"Kak Cherry?"
Sapaan bernada tanya itu membuat Cherry mendongak. Dan langsung tersedak melihat sosok gembe-- Darla dan Gala yang kini berdiri di depannya.
"Mau ngapain lagi nih anak pungut." Gumamnya kesal setelah minum pemberian Lucas.
"Kak Cherry ngapain disini?"
"Buta lo? Gak liat gue lagi makan? Masih aja tanya." Jawaban penuh kengegasan itu membuat Gala menatapnya tajam. Tapi Cherry tak perduli, karena gadis itu kini sibuk makan kembali.
"Papa nyariin. Kenapa kabur? Engga pulang beberapa hari? Kita khawatir." Tanya Darla khawatir dengan suara cukup keras, hingga membuat beberapa pasang mata melihat kearah mereka.
Cherry masih fokus makan, sesekali menyuapi Lucas yang hanya diam dengan wajah datar andalannya.
"Kak! Kak Cherry pul--"
"Berisik!" Sentaknya galak, "Gak usah cari gara-gara sama gue, ya! Belum puas lo gue buat koma. Mau koma lagi lo sekalian gue kirim ke neraka jalur vvvip?!"
Darla tersenrak dengan tubuh yang bergetar ketakutan, berlindung dibalik tubuh tegap Gala.
"Bisa halus dikit? Sejak kapan lo jadi premen kampung?" Sarkasnya tak suka. Matanya semakin menyalang melihat tangan Lucas dengan ringan mengusap saos disudut bibir Cherry.
"Sejak kapan itu jadi urusan lo?" Balas Cherry telak. Meminum rakus bobanya lalu berdiri. "Dasar pasangan gila! Fucking bitch!" Setelah mengatakan itu, Cherry melangkah pergi diikuti Lucas.
"Kak Gala.... Darla salah ya? Darla kan... ha-- hanya pingin kak Cherry pu-- pulang, hiks!" Darla memeluk Gala sambil terisak. Jenis tangisan yang membuat siapa saja iba.
Gala sendiri hanya terdiam. Matanya menatap tak suka punggung Cherry yang menjauh. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Ada perasaan yang tak dia mengerti saat ini. Melihat Cherry pergi bersama cowok lain.
--
Saat ini Cherry sedang duduk bosan di dalam apartemen Berry. Kaka kembarnya itu sedang sekolah meskipun telat setengah jam.
"Skors sialan!" Umpatnya, menendang sofa hitam di depannya.
"Mau bakso.... ah! Eh, seblak aja deh." Dengan senyum mengembang, Cherry bangkit menuju kamar. Memakai jaket levis dan topi cream. Kakinya melangkah keluar kamar menuju nakas, kedua matanya memindai beberapa kunci disana. Tangannya langsung mencomot kunci bandul bebek kuning yang menggemaskan.
Cherry menaiki motot vespa kuning milik Berry dan segera melajukannya membelah jalanan.
Cherry melewati sebuah taman, dan gotcha! Disana ada warung yang menjual seblak prasmanan dimana pembeli mengambil sendiri isiannya.
"Untung ga terlalu ramai." Gumam Cherry sambil melepas helmnya, dua kali dia perg disini dan biasanya warung Seblak Teh Santi ini sangat ramai.
Setelah selesai mengambil isian seblak, Cherry duduk menunggu pesanannya jadi.
Gadis itu menatap sekeliling, "Sial! Godaannya banyak banget." Keluhnya, menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Beli gak ya? Kalau gak beli sayang, kalau beli nanti gue gen-- apa itu gendur? Sorry ga kenal! Bang beli!" Cherry langsung berdiri dan sedetik kemudian berlari menyebrang jalan.
"Mau rasa apa neng?"
"Pisang, atasnya kasih meses yang banyak ya."
"Siap, neng. Langsung dibuat."
Tak lama pesanannya pun jadi, "Makasih bang." Cherry pun kembali berjalan menuju warung seblak.
Gadis itu berhenti karena jalanan yang sedang ramai. Saat memandang sekitar, matanya tak sengaja bersitatap dengan anak kecil yang sedang jongkok sambil menangis sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...