06.

45.1K 3.4K 167
                                    

Setelah mengobati luka pada bahu Naren, dengan terpaksa gadis itu mengantar Naren pulang. Membonceng pemuda tinggi itu menaiki vespa matic yang dia pinjam diam-diam. Bukan mencuri loh ya,

Naren sendiri dari tadi hanya diam tak seperti biasanya yang sangat suka buang-buang suara. Cherry jadi berpikir, apa segitu sakitnya ya gigitannya tadi?

Motor berhenti saat Naren menepuk-nepuk helmnya cukup kencang. Cherry menoleh sebal, "Apa sih, anying? Yang sopan sama princess!"

Naren turun, berdiri di sampingnya sambil tertawa renyah. Tangan pemuda itu terulur untuk membenahi helm Cherry yang kebesaran dan miring karena ulahnya. "Lebih cocok jadi babu gue daripada princess."

Cherry mendengus, ia menatap sekitar. "Lah, lo tetangga gue?" Kagetnya.

Naren balas mendengus, "Bukannya lo tinggal di kolong jembatan?" Kalau tak pedas ya bukan mulut Naren.

"Serah dah serah. Capek ngomong sama pig celeng kayak lo!" Cherry menghidupkan mesin motor, "Sama-sama." Lalu mengegas motor pergi.

Naren merotasikan matanya malas, melangkah masuk dengan ogah-ogahan. "Dunia oh dunia kenapa kau takdirkan aku jadi anak ganteng. Pangeran Enggres aja minder."

...

Pukul lima sore Cherry bangun dari tidurnya, menggaruk kepala yang terasa gatal. "Eungh, bisa-bisanya gue mimpi di cium Taehyung. Kan ya nyesek kalau tau itu cuma mimpi tapi rasayanya kayak di cium beneran, ih!"

Dengan bibir tertekuk dan lunglai gadis itu menuju kamar mandi.

Cherry memakai kaos besar warna kuning bergambar pisang dengan celana pendek. Merasa lebih segar, kakinya melangkah keluar kamar saat perutnya keroncongan.

Saat di ujung tangga Cherry bisa melihat inti geng Dragonnight beserta Darla sedang berkumpul di ruang tamu. Arisan mungkin? Atau sedang melakukan pemujaan aliran Darla? Ah, sesat sekali mereka.

"Dipikir mansion gue panti asuhan apa nampung orang prik kayak kalian?" Gumamnya sinis, langsung melengos pergi ke dapur.

"Bi, ada makanan apa?"

"Ini lagi buat pasta buat teman-teman non Darla, nona."

Darla lagi Darla lagi.

"Kasih racun aja, bi." Dumelnya tak jelas sambil mengunyah apel.  "Nyusahin aja." Bibi yang mendengar itu hanya meringis.

"Non Cherry mau pasta juga?"

Cherry menggeleng keras, "No no! Masa princess di samain sama gembel. Cherry mau indomi rebus aja bi. Dua bungkus yang soto telurnya juga dua pake cabe sama sayur." Ucapnya sumringah.

"Non yakin? Bukannya non gak pernah makan mie instant murah itu ya?" Ringis Bibi sambil menunduk.

"Masa sih?" Gumamnya merenung, selera orang hedon emang beda kali ya. "Gapapa bi lagi pingin coba. Anterin ke gazebo belakang ya bi, aku tunggu! Sepuluh menit harus jadi, pokoknya selalu dahulukan Cherry daripada anak pungut itu!" Tekannya.

"A-- anak pungut? Siapa kak?"

Cherry menoleh, mendengus melihat mata berkaca-kaca sang adik. "Ya lo lah, masa gue! Sana minggir, princess mau lewat, babu di belakang aja sana!" Mengibaskan rambut panjangnya, Cherry melangkah melewati Darla dengan aura yang tegas.

....

Hidung mungil itu mengendus-endus saat meradakan aromi mie yang menggugah selera. Matanya langsung terbuka dan langsung bangkit dari posisi rebahannya.

"SETAN!" Teriaknya kaget, melihat Gala. "Tck! Ngapain lo? Siniin!" Tangannya terulur, Gala pun memberikan semangkuk mie yang dia bawa untuk Cherry.

"Ngapain masih disini? Sana! Ganggu aja." Gerutunya tak suka. "Malah duduk, ih!"

Sebelah alis lebat Gala terangkat, "Sejak kapan lo makan gak sehat gini?"

Cherry tak menggubris, sibuk makan.

"Cherry."

"Cherry!!"

"Lo denger gue gak, sih?" Desisnya tajam, merebut mangkuk mie tersebut.

"Apaan sih?! Gak jelas banget jadi orang!"

"Lo nyuekin gue! Gue gak suka!"

"Suka-suka gue dong. Balikin!"

"Lo kenapa berubah?" Gala kembali memberikan mangkuk mie tersebut saat mata Cherry terlihat berkilat.

"Hm."

"Jawab atau gue buang makanan lo!" Ancam Gala, tangannya ditepis kasar oleh Cherry saat mau mengambil mangkuk tersebut lagi.

"Pergi aja san, sih. Gue enek liat wajah lo. Benci banget!"

Gala menghembuskan napas lelah, tangannya terulur untuk membersihkan noda kuah di sudut bibir gadis itu. "Udah gede belepotan mulu."

"Jangan sentuh!" Sentaknya, "Mau lo apa sih? Enyah sana ke pelukan pacar lo!"

"Jawab dulu kenapa lo berubah? Sejak kapan juga lo jadi gini?"

Cherry menelan kasar mie nya, menatap acuh tak acuh Gala yang menahan kekesalan. "Sejak lo selingkuh." Jawabnya enteng tapi menusuk. "Udah kan? Pergi sana, jauh-jauh gue benci liat wajah lo! Kita putus aja!" Cherry meminum sirup strawberry dengan datar.

Gala mengepalkan tangannya. Hatinya meradang, dengan secepat kilat pemuda itu membungkam bibir Cherry lalu menghisap bibir bawahnya keras.

Cherry melotot tak percaya,

"Jangan pernah ucapin hal menjijikkan itu! Inget, lo punya gue! Cup!" Sekali lagi Gala mengecup bibir itu lalu bergegas pergi.

"A-- apa? Tunggu," Cherry memijat pangkal hidungnya pusing. "Dia... barusan nyium gue? Seriously?" Sialan! Dia kan berharap di cium Taehyung lagi bukan tuh anak dakjal.

"GALA BERENGSEK!" Teriaknya kesal, melempar gelas kaca ke arah perginya Gala yang kini sudah tak terlihat.  Napasnya memburu dengan wajah yang memerah.

•••

DARLA (Zara Adisthy)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DARLA (Zara Adisthy)

DARLA (Zara Adisthy)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang