12.

38.2K 3.2K 10
                                    

Hari ini Cherry memutuskan untuk sekolah. Seperti biasa dengan wajah tebal gadis itu memasuki ruang makan, membuat Yuan, Ara, dan Darla yang sedang makan menatapnya.

Cherry mengambil piring, nasi serta lauk. Tanpa basa-basi Cherry makan dengan lahap dan porsi yang besar. Setelah selesai gadis itu langsung melangkah pergi tanpa sepata kata pun. Melirik mereka saja tidak.

"Kak Cherry kenapa, pa? Masih marah ya sama, Darla?" Tanya Darla sendu.

Yuan menggeleng cepat, "Tentu tidak sayang, tidak ada yang akan membenci gadis manis ini. Kesayangan papa."

Mendengar itu Darla tersenyum lebar, memeluk Yuan. Dipalik pelukan itu, Darla tersenyum kemenangan.

Sesampainya di sekolah Cherry langsung masuk, langkahnya melambat saat tiba di lantai dua ada ramai-ramai.

"Ada apa?" Tanyanya penasaran karena melihat Gea yang sedang memarahi seseorang. Bahkan tangan gadis itu sudah menjambak rambut korban.

"Itu, Gea lagu bully mawar! Lo tau gak, padahal kemarin-kemarin geng setan itu udah gak pernah eh jarang membully. Tapi tiga harian ini mereka bully lagi. Menyebalkan!" Ujar siswi itu tanpa tahu jika yang bertanya tadi Cherry.

Cherry menerobos hingga kedepan,

"Dasar jalang! Kampungan! Lo idup itu gak guna! Napas lo aja udah bikin polusi!" Bentak Gea menusuk. Mawar, sang korban sesenggukan di bawah sana.

Cherry melihat Lai yang bersandar pada dinding sambil makan pentol yang berwarna.

Dasar gadis itu! Masih pagi lo ini.

Gea menendang gadis itu setelah puas. Gea menyugar rambutnya lalu menoleh karena merasa diperhatikan detail.

Matanya bertemu dengan mata Cherry yang teduh.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Cherry tersenyum miring.

"HUAHHHHH RATU SETAN GO HOME!" Teriaknya sangat kencang dan tiba-tiba. Membuat semuanya terjengkang kaget termasuk Lai yang langsung batuk-batuk tersedak pentol.

Gea langsung berlari, melompat ke pelukan Cherry. Untung saja Cherry menangkap tubuh gadis itu dengan sigap, kalau tidak pasti keduanya akan terjatuh.

Gea memeluk Cherry sangat kencang. Gadis itu menangis di pelukan sahabatnya. Cherry meringis, lukanya belum sepenuhnya kering dan sembuh.

Cherry heran, dengan kaku tangannya membalas pelukan Gea. Mengusap punggung gadis itu yang bergetar hebat.

"Cherry... mereka jahat." Gumamnya, pelukan Gea semakin erat dengan tangis yang semakin deras. "Papa besok akan menikah, hiks! Sakit."

Cherry menegang,

"Huahhh! Mau peluk juga kayak teletubbies!" Teriak Lai sambil berlari setelah batuknya mereda.

Mata Cherry membola, "Jang--"

BRUAGHHT!

DUG!

"Awshhh, shitt!"

Cherry terjengkang kebelakang dengan tubuh yang tertindihi tubuh Gea dan Lai.

"Anak babi, luka gue! Akh!"

Jena datang dan berdiri tegap di sebelah ketiga sahabatnya yang masih asik rebahan di atas lantai.

Cherry berpikir apa Jena akan ikut menindihinya? Batin Cherry kalut.

Tetapi untung saja Jena menarik tubuh Lai lalu Gea agar menyingkir dari atas Cherry. Jena membantu Cherry untuk duduk.

"Anj! Tubuh gue jadi gepeng pasti." Ringisnya, menggerakkan tubuhnya yang kaku.

Gea dan Lai tertawa melihatnya. Sedangkan Jena hanya diam dengam datar.

Tak jauh dari mereka ada inti geng Dragonnight, mereka menyaksikan kejadian pembullyan hingga kekonyolan geng pembully itu.

Mereka mencoba untuk menahan tawa saat Cherry terjengkang kebelakang.

Gala sendiri sudah mengulum bibirnya rapat-rapat. Disampingnya, ada Darla yang mengepalkan tangannya. Karena kehadiran Cherry membuat perhatian mereka tertuju kepada gadis itu bukan kepadanya.

Tiba-tiba salah satu dari mereka nyeletuk, "Bos, tuh anak udah nongol. Kita jadi balas dendam, kan?"

Mendengar itu mata Darla berbinar.

Gala terdiam,

"Jadi kan, Bos? Gak mungkin dong kita biarin dia gitu aja."

Gala menghela, mengangguk singkat.

"Kita labraknya sekarang gimana, bos? Keburu tuh cewek kabur."

"Nanti," balas Gala lalu melangkah pergi di ikuti semua gengnya yang bersorak riang tak sabar membuat Cherry menderita.

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang