16.

37.2K 2.9K 22
                                    

Cherry tak menyangka dirinya akan di jemput oleh ketiga sahabatnya secara mendadak. Wajah mereka terlihat panik saat berlari ke arahnya yang sedang makan bersama keluarga Arga.

"Cherryyy!" Teriak Lai, memeluk cherry dengan terisak kecil. "Akhirnya kita nemuin elo, hiks. Gue ta-- takut lo hilang!"

Cherry melongo, menatap mereka bertiga. Cherry menepuk punggung kecil Lai, "Gue gapapa," gumamnya. "Kalian kenapa sih? Kok masih pakai seragam?"

"Ceritanya panjang!" Jawab Gea, "Tante? Kita boleh duduk, gak? Capek." Tanyanya malu-malu.

"Iya. Silahkan, makan juga sama kita, ya... Cherry Jena duduk kita makan." Sambut Dera lembut.

Keheningan menyelimuti mereka, Arga yang biasanya meramaikan suaranya kini terlihat diam. Entah mengapa? Cherry tak ambil pusing.

••¥••

"Dari mana aja kamu?!" Sinis Ara saat berpapasan dengan Cherry yang baru pulang.

"Kepo!" Ketusnya.

Ara menggeram, "Dasar tak punya sopan santun! Sifat ibu sama anak sama saja, murahan." Dumelnya sambil berlalu.

Cherry mendelik menatap kepergian Ara. Tangannya terulur seakan mencekik leher wanita itu.

Baru saja dia akan melangkah, langkahnya terhenti saat berpapsan dengan Darla yang berjalan kearahnya dengan anggun dan cantik.

Puteri solo aja kalah.

"Ngapain lo? Minggir!"

Darla tersenyum polos, "Darla kasian deh sama kak Cherry."

"Najis! Gue gak butuh rasa kasian lo, babi."

Darla melipat kedua tangan di depan dada, "Hidup memang keras kak Cherry. Dan semua adalah 'milik' Darla!"

"Stres lo!" Bentaknya, "Dasar serakah. Tuhan gak tidur, liat aja karma pasti nunggu lo." Setelah mengatakan itu Cherry melangkah pergi dengan angkuh.

Darla menatap sinis Cherry, "Semua adalah milik, Darla! Ingat, Darla! Papa Mama Gala dan harta mereka!"

•••¥•••

Malam minggu kelabu, menjadi Rachel maupun Cherry malam minggu tetap dirumah.

Tak apa, tetap santuy. Selagi stok cemilan dan wifi ada tetap aman.

Cherry turun ke bawah, nampak sepi tak ada kehidupan. Yuan dan Ara pergi keluar kota, kak Berry entah dimana. Cherry sebenarnya ingin menjalin hubungan yang baik dan hangat dengan kakak kembarnya itu, tapi sayang Berry orangnya sangat dingin dan tak tersentuh.

Cherry menghembaskan pantatnya ke sofa besar, mulai membuka snack yang ia rampok dari dapur sambil menatap televisi yang menyiarkan drama China.

Bahagia itu sederhana,

Sambil menonton Cherry memainkan ponselnya. Grup nya tiba-tiba ramai karena Lai seperti biasa tidak jelas.

Ibu jarinya berhenti menekan saat membuka story instagram, matanya menatap datar story Gala yang mengaploud foto Darla yang sedang duduk di depannya di sebuah cafe.

Dan di slide berikutnya Darla yang sedang bersandar di bahu Gala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan di slide berikutnya Darla yang sedang bersandar di bahu Gala.

Cherry menghela, membuang ponselnya. "Prik." Moodnya jadi agak menurun. Kesal sendiri kenapa perasaan asli Cherry begitu dalam dan masih tersisa, kuat sekali.

Bingung harus ngapain sekarang.

Mata Cherry berbinar saat mengingat jika di komplek sebelah ada sebuah taman dan lapangan basket.

Sudah lama dia tidak ohlaraga, bagus dia akan kesana sekarang. Cherry buru-buru mematikan televisi, membuang sampahnya lalu segera ke kamar.

Memakai hoodie hitam serta celana selutut. Tak lupa memasukkan beberapa lembar uang dan ponsel ke saku hoodie.

Cherry pun berencana jalan kali saja, sekalian menghirup udara malam. Sudah lama, dia rindu suasana seperti ini.

Udara malam memang tidak baik untuk kesehatan tubuh, tetapi udara malam juga bisa bikin kita lebih deesh dan tenang.

Setelah sepuluh menit berjalan, Cherry bisa melihat taman komplek yang ramai. Banyak anak-anak yang bermain di sana, hari ini juga malam minggu pasti lebih ramai.

Ternyata lapangan basket sedang di pakai juga, Cherry pun mengurungkan niatnya untuk bermain basket. Kali ini dia akan menonton saja.

Sebelum mendekat, Cherry membeli pentol bakar sekalian sama es boba. Setelah selesai Cherry duduk bangku lapangan, makan sekalian menonton mereka main basket.

Lumayan, cakep-cakep. Membuat senyum Cherry mengembang.

Tangannya bertepuk tangan saat ada cowok paling tinggi di antara mereka melakukan lay up dengan indah.

Dan ternyata tepukannya itu membuat cowok itu menoleh, menatapnya. Cherry jadi malu sendiri. Dia pun segara membuang muka.

Tak terasa sudah dua jam, lapangan mulai sepi. Mereka yang bermain basket juga sudah pulang, tinggal dua orang saja.

Cherry membasahi bibirnya, dengan nekat ia berjalan mendekati dua orang itu. "Hi, maaf ganggu. Boleh pinjam bolanya sebentar?"

•••

Napas Cherry ngos-ngosan, dia rasanya mau pingsan saja Tuhan!

Setelah capek dan keringetan main bola basket dan tanding one by one dirinya terkena apes karena di kejar anjing.

Semua berawal dari Cherry yang menendang batu jalan sembaranga hingga mengenai kepala anjing liar itu.

Cherry berjalan terseok-seok menuju pintu utama. Ingin segera sampai ke kamar tapi kakinya tak kuat menahan bobot tubuhnya hingga akhirnya ia tumbang.
U
Bersendar pada pintu dengan kaki yang selonjoran. "Gilak! Anjing sialan, huh huh huh!" Cherry menelan ludah kasar, mengatur napasnya yang masih berantakan.

Badannya terasa panas dingin. Lemas bestie. Apalagi lukanya belum pulih sepenuhnya.

Saat sedang menenangkan diri ditemani sunyinya malam, ada sebuah benda dingin yang mengusap dahinya dengan tiba-tiba.

"AKHH SETAN!"

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang