40.

24.6K 2K 105
                                    

Cherry baru tau ternyata Berry punya apartemen sendiri. Katanya, ini adalah tempat kalau Berry suka kabur, bersembunyi dari keparat Yuan. Berry sendiri membeli ini dari uang tabungannya sendiri.

Hebat.

Cherry sendiri kini sedang duduk di sofa, tak lama sosok Berry muncul dengan rambut basahnya. Duduk di sofa seberang.

"Hari ini lo ada acara?"

Berry menoleh malas, "Kok lo tau?"

Cherry mengedikkan bahu nya ringan, "Feeling aja."

"Lo disini aja ya,"

"Kenapa? Jahat banget gak ngajak gue!"

"Lo masih sakit."

"Engga. Gue masih bernapas, tandanya gue masih sehat." Bantah Cherry serius.

"Gak!"

"Emang mau kemana, sih? Kenapa gak boleh ikut? Oh... lo mau kencan sama cowok tadi ya? Deka? Eh... Dehan!"

Berry melotot galak, "Jangan pernah sebut nama itu! Haram!"

Cherry tersenyum mengejek, "Dia pacar lo, kan?"

"Najis!"

"Halah.. ngeles aja lo kaya bajaj."

"Serius, anj-- astaga! Pusing gue debat sama lo!" Keluh Berry, menatap Cherry malas.

"Mangkannya gue mau ikut! Gue bosen tau."

"Bilang aja lo takut sendirian disini."

"Enggak, ya! Mana ada!"

"Yaudah lo gak usa--"

"FINE! GUE GAK IKUT, gak usah pulang sekalian sana." Ketus Cherry lalu pergi dengan menghentakkan kakinya.

Berry berdecak, "Tuh anak, ini kan apart gue, berani-beraninta ngusir gue. Sialan, gen Yuan emang menyebalkan!"

--

Cherry terbangun dari tidurnya, ia mendengus kesal saat tau dirinya benar-benar di tinggal sendirian.

"Kakak gak ada akhlak emang."

Cherry pun duduk bersandar pada ranjang, mengumpulkan nyawanya. Ternyata, keheningan tak selamanya menenangkan. Ada moment dimana kita akan membenci keheningan.

Cherry yang bosan memilih untuk mencuci muka. Dia mengambil hoodie hitam, tas selempang rajut, dan kunci motor vespa milik Berry. Dia akan pergi ketempat streetfood night, kurang lebih jaraknya hanya dua puluh menit dari apartemen ini.

Jam masih menunjukkan pukul setengah sembilan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam masih menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Suasana jalanan masih ramai.

Cherry memelankan laju motornya saat melintasi taman. Cukup ramai dan indah. Hingga matanya menyipit, saat melihat sosok tak asing.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang