"Lo ambil barang apa sih? Lama banget." Gerutu Cherry saat melihat Berry menutup bagasi mobil.
Berry menoleh, membahasi bibir bawahnya. "Nanti juga lo tau."
"Tinggal bilang aja apa su-- bentar fans jablay gue telfon." Cherry mengangkat telfon dari grup.
Terdengar Gea yang menangis sesenggukan. Disusul suara kesal Laiba.
"Kenapa? Gea lo nangis?"
"Bukan, suara ketut itu." Ketus Lai disusul suara gemrisik.
"Ge? Lo kenapa?" Tanya Cherry sabar.
"Hiks.. cherry, hubungan gue gak direstui. Gimana dong... gue cin-- cinta sama dia. Hiks. Huaaa"
"MAKANNYA CARI YANG SEIMAN!" Teriak Lai "Dibilangin ngeyel, sih!"
"Lo pms? Kenapa jahat banget, hiks. Minta gue jambak tuh mulut, hiks."
"Bangsa-- Awwww! Iya iya maaf bunda maaf iya ini dimatiin telfonnya. Heran, posessif banget jadi emak!"
"Hiks hiks.... gimana, anjir, gue masa harus pisah? Tapi baru aja ngerayain anniversery dua minggu, hiks."
Terdengar dengusa Lai diseberang sana, "Gue lagi sembahyang, goblok. Besok aja di sekolah dibahas, bunda gue udah mau makan gue tatapannya."
"Tumben banget lo sembahyang." Celetuk Cherry. "Lebay banget lo, seminggu sekali ngerayain anniv?"
"Hiks, namanya juga cinta."
"Tapi beda Tuhan! Sad banget lo." Sahut Lai, "Heh, sempak batman alias Cherry. Setiap minggu gue sembahyang ya, emang lo?! Gak pernah sembahyang."
"Astaughfirulloh, mulut lo kok bener sih? Iya, mulai besok gue bakal sembahyang setiap hari. Sholat lima waktu!"
Hening~
"Halo." Terdengar suara berat Jena yang tiba-tiba masuk.
"Bodoh, sat! Mau login lo? Dah lah gue matiin dulu. Bye epribadeh!"
Tuttt~
"Kenapa gue tinggallllll! Hiks, Jena~"
Tutttt,
Jena memutuskan panggilan.
"Huaaaahhh! Cherr--"
Tutttt.
Sambungan terputus Cherry mematikan ponselnya karena Berry menyuruhnya masuk mobil.
Poor Gea.
--
"Kak?"
Panggilan Cherry membuat Berry melirik gadis itu sekilas, fokus menyetir mobil. "Hm?"
Cherry menggigit bibir bawahnya, mengingat Laiba yang mengatakan Bunda membuatnya penasaran dengan sosok ibu Cherry. "Ma-- ma... kenapa kita gak pernah ngunjungi makam mama?" Tanyanya takut.
Berry mematung mendengar pertanyaan adiknya itu, kedua tangannya yang tak sadar mencengkram erat setir perlahan melonggar. Cukup lama Berry ribut dengan isi otaknya hingga gadis itu menghela panjang.
"Kata papa... Mama meninggal kan? Tapi kenapa sampai saat ini kita gak pernah tau dimana letak makam mama?" Cherry berusaha mengulik ingatan asli Cherry, karena dinovel pun seingatnya tak pernah diberi tau bagaimana rupa mamanya dan dimana makam almarhum.
"Kenapa tiba-tiba bahas mama?" Tanya Berry datar, mengklakson mobil saat ada motor yang tiba-tiba berhenti mendadak.
"Tiba-tiba kepikiran aja." Bahu Cherry luruh, menatap jalanan dengan pandangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
Fantasy17+ Gadis itu bernama Rachel, semua orang sangat memuji otaknya yang sangat cerdas dan parasnya yang cantik dengan senyuman yang seindah sunflower. Hingga suatu kejadian merubah segalanya, Rachel di lecehkan, diperkosa, disiksa, dan dia hamil.... R...