51

18.4K 1.5K 43
                                    

Part ini gemez menurut gue, hehe.
Happy Reading!

🍒

Jamkos..

Kelas pada berisik, kepala jadi pusing. Biar gak pusing, Cherry memilih untuk menopang dagu dengan kepalan tanggannya dan mulai bernyanyi.

"Ada mak lampir... sedang mengobati pasiennya." Cherry menahan kedut di bibirnya saat Gea dan Lai memicing matanya tajam kearah Cherry.

"Konon katanya... Laiba itu cindo jones."

"HEH! Mulut lo minta gue robek, ya?!" Teriak Lai kencang membuat semuanya menatap gadis itu kesal. Suara cempreng Lai sangat bisa membuat telinga berdarah.

Cherry tertawa renyah, menatap Lai dengan jenaka. "Lagian, kenapa bisa sih Lai... wajah kecil lo itu di pipisin kecoa, huh? Bangke, gue gak bisa berhenti ngakak. Haduh.... cok, cape ketawa!" Cherry terbahak semakin keras sambil memukul mejanya.

Wajah ngilu dan bengkak Lai memerah dengan mata yang memanas. Kesal dan marah, udah kena sial Cherry malah terbahak keras. Hatinya jadi tambah sakit!

Sudah jatuh tertimpa tangga pula!

"Hiks... hiks! Jahat! Lo jahat, asu! Temen lagi sakit malah lo ejek. Hiks... Ge... hiks, Cherry kek tai, Gea! Tailaso jancok asu kon! Diem! Gue ma-- malu! Hiks Huaaa..."

Cherry menutup mulutnya berusaha untuk meredakan tawanya. Tak tega juga lama-lama melihat wajah putih Lai kini sangat merah dan berlinang air mata.

"Cherr, udah anjir gua ngakak liat wajahnya. Merah banget, liat, kayak pantat monyet!" Tegur Gea sambil tertawa tak kalah keras.

Mendengar itu, tangis Lai makin keras. Badan kecil gadis itu makin bergetar hebat dengan dada naik turun. "KALIAN JAHAT JANCOK! MATI AE KONTH**!"

Cherry mengeluarkan tisu dari tas nya, menarik Lai agar mendekat. Dengan lembut tangannya mulai menghapus jejak air mata Lai yang masih terjun bebas dari mata sipitnya yang semakin sipit tak terlihat.

"Udah... udah, kita bercanda. Jangan nangis, nanti seseknya kambuh kita juga yang repot."

Lai masih sesenggukan, menatap kesal Cherry. "Tai! I-- ini juga... ka--karena lo! Hiks,"

"Iya iya... sorry banget deh." Cherry menepuk gemas kepala Lai.

Cherry mendongak, menatap Gea yang duduk di atas meja. "Gue mau ambil obat dulu. Lo jaga nih anak babi."

"CHERRY!"

"Hahahah. Iya-iya, maaf, gue pergi dulu."

Lai menggebrak, "Asu! An-- andai aja dia buka sa-- sahabat gue. Udah gue gorok tuh lehernya. Hiks, kesel banget. Sakit juga. Ini juga kecoanya. Hiks, gasopan main sembarang kencing diwajah glowing gue. Hiks, sial!"

Bahu Gea terguncang, kedua tangannya membungkan bibirnya erat agar tak terlepas tertawa kencang. Takut Lai makin nangis dan gondok. Kan berabe.

--

Cherry mampir ke kantin dulu. Sangat sepi karena jam istirahat masih satu jam lagi. Tapi ada beberapa siswa yang seliweran dengan raut waspada saat membeli jajan di kantin, takut kena amuk guru ataupun osis.

Cherry membeli roti isi strawberry, coklat, dan kacang. Tak lupa susu pisang lima kotak. Setelah selesai, ia kembali melangkah menuju uks guna mengambil obat untuk Lai.

Sepi. Hanya petugas uks saja yang ada. Setelah Cherry mengatakan obat yang dia mau, petugas itu segera mencarikan obat tersebut.

Cherry menoleh saat mendengar langkah kaki terburu-buru. Dia melihat Dirga yang sedang menggendong Darla dengan panik lalu membaringkan gadis itu ke ranjang uks.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang