07.

43.4K 3.7K 201
                                    

Saat sedang mengunyah makanannya, Cherry teringat akan sesuatu. Matanya melirik sang kepala keluarga yang sedang menyesap kopi.

Cherry berdehem, dia ingin meminta sesuatu kepada ayah baru nya ini.  Yuan kan sangat kaya, pasti permintaannya akan mudah dikabulkan kan?

"Dad?" Panggilnya halus dengan senyuman lebar yang terkesan dipaksakan.

Yuan menyipit curiga dan ngeri dengan senyuman Cherry, "Apa?"

"Daddy kan ganteng uangnya banyak baik dan tidak sombong." Tapi boong, "Beliin Cherry motor ya? Ya ya ya? Pasti di beliin lah, cherry baru kali ini minta sesuatu sama daddy, lho... kalau gak mau di--"

Yuan berdecak, mengusap telinganya. "Kenapa tiba-tiba?"

"Karena Cherry suka banget naik motor!" Jawabnya ngegas tanpa sadar. Membuat mereka terkejut.

"Sejak kapan?"

"Sejak kapan daddy banyak tanya, ih? Pokoknya Cherry mau motor! Vespa matic terbaru warna kuning! Besok harus ada, ya. Kalau gak ada semua mobil Daddy aku rombengin." Cherry bergerak mendekat, meraih tangan Yuan lalu menciumnya, "Cherry berangkat dulu, assalamualaikum."

Cup!

Setelah mencium pipi Yuan Cherry langsung berlari pergi. Setelah sampai di luar gadis itu meludah lalu menggosok bibirnya kasar. Kurang ajar memang.

Yuan, Ara, dan Darla saling lirik dengan tatapan horor.  "Dad, bukannya kak Cherry katolik, ya?" Tanyanya polos.

Yuan memijit keningnya, pusing.  "Anak itu!"

...

Cherry turun dari mobil dengan lesuh, tadi motor yang kemarin dia pinjam tidak ada dan terpaksa dia naik mobil ke sekolah. Cherry melirik Lai yang seperti biasa nongkrong dulu di depan pagar untuk membeli telur gulung.

Lai menoleh, mata mereka bertubrukan. Dengan senyuman lebar Lai mendekat ke arah Cherry sambil mengangkat plastik yang dia bawa seolah sedang berkata, Heh liat nih gue bawa piala!

"Masih pagi lho, Lai. Jangan di biasain makan gorengan tiap hari." Tegur Cherry.

Senyum Lai luntur, "Gaasik lo,  kayak Jena." 

Cherry mengedikkan bahunya acuh, keduanya berjalan dengan aura yang berbeda. Melewati geng Dragonnight yang nongkrong di parkiran mobil.

Cherry berjalan dengan tatapan lurus dan wajah datar, ntah lah dia mendadak badmood.

Keduanya berpapasan dengan Naren dan Dirga. Lai langsung menyeret Cherry dengan cepat menyingkir karena tak mau melihat wajah Naren. Hati Lai masih sakit.

"Eh, tuh dua curut ngapa belok sana? Kelasnya kan lewat sini?" Heran Naren, apalagi melihat wajah masam keduanya.

"Mungkin Lai masih sakit hati sama ucapan lo kemarin?" Tebak Dirga tepat sasaran. "Tapi  tumben banget ya Cherry gak ke bos dulu? Biasanya nempel mulu kek dosa."

Naren mencibir, "Au ah gelap, ke Darla aja yok!"

"Ayok! Pasti tuh anak bawa bekal enak lagi!" Dengan semangat kedua upin ipin itu pun mendekati Darla yang berada di sebelah Gala.

...

Pelajaran ke dua adalah ohlaraga, murid kelas Cherry sedang melakukan pemanasan yang pandu ketua kelas. Guru ohlaraga sedang ada rapat, jadi mereka di bebaskan untuk melakukan ohlaraga masing-masing dengan catatan semuanya harus di lapangan hingga jam pelajaran berakhir.

"Nu! Kurang panas nih pake lagu ngapa biar kita semangat!" Teriak Lai iseng dengan wakah lesuh. Disampingnya ada Cherry yang tak kalah lesuh, hari ini cuaca terasa sangat panas.
Semua murid menyetujui usulan si Laiba. Danu menyuruh temannya untuk mengambil sound speaker di kelas.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang