Tuh kan tuh, malah mau nyium tanah lagi!" Heboh Lia saat melihat Cherry yang hampir saja tersungkur.
Cherry membalikkan tubuhnya, nyengir lebar melihat wajah khawatir mereka. Cherry menjulurkan lidahnya ke arah Lai, yang di balas acungan jari tengah.
Cherry terkikik, mengibaskan tangannya seolah mengusir. Setelah melihat mobil Gea pergi, Cherry membalikkan tubuhnya.
Menghela napas berat saat matanya bertatapan dengan mata tajam Yuan yang sudah menyambutnya di depan pintu utama.
"Duh, senangnya di sambut pak lampir."
Cherry berjalan santai, tersenyum ceria saat sudah berada di depan Yuan, "Hallo, Daddy! Assalamualaikum, Cherry yang cantik udah pulang nih!!
Plakkkk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...